"Indonesia Tak Punya Standar Tes Pemain Usia Muda"

Pelatih Bali United Pusam, Indra Sjafri beri coaching clinic untuk 16 pelatih pemain usia dini.

oleh Risa Kosasih diperbarui 04 Mei 2015, 15:36 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 15:36 WIB
Ini Komentar Indra Sjafri Usai Dipecat PSSI
PSSI memecat Indra Sjafri dari kursi pelatih Timnas U-19 Indonesia, Jakarta, Kamis (7/11/2014) (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta Mantan pelatih tim nasional U-19, Indra Sjafri mengatakan kalau Indonesia belum memiliki standar baku untuk mendeteksi bakat-bakat pemain di level usia dini. Hal tersebut dikatakannya pada pembukaan coaching clinic AQUA Danone Nation Cup (AQUADNC) 2015 di Epiwalk, Kuningan, pada Senin (4/5) siang tadi.

"Kalau di negara maju seperti China, mereka sudah punya standar tes untuk atlet. Sedangkan kita belum punya. Bersyukurnya, ada pelatih-pelatih usia dini yang punya intuisi dan kemauan mencari pemain berbakat," kata Indra di hadapan 16 pelatih dari berbagai daerah.

Danone AQUA menggelar pembekalan bagi 16 pelatih dan tim-tim pemenang dari 13 regional sebelum berlaga di putaran Final Nasional pada Juni mendatang. Indra Sjafri mengatakan dirinya memberikan pelatihan berdasarkan modul resmi yang dikeluarkan FIFA untuk pelatih level 'grassroot'.

"Di Jepang bahkan sampai mendeteksi DNA pemain dahulu untuk mencari atlet unggulan. Validkah demikan? Masih tanda tanya," kata pelatih Pusam Bali United itu lagi."Mencari bakat muda juga bukan dari rekomendasi mantan pelatih hebat. Kalau ingin maju dengan cepat, kita harus mengusai bidang lain."

Pelatih yang pernah membawa skuat Garuda Muda memenangi Piala AFF U-19 itu juga menekankan agar para pelatih memperhatikan segi emosi pemain di level U-12 hingga U-19."Coba berikan mereka kenyamanan dan harapan hidup dalam dunia sepak bola. Karena tak sedikit, pelatih didoakan anak-anaknya tidak datang ke lapangan," pungkas Indra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya