Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) menilai penundaan pemangkasan angka nol pada mata uang rupiah alias redenominasi yang dilakukan pemerintah bukan masalah besar.
"Redenominasi perlu dilakukan, tapi tidak terlalu mendesak ya. Karena ada hal yang lain lebih mendesak, jika dibandingkan permasalahan redenominasi tersebut," ujar Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono seperti ditulis Kamis, (31/10/2013).
Menurut dia, saat ini pemerintah harus memikirkan permasalahan lain, seperti impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus menerus naik sehingga berdampak pada kenaikan inflasi.
Selain impor BBM, hal yang patut diperhatikan lain yakni neraca perdagangan agar tidak terus menerus menimbulkan defisit perdagangan.
Sigit menjelaskan, sejak dulu jika pemerintah mau menunda atau melaksanakan rencana redenominasi itu tidak bermasalah buat pihak perbankan.
Namun sangat disayangkan, jika rencana redenominasi jadi terlaksana karena melihat beberapa negara sudah melakukan redenominasi.
"Penulisan nolnya terlalu panjang, saat ini sudah banyak yang mendesak agar redenominasi terjadi," tegasnya.
Lanjut Sigit, penundaan boleh saja terjadi, karena langkah ini merupakan rencana jangka panjang. Namun yang menjadi masalah, jika penundaan itu sampai tahun-tahun berikutnya. "Tunda boleh, tapi jangan sampai nggak jadi redenominasi itu," tutup Sigit. (Dis/Nur)
"Redenominasi perlu dilakukan, tapi tidak terlalu mendesak ya. Karena ada hal yang lain lebih mendesak, jika dibandingkan permasalahan redenominasi tersebut," ujar Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono seperti ditulis Kamis, (31/10/2013).
Menurut dia, saat ini pemerintah harus memikirkan permasalahan lain, seperti impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus menerus naik sehingga berdampak pada kenaikan inflasi.
Selain impor BBM, hal yang patut diperhatikan lain yakni neraca perdagangan agar tidak terus menerus menimbulkan defisit perdagangan.
Sigit menjelaskan, sejak dulu jika pemerintah mau menunda atau melaksanakan rencana redenominasi itu tidak bermasalah buat pihak perbankan.
Namun sangat disayangkan, jika rencana redenominasi jadi terlaksana karena melihat beberapa negara sudah melakukan redenominasi.
"Penulisan nolnya terlalu panjang, saat ini sudah banyak yang mendesak agar redenominasi terjadi," tegasnya.
Lanjut Sigit, penundaan boleh saja terjadi, karena langkah ini merupakan rencana jangka panjang. Namun yang menjadi masalah, jika penundaan itu sampai tahun-tahun berikutnya. "Tunda boleh, tapi jangan sampai nggak jadi redenominasi itu," tutup Sigit. (Dis/Nur)