Tontowi / Liliyana Berjaya, Bulu Tangkis Sudah Sumbang 7 Emas

Bulu tangkis menjadi satu-satunya cabang olahraga yang mampu merebut emas untuk kontingen Indonesia di Olimpiade.

oleh Thomas diperbarui 18 Agu 2016, 10:10 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 10:10 WIB
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Olimpiade Rio 2016, Medali Emas Bulutangkis
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir merayakan kemenangan usai meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 setelah mengalahkan Peng Soon Chan dan Liu Ying Goh dari Malaysia.(AP/Mark Humphrey)

Liputan6.com, Rio de Janeiro- Pebulu tangkis Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade 2016. Mereka merebut medali emas pada nomor ganda campuran tepat pada hari perayaan HUT Ke-71 RI, 17 Agustus 2016.

Tontowi/Liliyana membuat lagu "Indonesia Raya" berkumandang untuk pertama kalinya di Rio de Janiero pada Olimpiade 2016 setelah mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Tontowi/Liliyana menang dua set langsung, 21-14, 21-12.

Sumbangan medali emas dari Owi/Butet, sapaan akrab Tontowi/Liliyana, mendongkrak posisi Indonesia di klasemen medali Olimpiade 2016. Indonesia kini berada di posisi 39 atau terbaik kedua untuk negara Asia Tenggara.

Sepanjang sejarah Olimpiade, Indonesia total mendapat tujuh medali emas. Keseluruhan medali emas tersebut didapat Indonesia dari cabang olahraga bulu tangkis. Namun baru kali ini ganda campuran mampu merebut medali emas Olimpiade.

Bulu tangkis rutin menyumbang emas sejak pertama kali dipertandingkan di Olimpiade tahun 1992 lalu di Barcelona. Tunggal putri Susi Susanti menjadi atlet Indonesia pertama yang mampu merebut medali emas Olimpiade pada tahun 1992.

Indonesia mendapat dua emas di Olimpiade 1992. Sukses Susi merebut emas diikuti oleh tunggal putra Alan Budikusuma. Alan dan Susi kemudian menjadi suami-istri sehingga dikenal sebagai pasangan emas.

Sukses Susi dan Alan diikuti oleh ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja di Olimpiade Atlanta 1996. Sayangnya pada Olimpiade 1996, Indonesia cuma mendapat satu emas. Mia Audina gagal mengikuti jejak Susi setelah kalah di final sehingga harus puas membawa pulang perak. Susi sendiri di Olimpiade 1996 hanya merebut perunggu.

Indonesia mempertahankan hegemoninya di nomor ganda putra Olimpiade setelah Tony Gunawan/Candra Wijaya merebut medali emas di Sydney 2000. Tapi lagi-lagi di Sydney Indonesia gagal mengulang sukses dua emas di Barcelona. Tri Kusharjanto/Minarti Timur kalah di final ganda campuran. Tunggal putra Hendrawan juga cuma merebut perak.

Pada Olimpiade Athena 2004, bulu tangkis kembali mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia. Kali ini nomor tunggal putra yang berjaya. Taufik Hidayat merebut emas. Taufik mengalahkan Shon Seung Mo di final.

Ganda putra Indonesia kembali merajai Olimpiade 2008 di Beijing. Pasangan Hendra Setiawan/Markis Kido merebut satu-satunya medali emas di Beijing. Liliyana Natsir yang ketika itu berpasangan dengan Nova Widianto nyaris mempersembahkan emas bila tidak kalah dari Lee Yong-dae dan Lee Hyo-jung di partai final.

Olimpiade 2012 menjadi masa suram bagi bulu tangkis Indonesia. Tak ada medali emas yang berhasil diraih di London. Ketika itu Indonesia hanya merebut satu perak dan satu perunggu dari angkat besi.








 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya