Liputan6.com, Rio de Janeiro - Piala AFF 2010 menyisakan momen kelabu bagi sepak bola Indonesia. Satu kekalahan yang diraih sepanjang turnamen ini cukup menjadi batu sandungan bagi tim Merah Putih untuk mengakhiri paceklik gelar yang telah berlangsung sejak tahun 1991.
Satu-satunya kekalahan Indonesia kala itu didapat saat Indonesia bertandang ke Stadion Bukit Jalil, Malaysia pada final leg pertama. Bertarung di markas Harimau Malaya, pasukan Alfred Riedl yang tampil perkasa sejak babak penyisihan keok 0-3.
Advertisement
Baca Juga
Kekalahan ini mengejutkan mengingat di babak penyisihan Indonesia sangat dominan atas Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, Cristian 'El Loco' Gonzales dan kawan-kawan berhasil mengalahkan timnas Malaysia dengan skor yang sangat telak 5-1. Indonesia berusaha merebut final leg kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan.
Tim Merah Putih memang berhasil menang 2-1. Namun hasil ini tidak cukup untuk mengantar Indonesia sebagai juara. Tim Merah Putih harus rela berada di urutan kedua alias runner up setelah kalah agregat 2-4 atas kesebelasan negeri Jiran, Malaysia.Â
Perjalanan Timnas di Piala AFF 2010 kini terulang lagi hanya berbeda cabang olahraga. Ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir juga tampil dominan di Olimpiade Rio 2016. Owi/Butet tidak terkalahkan sejak babak penyisihan hingga ke final. Mereka bahkan berhasil menyingkirkan ganda campuran nomor satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal.
Menariknya, Tontowi/Lilyana akan bertemu pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak final yang akan berlangsung malam ini, Rabu (17/8/2016). Sama halnya dengan timnas di Piala AFF 2010, Tontowi/Lilyana juga berhasil mengalahkan wakil Malaysia itu saat mereka bertemu di babak penyisihan. Skornya juga cukup telak yakni, 21-11 dan 21-15.
Kini harapan besar digantungkan masyarakat Indonesia di pundak Owi/Butet. Apalagi, tradisi medali emas yang diraih para pebulu tangkis Tanah Air sejak Olimpiade Barcelona 1992 sempat terhenti empat tahun lalu di Olimpiade, London, Inggris, 2012.
Belajar dari Timnas
Menilik pengalaman tim Merah Putih di Piala AFF 2010, Owi/Butet sebaiknya waspada dengan kebangkitan Peng Soon/Liu Ying. Sebab kemenangan di babak penyisihan bukan jadi alasan untuk meremehkan kemampuan ganda campuran Negeri Jiran.
Ya, di Olimpiade 2016, ganda peringkat 11 Negeri Jiran ini membalikkan prediksi. Mereka mencapai final setelah melewati Xu Chen/Ma Jin di semifinal. Padahal, selama perhelatan Olimpiade 2016, ganda campuran top dunia mengepung mereka. Meski sempat kalah dari Tontowi/Lilyana, Peng Soon/Liu Ying masih berhasil lolos dari babak penyisihan grup.
Keduanya lolos ke perempat final setelah dua kali memetik kemenangan di babak penyisihan grup atas Bodin Issara/Savitree Amitrapai (Thailand) dan Robin Middleton/Leanne Choo (Australia). Memasuki babak perempat final, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying menghadapi ganda campuran Polandia. Mereka mulus melewati rintangan tersebut. Lawan berat baru menanti mereka di babak semifinal. Xu Chen/ Ma Jin yang menempati rangking 3 menjadi batu sandungan berikutnya. Namun keduanya juga masih mampu melewati hadangan itu. Terlebih, Xu Chen/Ma Jin berstatus sebagai finalis ganda campuran 2012 lalu di London.
Melihat grafik keduanya sejak penyisihan, bukan tidak mungkin penampilan Peng Soon/Liu Ying bakal mencapai puncaknya di final malam ini. Karena itu, Owi/Butet patut waspada dan tidak menganggap enteng lawan.
Advertisement