Hingga awal 2003, kebab masih asing bagi telinga dan lidah orang Indonesia. Pasangan muda asal Surabaya Hendy dan Nilamsari Setiono bermimpi mempopulerkan kebab ke seluruh Indonesia melalui produk yang mereka ciptakan yaitu Kebab Turki Baba Rafi.
Kini, Kebab Turki Baba Rafi genap berusia 10 tahun dan telah memiliki lebih dari 1.200 outlet di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.
"Kami ingin terus menjadi The World's Biggest Kebab Chain, menjadi pioneer dan bersaing dengan merek-merek besar di dalam dan luar negeri. Visi-misi kami jelas, menjadikan Kebab Turki Baba Rafi merek lokal yang bukan hanya go international, tapi sukses dan berpengaruh di pasar dunia," kata pendiri dan CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/9/2013).
Setelah memiliki 23 outlet di Malaysia dan 7 outlet di Filipina, Hendy menyatakan perseroan akan memperluas eksistensi di negara-negara Asia lainnya dan menembus pasar Timur Tengah. Di Eropa, outlet pertama Kebab Turki Baba Rafi akan dibuka di Belanda dalam 3-5 bulan mendatang, kemudian bergulir hingga dibuka masing-masing 20 outlet di Belanda, Jerman, Belgia dan Inggris.
"Bulan ini, tim Kebab Turki Baba Rafi akan berangkan ke Belanda untuk persiapan final. Kami ingin mencapai 4.000 outlet dalam lima tahun ke depan, baik di Indonesia maupun memperluas eksistensinya di tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Timur Tengah," papar dia.
Menurut Hendy, peluang pasar waralaba kebab di dalam negeri dan luar negeri masih sangat besar. Apalagi masyarakat sudah mengenal makanan kebab, minat berwirausaha pun makin berkembang hingga dan memiliki investasi franchise adalah salah satu yangjadi pilihan berusaha.
Ekspansi
Berawal dari Kebab Turki Baba Rafi, bisnis Hendy dan Nilam pun telah berkembang, mereka mendirikan perusahaan induk bernama: Baba Rafi Enterprise yang menaungi bisnis waralaba Ayam Bakar Mas Mono dan Bebek Garang - dua usaha kuliner yang sebelumnya sukses dikelola seorang pebisnis, namun kemudian bergabung dengan Baba Rafi Enterprise untuk dikembangkan dengan
konsep waralaba.
Berkat tangan dingin Hendy dan Nilam serta sistem dan tim yang solid, Ayam Bakar Mas Mono berkembang dari 5 outlet yang dimiliki dan dioperasikan sendiri, kini telah memiliki 60 cabang, 38 di antaranya dimiliki investor, termasuk 1 outlet di Malaysia, sementara Bebek Garang
berkembang dari 5 outlet yang dimiliki dan dioperasikan sendiri.Â
"Baba Rafi Enterprise juga mengembangkan sebuah makanan lokal yang potensial asal Yogyakarta yaitu Cokro Tela Cake," tutur dia.
Keberhasilan Kebab Turki Baba Rafi selama 10 tahun ini dan kiprahnya mengembangkan merek-merek kuliner lokal lainnya merupakan pembuktian bahwa merek lokal Indonesia bisa menembus dan sukses di pasar internasional, serta semakin memacu kreativitas dan motivasi para pengusaha lokal untuk menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing di skala internasional. (Ndw)
Kini, Kebab Turki Baba Rafi genap berusia 10 tahun dan telah memiliki lebih dari 1.200 outlet di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.
"Kami ingin terus menjadi The World's Biggest Kebab Chain, menjadi pioneer dan bersaing dengan merek-merek besar di dalam dan luar negeri. Visi-misi kami jelas, menjadikan Kebab Turki Baba Rafi merek lokal yang bukan hanya go international, tapi sukses dan berpengaruh di pasar dunia," kata pendiri dan CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/9/2013).
Setelah memiliki 23 outlet di Malaysia dan 7 outlet di Filipina, Hendy menyatakan perseroan akan memperluas eksistensi di negara-negara Asia lainnya dan menembus pasar Timur Tengah. Di Eropa, outlet pertama Kebab Turki Baba Rafi akan dibuka di Belanda dalam 3-5 bulan mendatang, kemudian bergulir hingga dibuka masing-masing 20 outlet di Belanda, Jerman, Belgia dan Inggris.
"Bulan ini, tim Kebab Turki Baba Rafi akan berangkan ke Belanda untuk persiapan final. Kami ingin mencapai 4.000 outlet dalam lima tahun ke depan, baik di Indonesia maupun memperluas eksistensinya di tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Timur Tengah," papar dia.
Menurut Hendy, peluang pasar waralaba kebab di dalam negeri dan luar negeri masih sangat besar. Apalagi masyarakat sudah mengenal makanan kebab, minat berwirausaha pun makin berkembang hingga dan memiliki investasi franchise adalah salah satu yangjadi pilihan berusaha.
Ekspansi
Berawal dari Kebab Turki Baba Rafi, bisnis Hendy dan Nilam pun telah berkembang, mereka mendirikan perusahaan induk bernama: Baba Rafi Enterprise yang menaungi bisnis waralaba Ayam Bakar Mas Mono dan Bebek Garang - dua usaha kuliner yang sebelumnya sukses dikelola seorang pebisnis, namun kemudian bergabung dengan Baba Rafi Enterprise untuk dikembangkan dengan
konsep waralaba.
Berkat tangan dingin Hendy dan Nilam serta sistem dan tim yang solid, Ayam Bakar Mas Mono berkembang dari 5 outlet yang dimiliki dan dioperasikan sendiri, kini telah memiliki 60 cabang, 38 di antaranya dimiliki investor, termasuk 1 outlet di Malaysia, sementara Bebek Garang
berkembang dari 5 outlet yang dimiliki dan dioperasikan sendiri.Â
"Baba Rafi Enterprise juga mengembangkan sebuah makanan lokal yang potensial asal Yogyakarta yaitu Cokro Tela Cake," tutur dia.
Keberhasilan Kebab Turki Baba Rafi selama 10 tahun ini dan kiprahnya mengembangkan merek-merek kuliner lokal lainnya merupakan pembuktian bahwa merek lokal Indonesia bisa menembus dan sukses di pasar internasional, serta semakin memacu kreativitas dan motivasi para pengusaha lokal untuk menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing di skala internasional. (Ndw)