Mobil ramah lingkungan atau eco car yang diproduksi produsen otomotif di Thailand dinilai tidak akan mengancam penjualan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang mulai diproduksi oleh beberapa produsen otomotif asal Jepang di Indonesia.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito mengatakan, eco car yang diproduksi di Thailand jauh berbeda dengan jenis mobil LCGC di Indonesia.
"Tidak kalau itu berbeda, eco car di sana tidak mirip dengan mobil harga terjangkau (LCGC) yang diproduksi disini," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Kamis (12/12/2013).
Noegardjito menjelaskan, program mobil rendah emisi gas buang atau low carbon emition sendiri memiliki dua kelompok. Pertama kelompok mobil dengan harga terjangkau seperti LCGC yang mulai dikembangkan di Indonesia. Sedangkan kedua, kelompok low carbon yang menggunakan bahan bakar seperti gas, hybrid, advand diesel.
"Nah kalau yang diproduksi di sana itu tidak mungkin murah karena kalau yang namanya eco car kelompok kedua tidak mungkin harganya murah," jelasnya.
Selain itu menurut Noegardjito, keringanan pajak yang diterapkan di Thailand untuk penjualan mobil eco car ini juga tidak sepenuhnya bebas pajak. "Itu juga tidak 100%, tergantung jenisnya lagi. Kalau dengan mesin 20 kilometer (km) per liter itu diskon cuma 25%. Kalau yang di atas 20 km-28 km per liter itu 50% dan kalau diatas 28 km per liter itu 75%," katanya.
Meski demikian Noegardjito juga mengatakan, eco car tersebut bisa saja menjadi ancaman bagi LCGC asal Indonesia jika produsen di Thailand berani membuat mobil eco car dengan harga yang tidak jauh dari harga jual LCGC di Indonesia.
"Iya tapi itu juga bisa saja," tandasnya. (Dny/Ahm)
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito mengatakan, eco car yang diproduksi di Thailand jauh berbeda dengan jenis mobil LCGC di Indonesia.
"Tidak kalau itu berbeda, eco car di sana tidak mirip dengan mobil harga terjangkau (LCGC) yang diproduksi disini," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Kamis (12/12/2013).
Noegardjito menjelaskan, program mobil rendah emisi gas buang atau low carbon emition sendiri memiliki dua kelompok. Pertama kelompok mobil dengan harga terjangkau seperti LCGC yang mulai dikembangkan di Indonesia. Sedangkan kedua, kelompok low carbon yang menggunakan bahan bakar seperti gas, hybrid, advand diesel.
"Nah kalau yang diproduksi di sana itu tidak mungkin murah karena kalau yang namanya eco car kelompok kedua tidak mungkin harganya murah," jelasnya.
Selain itu menurut Noegardjito, keringanan pajak yang diterapkan di Thailand untuk penjualan mobil eco car ini juga tidak sepenuhnya bebas pajak. "Itu juga tidak 100%, tergantung jenisnya lagi. Kalau dengan mesin 20 kilometer (km) per liter itu diskon cuma 25%. Kalau yang di atas 20 km-28 km per liter itu 50% dan kalau diatas 28 km per liter itu 75%," katanya.
Meski demikian Noegardjito juga mengatakan, eco car tersebut bisa saja menjadi ancaman bagi LCGC asal Indonesia jika produsen di Thailand berani membuat mobil eco car dengan harga yang tidak jauh dari harga jual LCGC di Indonesia.
"Iya tapi itu juga bisa saja," tandasnya. (Dny/Ahm)