Liputan6.com, Jakarta Ruben Nsemoh, remaja 16 tahun asal Georgia nyaris tewas di lapangan. Benturan di kepala membuatnya pingsan dan koma selama tiga hari. Anehnya, setelah sadar Nsemoh justru jadi jago berbahasa Spanyol.
Nsemoh merupakan kiper klub sekolah menengah atas (SMA) di negaranya. Dia dilarikan ke rumah sakit setelah salah seorang pemain tidak sengaja menendang kepalanya saat kemlut di depan gawang.
Baca Juga
Pelatih Nsemoh, Bruno Kalonji, seperti dilansir WSB-TV mengaku sangat kaget melihat kejadian itu. Dia panik dan mengira pemainnya bakal meninggal dunia. Kalonji mengisahkan, usai benturan terjadi, Nsemoh beberapa kali berhenti bernafas. "Saya syok dan panik," katanya.
"Dia mulai bangkit lagi, lalu dia muntah. Kejadian seperti itu belum pernaha saya lihat sebelumnya, sangat buruk," bebernya.
Beruntung, ambulans segera tiba. Nsemoah yang tidak sadarkan diri segera dibawa ke rumah sakit dan mengalami koma selama tiga hari.
Saat sadar, Nsemoh tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali. Anehnya, dia justru lancar bahasa Spanyol yang membuat orangtuanya bingung. Sebab selama ini, Nsemoh tidak pernah melakukannya. Â
Advertisement
Situasi ini tentu saja membuat orang-orang di sekelilingnya bingung. Namun seiring waktu, dia mulai bisa lagi berbahasa Inggris. Sebaliknya, kemampuan bahasa Spanyolnya lambat laun berkurang.
Ingin Kembali ke Lapangan Hijau
Nsemoah percaya, saat bangkit dari koma dia secara tidak sadar mengingat percakapan saudara dan teman-temannya yang selama ini lancar berbahasa Spanyol. Dia mengalami tiga gegar otak. Saat ini, Nsemoah telah kembali ke rumah dan berharap menjadi pemain sepak bola profesional kelak.
Namun pelatihnya,Kalonji tidak ingin kejadian yang sama terulang. Dia baru mengizinkan Nsemoh kembali ke lapangan bila bersedia menggunakan pelindung kepala. Tak hanya Nsemoh, Kalonji juga berharap kiper-kiper lain mengenakan peralatan yang sama seperti yang dikenakan kiper Arsenal, Petr Cech.
Orangtua Nsemoh bersyukur anaknya akhirnya bisa kembali ke rumah. Namun mereka harus berjuang untuk menutupi biaya rumah sakit dan perawatan Nsemoah yang mahal. Ayah dan ibu Nsemoh berusaha mengumpulkan uang lewat program amal GoFundMe.
Advertisement