Liputan6.com, Jakarta - Cukup banyak restoran Thailand ditemui di Jakarta. Tapi, Noya menggunakan konsep berbeda dalam melayani tamunya, yakni dengan konsep all you can eat untuk menyantap aneka panggangan dan hotpot. Pendiri Noya, Alex Rumondor menjelaskan restoran Thailand premiumnya menggunakan alat panggang dan hotpot khas Thailand untuk memberi sensasi makan berbeda.
"Thai hotpot premium memiliki diameter pot sebesar 53 cm yang dipilih untuk memberikan kenyamanan tanpa mengurangi luas meja. Ketebalan pot yang terbuat dari tembaga juga memastikan pemanasan merata. Kami menyiapkan semua ini selama setahun," katanya kepada Lifestyle Liputan6.com di Jakarta pada Jumat, 6 Desember 2024.
Advertisement
Saya turut menjajal pengalaman bersantap di Noya. Pertama-tama, kami diminta untuk memilih hidangan sup untuk dicicipi dan diletakkan mengelilingi grill pan. Selanjutnya, saya memilih jenis protein, baik sapi maupun ayam, yang akan dipanggang dan beragam sayuran untuk menyegarkan lidah, seperti tomat, kentang, wortel, dan selada.
Advertisement
Selanjutnya, saya memilih menu pelengkap berupa bihun dan makanan penutup seperti es krim. Setelah semua yang hendak disantap terhidang di meja, staf restoran baru menyalakan Thai grill pan.
Proses pemanggangan dimulai dengan menaruh potongan daging yang sudah diambil tadi sambil dibolak-balik sesekali agar matang merata dan tidak gosong. Di saat yang sama, kuah sup yang berisi potongan daging ikut terebus di alat tersebut. Sayuran dan bahan lainnya saya masukkan ke dalam kuah yang sedang mendidih di sekitar panggangan.
Setelah diangkat, tekstur daging hasil panggangan itu terasa lembut dan mudah dikunyah. Sementara, kuah supnya yang gurih dan hangat bikin ketagihan, terasa seimbang dengan rasa daging panggang.
Â
Proses Panjang Pembuatan Sup
Chef Xu Tianmu, Executive Chef di Noya Thai dan Grill sekaligus chef profesional, menyampaikan bahwa Noya menyajikan empat jenis sup autentik khas Thailand. Terdiri dari Tom Yum Goong, Beef Oxtail Broth, Tomato Coconut, Thai Basil, dan Nourishing Chicken Broth.
Alex menyampaikan semua kuah sup dimasak dengan durasi delapan jam agar menghasilkan kuah yang autentik dan kaya rasa. "Kami ambil bagian tulang digunakan sebagai dasar kaldu. Selain itu, bumbu-bumbu seperti dibuat secara manual untuk menjaga kesegaran dan keasliannya," kata Alex.
"Kami ingin memberikan rasa yang natural dan organik. Karena itu, kami menggunakan bahan-bahan segar yang dimasak langsung setiap harinya, dan bumbu-bumbu di sini kita ambil impor langsung dari Thailand," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa proses pemasakan sup yang panjang itu menggunakan api kecil agar bumbunya dipastikan meresap ke daging. "Supaya rasa dagingnya, bahkan dari aromanya saja, sudah terasa."
Alex menambahkan bahwa Chef Xu dibantu oleh tim dapur lainnya. Namun, ia bertanggung jawab dalam memandu dan mengajari tim dapur tentang berbagai resep di restoran ini.
Advertisement
Serasa Berada di Thailand
Meski itu adalah restoran Thailand, Alex menjelaskan nama restorannya justru mengadopsi kata dalam Bahasa Urdu, yang berarti cantik. Filosofinya, restoran itu tidak hanya sekadar tempat menikmati makanan, tetapi juga merasakan suasana yang membuat mereka merasa istimewa.
"Noya mengusung konsep authentic modern Thai, yang terlihat dari berbagai elemen interiornya. Sentuhan bunga lotus dan ornamen khas Thailand di area masuk. Konsep ini dirancang untuk menggabungkan nuansa modern dengan tradisi autentik Thailand," kata Alex.
Terdapat patung gajah yang menjadi simbol restoran ini sekaligus hewan nasional Thailand. Ada pula lukisan-lukisan yang menggambarkan elemen budaya Thailand. Salah satunya menghadirkan gambar tuktuk, kendaraan mirip bajaj di Indonesia.
"Noya tetap berusaha menggabungkan konsep tradisional Thailand dengan sentuhan modernisasi. Jika kita terlalu kultural dan otentik, orang Indonesia mungkin akan merasa kesannya terlalu berbeda. Dengan desain ini, kami ingin pengunjung merasa lebih nyaman, santai, dan kasual,"sebut Alex.
Alex berharap saat pengunjung masuk, mereka akan merasakan langsung suasana yang berbeda dengan nuansa khas Thailand. Ia juga berharap semua hidangan makanan dapat dinikmati sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Strategi Menarik Pengunjung
Alex menyampaikan, Noya resmi dibuka pada Rabu, 11 Desember 2024, yang berlokasi di Central Park, karena dianggap lebih strategis. "Di sini ada perumahan, perkantoran, apartemen, dan sekolah-sekolah. Mall-nya juga sangat ramai, jadi kami merasa ini tempat yang optimal untuk memperkenalkan Noya kepada Indonesia," ujar Alex.
"Visi kami adalah saat customer datang, mereka tidak hanya menemukan makanan yang lezat, tapi juga suasana nyaman untuk makan bersama teman-teman. Kami ingin semua kalangan merasa bahwa Noya adalah tempat di mana mereka bisa makan, tertawa, dan bersantai," sebut Alex.
Alex menyampaikan bahwa restorannya berfokus pada pasar Indonesia yang memiliki selera terhadap masakan dengan cita rasa yang kuat. Hal ini serupa dengan cita rasa masakan Thailand. "Mengingat banyak orang Indonesia menyukai rasa yang bervariasi dan tajam, Noya menyesuaikan menu dengan preferensi tersebut," kata Alex.
Advertisement