Indonesia Open: Wakil Indonesia Berguguran, Calo Tetap Berkibar

Calo di Indonesia Open 2016 semakin canggih memanfaatkan celah aturan untuk beroperasi.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 03 Jun 2016, 18:37 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2016, 18:37 WIB
BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015
Antrean di loket BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 (Risa Rahayu Kosasih)

Liputan6.com, Jakarta - Animo masyarakat menyaksikan BCA Indonesia Open 2016 terbilang tingggi. Hingga kemarin, rata-rata penonton yang hadir di Istora, Senayan, Jakarta mencapai 3 ribu per harinya.

Angka ini diperkirakan bakal meningkat saat babak semifinal dan final tiba. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penonton bakal lebih membludak bila wakil-wakil Indonesia tampil.

 

Baca Juga

  • Tekad Alfian / Annisa Ulangi Kejutan di Indonesia Open
  • Ihsan Temani Jonatan Christie ke Babak 8 Besar
  • Rontoknya Jago-jago Merah Putih di Indonesia Open 2016

Situasi inilah yang coba dimanfaatkan calo untuk meraup untung. Di tangan para tukang catut ini, harga tiket bisa melambung. Apalagi saat animo penonton sedang tinggi-tingginya. 

Pada Indonesia Open tahun ini, tiket sebenarnya tak hanya dijual di loket-loket di Istora. Pihak panitia juga menyebarnya lewat online. Harapannya, penumpukan di loket pembelian bisa ditekan. Selain itu, penyelenggara juga membatasi pembelian tiket demi menghindari praktik percaloan.

Namun calo selalu punya cara untuk mendapatkan tiket. Mereka lihai memanfaatkan celah aturan untuk menimbun tiket lalu menjualnya kembali kepada penonton dengan harga lebih mahal.

"Kalau sekarang dibatasi, maksimal dua. Jadi saya nitip ke penonton," kata calo yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui Liputan6.com di Istora, Senayan, Jakarta, Jumat (3/6/2016).  

Calo tersebut mengaku sudah beroperasi sejak hari pertama BCA Indonesia Open 2016 berlangsung. Sehari-hari dia menjajakan tiket kelas dua dan mampu meraup untung Rp20 ribu.

"Saya jual yang kelas dua. Harga aslinya Rp60 ribu. Saya lebihin Rp5 ribu jadi Rp65 ribu," katanya.

Tidak selamanya calo meraup untung. Bila salah perhitungan, tidak jarang mereka malah merugi. Namun para calo sudah belajar dari pengalaman untuk mengantisipasinya. Apalagi persaingan di kalangan calo terbilang tinggi. "Biasanya saya jual dua tiket, dua tiket, saja. Kalau jual dua, abis, beli lagi. Yang penting jangan borongan," ujar pria calo lain yang mengaku bernama Edi.

"Untungnya ya sebatas buat beli rokok aja," ujar pria yang berdomisili di Kampung Melayu itu.

Hingga haru kelima Indonesia Open 2016, sudah ribuan tiket yang laku terjual. Baik itu melalui penjualan langsung di loket yang ada di Istora, maupun melalui lewat vendor seperti Blibli.com.

Ada empat kategori tiket yang dijual ke publik. Paling mahal on court seating pada Sabtu dan Minggu dengan harga Rp900 ribu. Sedangkan tiket VIP dijual dengan harga berbeda setiap harinya. Paling murah di hari pertama, yakni Rp40 ribu dan melonjak jadi Rp500 ribu di akhir pekan. 

Harga untuk kategori 1 dan 2 juga dijual berbeda setiap harinya. Untuk kategori 1 pada akhir pekan harganya melambung dari Rp25 ribu menjadi Rp250 ribu. Sedangkan untuk kategori paling murah yang di hari pertama hanya seharga Rp15 ribu mencapai angka Rp150 ribu di akhir pekan.

Sementara itu, Indonesia Open 2016 sudah memasuki babak perempat final. Satu per satu wakil Indonesia yang tampil pada event ini berguguran. Dari lima wakil Indonesia yang lolos ke 8 besar, baru satu yang berhasil lolos ke babak semifinal. Tunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana melaju ke babak berikutnya setelah mengalahkan wakil Inggris, Rajiv Ouseph 17-21, 21-12, 21-12.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya