Liputan6.com, Hong Kong - Seorang aktris asal Hong Kong, Li Tianzong, mendapat sorotan tajam setelah membagikan rutinitas ketat putrinya yang baru berusia empat tahun.
Disebut sebagai “monster parent” dan “tiger mum” oleh warganet, Li mengungkap bahwa sang putri, Amber, menjalani hari-hari padat dengan menghadiri dua taman kanak-kanak, makan dan tidur di dalam mobil, hingga menggunakan toilet portabel saat di perjalanan.
Baca Juga
Mengutip SCMP, Minggu (6/4/2025), Li Tianzong (37), atau yang dikenal secara daring sebagai Lena, merupakan mantan finalis kontes Miss Hong Kong dan pernah membintangi beberapa drama produksi TVB, termasuk ICAC Investigators 2024 dan The Invisibles. Ia kini menikah dengan seorang sutradara film asal Tiongkok daratan, dan kerap membagikan keseharian bersama anaknya kepada lebih dari 16.000 pengikutnya di media sosial.
Advertisement
Untuk mengakomodasi aktivitas Amber, Li membeli mobil tujuh penumpang guna melakukan enam kali perjalanan harian antara rumah mereka di Yuen Long dan dua taman kanak-kanak di Kowloon Tong. Amber bersekolah di Christ Church Kindergarten untuk pendidikan berbahasa Inggris dan Hong Kong Soka Kindergarten untuk memperkuat kemampuan berbahasa Kanton.
Li menyebut bahwa kedua sekolah berada dalam jarak yang dekat sehingga waktu perjalanan tidak terlalu lama.
Rutinitas dimulai pukul 07.30 pagi, dengan Amber menyikat gigi, berganti pakaian, dan sarapan di dalam mobil. Setelah menyelesaikan kelas pagi, ia makan siang dan tidur siang di mobil sebelum melanjutkan ke sekolah kedua.
Bahkan untuk memudahkan kebutuhan, Li juga menyediakan toilet portabel di dalam kendaraan.
Kegiatan di Luar Sekolah Formal
Selain pendidikan formal, Amber juga belajar bermain alat musik tradisional pipa dan piano dari neneknya. Sementara itu, Li sendiri membimbing anaknya dalam latihan deklamasi dan tari.
Namun, pendekatan ketat ini menuai kritik. Banyak warganet mempertanyakan apakah Amber benar-benar menikmati rutinitas tersebut. “Dia baru empat tahun, tapi jadwalnya sepadat orang dewasa,” komentar seorang pengguna media sosial. “Anak itu menderita, kehilangan masa kecilnya,” tulis yang lain.
Menanggapi kritik, Li menegaskan bahwa Amber senang bersekolah di dua tempat dan menganggap pengalaman tersebut sebagai hal yang berharga.
"Saya tidak bangga, tapi setiap orang tua punya pendekatan masing-masing. Jika pun tidak setuju, saya harap Anda tetap bisa menghargainya," ujarnya.
Di luar jadwal yang padat, Li tetap menyempatkan waktu untuk bersantai bersama anaknya, seperti mengunjungi kebun binatang dan taman hiburan di Zhuhai, Provinsi Guangdong.
Menurut Li, usaha mereka telah membuahkan hasil. Ia membagikan prestasi Amber yang baru-baru ini memenangkan lomba deklamasi Mandarin serta memperoleh sertifikat tingkat tinggi untuk kemampuan bahasa Mandarin dan Inggris.
"Usaha tidak mengkhianati hasil. Anak-anak yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkembang akan terus menjadi lebih baik," tulis Li di media sosial.
Beberapa warganet memberikan dukungan, menyebut bahwa persaingan pendidikan anak saat ini memang ketat.
"Selama keinginan anak tetap dihormati, tak ada yang salah dari kerja keras bersama," kata seorang pengguna.
Model “tiger parenting” yang populer di Tiongkok kerap menjadi sorotan karena mengedepankan disiplin tinggi dan pencapaian. Meski dinilai efektif oleh sebagian orang, pendekatan ini juga dikhawatirkan bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kemampuan sosial anak.
Advertisement
