Pertamina Hulu Energi Siap Garap Blok Melati, Eksplorasi Mulai Februari 2025

Direktur Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhammad Arifin mengungkap rencana terdekat dalam proses garapan itu. Yakni melalui studi lanjutan hinhha eksploasi pengeboran pada awal Februari 2025 nanti.

oleh Arief Rahman H diperbarui 25 Jan 2025, 16:30 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 16:30 WIB
Blok Migas Melati
Penandatanganan Perjanjian Operasi Bersama Wilayah Kerja (WK) Melati antara PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM) bersama dengan mitra konsorsiumnya yaitu SIEI MELATI LIMITED (SIEIML) dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V. (KUFPEC). (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi bersiap menggarap Wilayah Kerja Melati (WK) Melati di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Proses eksplorasi awal rencananya dimulai pada Februari 2025 mendatang.

Rencana tersebut jadi bagian penandatanganan Perjanjian Operasi Bersama Wilayah Kerja (WK) Melati. Ini dilakukan PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM) bersama dengan mitra konsorsiumnya yaitu SIEI MELATI LIMITED (SIEIML) dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V. (KUFPEC).

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Hulu Energi Rachmat Hidajat menyampaikan PHE selalu melakukan upaya terbaik dalam mengelola WK migas diantaranya melalui penandatanganan JOA WK Melati.

"Jajaran Direksi dan Komisaris PHE melihat WK Melati ini memiliki prospek dan berharap mampu untuk mendukung visi Pertamina dalam pemenuhan swasembada energi dan pengembangan energi berkelanjutan. Semoga dengan ditandatanganinya JOA WK Melati kegiatan operasional bisa berjalan lancar ke depannya sehingga bisa menghasilkan temuan hidrokarbon yang fantastik," ujar Rachmat, mengutip keterangan resmi, Sabtu (25/1/2025).

Direktur PHESM Muhammad Arifin mengungkap rencana terdekat dalam proses garapan itu. Yakni melalui studi lanjutan hinhha eksploasi pengeboran pada awal Februari 2025 nanti.

"Awal Februari mendatang harapannya kami selaku Operator WK Melati sudah mulai melakukan studi lanjutan, survei seismik, aktivitas eksplorasi dan pengeboran untuk memastikan temuan minyak atau gas bumi," ujar Arifin.

Sementara itu, dua mitra Pertamina di Konsorsium WK Melati, KUFPEC dan SIEIML mengapresiasi kerja sama yang solid di antara para mitra kerja. Country Manager KUFPEC Indonesia Sara Al-Baker menyampaikan bahwa dengan ditandatanganinya JOA WK Melati diharapkan dapat memperlancar kegiatan operasi di WK Melati sehingga dapat diperoleh temuan hidrokarbon yang besar.

Direktur SIEIML Qin Shenggao juga menuturkan bahwa harapannya di WK Melati akan ditemukan hidrokarbon yang bisa dikomersialkan. "Kami akan mendukung penuh proyek ini bersama dengan KUFPEC" ujar Qin.

 

WK Melati

Blok Melati
Penandatanganan Perjanjian Operasi Bersama Wilayah Kerja (WK) Melati antara PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM) bersama dengan mitra konsorsiumnya yaitu SIEI MELATI LIMITED (SIEIML) dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V. (KUFPEC). (Dok Pertamina)... Selengkapnya

WK Melati merupakan hasil Penawaran Langsung Indonesia Petroleum Bidding Round (IPBR) Tahap 1 tahun 2024 dengan Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) WK Melati telah ditandatangani antara SKK Migas dengan Konsorsium WK Melati, pada tanggal 14 Oktober 2024 dan berlaku efektif 24 Oktober 2024.

Pada saat yang sama, Konsorsium WK Melati juga menandatangani Key Terms Perjanjian Operasi Bersama atau Key Terms Joint Operating Agreement (JOA) terkait teknis kerjasama pengelolaan dan pengoperasian WK Melati yang telah disepakati.

PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM) akan menjadi Operator WK Melati yang memiliki skema cost recovery dan mencakup luas wilayah kerja 8.453,7 Km2 dengan nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 12,7 juta berupa pelaksanaan kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 200 Km2 Seismik 3D, 250 Km Seismik 2D dalam tiga tahun ke depan.Produksi Minyak PHE

Sebelumnya, Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus berupaya menyukseskan swasembada energi yang dicanangkan oleh pemerintah dalam 8 program Asta Cita. Upaya ini dilakukan dengan meningkatnya realisasi produksi minyak dan gas bumi dari Subholding Upstream Pertamina Grup.

 

Produksi Rata-rata

Blok Melati
Penandatanganan Perjanjian Operasi Bersama Wilayah Kerja (WK) Melati antara PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM) bersama dengan mitra konsorsiumnya yaitu SIEI MELATI LIMITED (SIEIML) dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V. (KUFPEC). (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Sepanjang tahun 2024, Subholding Upstream Pertamina Grup mencatatkan produksi rata-rata dalam setahun sebesar 556 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan gas bumi 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Pencapaian produksi ini merupakan kontribusi dari 5 regional yang berada di wilayah kerja operasional Subholding Upstream.

Untuk pencapaian produksi minyak, Regional 1 (Sumatra) menyumbang angka produksi sebesar 203 ribu barel minyak per hari (BOPD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 54 ribu BOPD; Regional 3 (Kalimantan) 58 ribu BOPD; Regional 4 (Indonesia Timur) 85 ribu BOPD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) sebesar 156 ribu BOPD.

Sedangkan untuk pencapaian produksi gas bumi, Regional 1 (Sumatra) menyumbang angka produksi sebesar 823 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 356 MMSCFD; Regional 3 (Kalimantan) 622 MMSCFD; Regional 4 (Indonesia Timur) 653 MMSCFD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) 375 MMSCFD.

 

Kejar Swasembada Energi

Guna mendukung swasembada energi nasional, Subholding Upstream Pertamina secara intensif melakukan kegiatan bor pengembangan, work over (WO) dan well intervention well services (WIWS). Hingga akhir Desember 2024 jumlah bor pengembangan yang berhasil diselesaikan mencapai 814 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 801 sumur.

Sementara jumlah sumur work over yang berhasil diselesaikan hingga akhir tahun 2024 sebanyak 919 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 844 sumur. Sedangkan untuk pengerjaan well intervention well services (WIWS), hingga akhir 2024 jumlahnya mencapai 33.687 pekerjaan atau meningkat dibandingkan pencapaian tahun 2023 sebanyak 31.686 pekerjaan.

Selain itu, telah dilakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan angka produksi. Pengembangan hasil reinterpretasi subsurface baru seperti yang dilakukan di Gunung Kemala dengan average initial production 735 BOPD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya