Kontrak PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Siak, Riau, akan berakhir 27 November 2013. Namun, pemerintah belum juga memutuskan nasib pengelolaan lapangan minyak itu selanjutnya.
Lalu apa yang terjadi jika pemerintah belum juga memutuskan kontrak itu hingga tenggat waktu yang ditentukan?
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro, menuturkan pihaknya akan menutup sementara Blok Siak jika belum ada keputusan dari pemerintah hingga tengat waktu yang ditentukan.
"Chevron tidak bisa melakukan kegiatan produksi karena izinnya saat itu sudah habis. Kalau tetap melakukan kegiatan, dia (Chevron) jadi penambang gelap," kata Elan saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (19/10/2013).
Ketika blok siak ditutup secara otomatis akan berdampak pada berkurangnya produksi minyak nasional. Data Direktorat Jenderal Migas menyebutkan saat ini produksi minyak di Blok Siak pada akhir 2012 mencapai 1.600 hinga 2.000 barel per hari.
Elan menyatakan, pihaknya telah mengirimkan surat rekomendasi soal kelanjutan pengelolaan Blok Siak ke Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kini, semua keputusan ada di tangan Menteri ESDM apakah akan melanjutkan kontrak Chevron di Blok Siak atau mengakhirinya. (Ndw)
Lalu apa yang terjadi jika pemerintah belum juga memutuskan kontrak itu hingga tenggat waktu yang ditentukan?
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro, menuturkan pihaknya akan menutup sementara Blok Siak jika belum ada keputusan dari pemerintah hingga tengat waktu yang ditentukan.
"Chevron tidak bisa melakukan kegiatan produksi karena izinnya saat itu sudah habis. Kalau tetap melakukan kegiatan, dia (Chevron) jadi penambang gelap," kata Elan saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (19/10/2013).
Ketika blok siak ditutup secara otomatis akan berdampak pada berkurangnya produksi minyak nasional. Data Direktorat Jenderal Migas menyebutkan saat ini produksi minyak di Blok Siak pada akhir 2012 mencapai 1.600 hinga 2.000 barel per hari.
Elan menyatakan, pihaknya telah mengirimkan surat rekomendasi soal kelanjutan pengelolaan Blok Siak ke Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kini, semua keputusan ada di tangan Menteri ESDM apakah akan melanjutkan kontrak Chevron di Blok Siak atau mengakhirinya. (Ndw)