BI Minta Masyarakat Makan Cabai Kering Saja, Kenapa?

BI ingin masyarakat mengubah pola konsumsi cabai mereka, dari semula cabai segar menjadi cabai olahan.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Okt 2013, 19:45 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2013, 19:45 WIB
harga-cabai130406b.jpg
Bank Indonesia (BI) ingin masyarakat mengubah pola konsumsi cabai mereka, dari semula cabai segar menjadi cabai olahan. Hal ini mengingat cabai merupakan salah satu komoditas yang memiliki fluktuasi harga yang tinggi.

"Perilaku inflasi volatile food sejak 2006, termasuk cabai cenderung persisten dan lebih tinggi dari inflasi kelompok inti," ujar Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM BI Eni V Panggabean di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2013).

Dia mengatakan, kenaikan harga cabai segar terutama disebabkan terganggunya pasokan akibat faktor musim. Di mana, saat distribusi pengiriman cabai kurang lancar, permintaan justru meningkat.

"Tetapi pada saat panen terjadi over supply, sehingga pasokannya tidak terserap pasar, sebaliknya pada musim kering harganya meningkat," lanjut dia.

Sementara itu dari sisi permintaan, perilaku masyarakat yang biasa mengkonsumsi cabai segar menyebabkan permintaan cabai di periode tertentu seperti Lebaran, puasa dan tahun baru meningkat sehingga menyebabkan fluktuasi harga cabai.

Untuk itu, lanjut Eni, BI akan mengupayakan cara menginisiasi program dengan tujuan mendorong masyarakat berinovasi dengan mengolah cabai segar serta melakukan edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan produk-produk cabai olahan sebagai antisipasi saat pasokan cabai berkurang dengan harga yang tinggi. (Dny/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya