Liputan6.com, Jakarta - Maluku, tempat indah di bagian Timur Nusantara. Kepulauan yang terhampar di antara Laut Seram dan Laut Banda. Propinsi yang diapit oleh dua pulau besar, Sulawesi dan Papua.
Wilayah Kepulauan itu ternyata tidak hanya menyimpan keindahan alam yang eksotis, tetapi juga menyimpan talenta-talenta sepakbola Tanah Air. Selain Papua, Maluku juga menjadi tempat kelahiran bintang berbakat yang menghiasi sepak bola Indonesia dari generasi ke generasi.
Rochi Putiray, Chairil Anwar, Raymond Hattu, Rahel Tuasalamony hingga Ricardo Salampessy mungkin tidak asing di telinga pencinta sepak bola dalam negeri. Mereka semua adalah pesepak bola yang lahir dan berkembang di Maluku.
Advertisement
Meski tidak banyak klub profesional dari Maluku, tidak menghalangi niat dan semangat para pemain keturunan Maluku untuk berjaya di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Deretan pelatih yang sempat menukangi Timnas Indonesia memberi peluang besar bagi para bintang asal Maluku berprestasi di Lapangan Hijau.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka melanglang buana hingga ke Mancanegara untuk menempa ilmu sepakbola. Di ISL 2014 lalu, setidaknya terdapat lima nama pemain Maluku yang bersinar musim lalu.
Siapa saja mereka, berikut ulasannya>>
Ramdani Lestaluhu
Rizky Ramdani Lestaluhu
Ramdani Lestaluhu masih merumput untuk Persija Jakarta. Dia sudah memperkuat Macan Kemayoran sejak 2007, meski pernah semusim di tahun 2013 membela Sriwijaya FC.
2014 menjadi tahun puncak Ramdani di Persija. Meski gagal membawa tim ibukota lolos ke Babak 8 Besar, performan yang konsisten mampu menarik perhatian Aji Santoso untuk memanggilnya ke tim nasional (timnas) U-23 yang berlaga di Asian Games, dilanjutkan dengan pemanggilan ke Timnas senior asuhan Alfred Riedl di AFF 2014.
Musim lalu, Ramdani bermain18 kali (17 kali sebagai starter dan sekali sebagai pengganti) untuk Persija. Dia bermain di sektor sayap, Ramdani menunjukkan kualitasnya, terlibat dalam 12 gol (mencetak 8 gol dan memberi 4 assist) atau 44% dari keseluruhan gol Persija musim lalu. Jika dirata-rata, Ramdani mencetak satu gol dalam waktu 188 menit.
Pelatih Persija musim lalu, Benny Dollo, lebih gemar memainkan Ramdani sebagai inverted winger. Hal itu nampak jelas dari kebiasaan Ramdani yang lebih suka melakukan tembakan ketimbang mengirim umpan silang.
Rata-rata Ramdani menciptakan satu kali tembakan setiap pertandingan dengan akurasi mencapai 60%. Di sisi lain, pemain kelahiran Tulehu, 5 November 1991 ini hanya mencatat 0,25 umpan silang per pertandingan, dengan rasio kesuksesan hanya 20%.
Advertisement
Hendra Adi Bayauw
Hendra Adi Bayauw
Memulai karier profesionalnya bersama Jakarta FC di Liga Primer Indonesia (LPI), talenta Hendra Adi Bayauw tercium oleh Jafri Sastra. Dia memboyong Bayauw ke Semen Padang pada musim 2013.
Bersama Kabau Sirah, Bayauw tak langsung dapat jaminan sebagai pemain inti. Pemain mungil ini terus berjuang hingga akhirnya pada musim 2014 berhasil mengamankan satu pos di tepi kanan penyerangan Semen Padang.
Musim 2014Â menjadi musim melelahkan bagi Bayauw. Tahun lalu, Bayauw double-job. Selain memperkuat Semen Padang senior, dia juga tampil di Tim U-21 Semen Padang.
Meski bermain untuk dua tim di kompetisi berbeda, Bayauw tetap menjadi pemain inti. Di tim utama, Bayauw tampil sebanyak 22 kali (20 kali sebagai pemain inti dan dua kali pengganti) dengan mengantongi jam terbang sebanyak 1,797 menit.
Bayauw ditugaskan Jafri sebagai pemain sayap yang bermain melebar. Pemain kelahiran 23 Maret 1993 ini hanya mencetak dua gol dan hanya melakukan 0,6 kali tembakan di setiap pertandingannya.
Sang pemain lebih gemar melakukan umpan silang dengan mengandalkan kecepatannya. Terbukti, catatan akurasi umpan silang sukses Bayauw mencapai angka 37% dengan rata-rata jumlah umpan silang suksesnya mencapai dua kali per pertandingan.
Rizky Pellu
Rizky Pellu
Lolosnya Pelita Bandung Raya (PBR) ke semifinal LSI 2014 adalah fenomena yang tidak diprediksi sebelumnya oleh banyak pengamat. Boleh dikatakan, dia mampu bermain apik di posisi gelandang bertahan.
Salah satu tugas Rizky Pellu yakni merusak serangan lawan. Tugas tersebut dijalankan dengan baik oleh Pellu. Musim lalu, rata-rata dia berhasil melakukan satu tekel sukses dengan rasio keberhasilan 47%. Angka itu menunjukkan, Pellu pemain yang terbilang berani dalam melakukan tekel meski tingkat keberhasilannya tidak terlalu mengesankan.
Pellu pun terbilang baik dalam hal memutus serangan lawan. Catatan statistik pemain kelahiran 26 Juni 1992 ini menunjukkan rata-rata dua kali intersep per pertandingan dengan tingkat kesuksesan yang cukup baik, 68%.
Selain itu, jebolan Timnas U-23Â juga bagus dalam melakukan duel udara. Angka rata-rata sundulan sukses yang dicatata Pellu mencapai 2 per pertandingan dengan tingkat keberhasilan 77%.
Advertisement
Alfin Tuasalamony
Alfin Tuasalamony
Alfin Tuasalamony salah satu talenta Maluku yang sempat menarik perhatian pencinta sepak bola Tanah Air ketika menapaki perjalanan kariernya di Eropa untuk bermain bersama CS Visse di kasta kedua piramida kompetisi Liga Belgia.
Penampilan hebatnya sempat menarik perhatian pemandu bakat klub ternama Portugal, Benfica untuk mengamati Alfin. Namun pada akhirnya di musim 2014 lalu Alfin mendarat di Surabaya untuk bermain bersama Persebaya Surabaya.
Meski berposisi alamiah sebagai seorang fullback kanan, namun Alfin juga tak canggung jika dimainkan di posisi sebelah kiri. Alfin adalah salah satu fullback prospektif yang dimiliki Indonesia.
Catatan statistik bertahannya musim lalu terbilang sangat baik. Alfin sukses melakukan 2,4 kali tekel sukses per pertandingan dengan tingkat keberhasilan mencapai 65%. Alfin kerap melakukan intersep penting untuk memutus serangan lawan rata-rata intersep mencapai 2,2 per laga dan tingkat keberhasilan mencapai 67%.
Dengan postur ideal 173 cm, tak heran Alfin kerap memenangkan duel udara dengan persentase sukses mencapai 84%. Jika dirata-rata, Alfin berhasil melakukan sundulan sebanyak 2,2 kali per pertandingannya.
Tidak hanya bagus dalam bertahan, Alfin juga punya insting menyerang yang cukup bagus. Empat gol berhasil dia sarangkan sepanjang musim lalu, di mana dua diantaranya ia cetak melalui titik putih. Selain itu, pemain yang bisa bermain sebagai gelandang ini juga terlibat dalam membangun serangan dari tepi lapangan dengan melakukan 0,5 kali umpan silang per pertandingan dengan rasio kesuksesan 42%.
Musim ini di Persija Jakarta, Alfin satu tim dengan sesama pemain dari wilayah Timur Kepuluan di Indonesia, Ramdani Lestaluhu.
Manahati Lestusen
Manahati Lestusen
Manahati memulai karier sepakbolanya bersama Indonesia SAD bersama kolega Malukunya, Alfin. Manahati sempat dipinjam oleh raksasa Uruguay, Penarol. Dia juga sempat bermain semusim bersama CS Visse, hingga akhirnya dia berlabuh di Persebaya Surabaya di musim 2014.
Di bawah asuhan Rahmad Darmawan (RD), Manahati tumbuh sebagai salah satu bek tengah masa depan tim nasional Indonesia. Memiliki kedisplinan dan teknik bertahan yang baik terkadang membuat RD mencoba Manahati sebagai gelandang bertahan.
Hasilnya, Manahati sukses melakukan rata-rata 1,7 kali tekel sukses di setiap pertandingannya dengan tingkat keberhasilan 65%. Selain itu, kedisplinan Manahati dalam bertahan juga ia tunjukkan dengan rata-rata melakukan tiga kali intersep setiap pertandingan dengan tingkat keberhasilan 81%.
Manahati melengkapi atribut bertahannya dengan catatan statistik duel udara yang juga baik. Musim lalu, tingkat kesuksesan pemain kelahiran 17 Desember 1993 ini dalam melakukan duel udara mencapai 81%. Kepiawaiannya membuat namanya kerap masuk dalam daftar Timnas U-23 dan Timnas Senior.
Advertisement
Infografis
Berikut grafis lima mutiara asal Maluku:
(Ashiddiq Adha - Labbola)
Baca Juga:
5 Pelatih Sepak Bola Bergaji Tertinggi di Dunia](2184892 "")