Hatta: Jangan Pernah Berpikir Kebijakan RI Tergantung Negara Lain

Pemerintah menilai penundaan tapering off stimulus AS juga akan membuat ekonomi negara berkembang akan semakin baik.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Okt 2013, 16:20 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2013, 16:20 WIB
hatta-rajasa-pemda-130702b.jpg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa terlihat sumringah ketika dikonfirmasi mengenai kenaikan pagu utang Amerika Serikat (AS) yang telah disetujui Kongres sebesar US$ 16,7 triliun.

Namun Hatta menyatakan apapun kebijakan yang dibuat AS tak lantas memicu persepsi bahwa kebijakan pemerintah Indonesia tergantung pada negara lain.

"Bagus kalau debt ceiling meningkat, artinya spending (pengeluaran)-nya meningkat," ujarnya usai Pembukaan Indonesia Quality Expo di JCC, Kamis (17/10/2013),

Persetujuan kenaikan plafon utang AS akan semakin sempurna jika bank sentral AS (The Federal Reserve) akhirnya memutuskan penghentian stimulus (tapering off) tidak dilakukan dalam waktu dekat.

"Kalau tapering off atau quantitative easing tidak dilakukan dalam waktu dekat, untuk negara berkembang akan sangat baik," tuturnya.

Di sisi lain, Hatta mengatakan, penundaan juga akan berdampak positif bagi nilai tukar mata uang Indonesia dan negara berkembang lain.

"Tentu akan bagus bagi currency negara-negara emerging seperti Indonesia. Tapi ingat, jangan terlalu menggantungkan ke hal-hal yang seperti itu atau jangan pernah berpikir kebijakan Indonesia tergantung negara lain," tutur dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senat AS memutuskan untuk mengakhiri penghentian sementara operasional pemerintah (shutdown) yang telah berlangsung lebih dari dua minggu dan sepakat menaikkan batas utangnya.

Meski sudah berakhir, perusahaan jasa keuangan AS Standard & Poor's menilai aksi shutdown tersebut membuat AS rugi hingga US$ 24 miliar atau setara Rp 263,28 triliun (kurs: Rp 10.970 per dolar AS). (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya