Liputan6.com, Ciamis - Kedatangan Persib Bandung ke Ciamis memberikan berkah tersendiri untuk para pedagang kostum. Terbukti, omzet mereka melonjak tajam saat Persib main di Stadion Galuh, Ciamis, untuk ikuti turnamen Segitiga.
Baca Juga
- Rekor Unik Rossi di MotoGP Austin
- Jadwal Lengkap Duel Marquez-Rossi di MotoGP Austin
- Mourinho Buka-bukaan Seputar Isu Tangani MU
Di mana pun Persib berada, antusias masyarakat akan kehadiran mereka tampaknya selalu besar. Tak hanya buat pencinta sepak bola, tapi juga untuk para pedagang pernak-pernik kostum sepak bola.
Sejak kedatangan Persib di Turnamen Segitiga Yang melibatkan PSGC Ciamis dan Surabaya United, lingkungan sekitar Stadion Galuh selalu dihiasi dengan pernak-pernik aksesori sepak bola.
Mereka adalah pihak-pihak yang mencari nafkah dengan memanfaatkan kehadiran Persib. Karena itu, mereka juga begitu antusias saat Persib sedang berlaga. Hal itu yang terlihat saat Persib melawan PSGC, Minggu (10/4/2016).
Ende, salah satu pedagang di depan Stadion Galuh, mengaku mendapat keuntungan besar ketika Persib berlaga. "Kalo hari biasa, paling omzet saya cuma Rp 200 ribu - 300 ribu. Beda kalo sedang ada Persib. Omzet saya bisa mencapai Rp 3 juta-an," kata Ende kepada Liputan6.com.
Ende adalah warga asli Bandung yang sengaja datang ke Ciamis untuk berjualan. Ia mengaku selalu mengikuti Persib jika sedang melakukan kunjungan di berbagai wilayah Jawa Barat.
Hal serupa juga dilakukan Aji, pedagang lain di Stadion Galuh. Ia juga mengaku sebagai warga Bandung yang datang ke Ciamis hanya untuk berjualan.
Advertisement
Omzet Aji juga melonjak tajam. Seperti Ende, pendapatannya saat hari biasa hanya Rp 200 ribu - 300 ribu. "Kalau lagi ada Persib, omzet saya bisa mencapai Rp 700 ribu - 900 ribu," ucap Aji.
Terbukti, sebuah pertandingan sepak bola memberikan dampak positif untuk banyak kalangan. Karena itu, terhentinya kompetisi sepak bola nasional membuat banyak pihak menderita.
Tak hanya pemain, pedagang yang mencari nafkah lewat berjualan aksesori sepak bola pun menderita. Apakah antusiasme pedagang seperti ini disadari pemerintah?