Liputan6.com, Madrid- Marc Marquez berhasil mewujudkan mimpinya merebut gelar juara dunia di usia muda. Total, lima trofi di tiga kelas berbeda sudah berada di lemari rumahnya. Sayangnya, capaian luar biasa itu ternyata masih belum cukup menandingi ketenaran Valentino Rossi.
Keberadaan Rossi di lintasan balap MotoGP ibarat dua sisi mata pisau. Di satu sisi, sudah tujuh tahun The Doctor puasa gelar. Tapi jika melihat dari sisi yang berbeda, meskipun belum mencatatkan prestasi terbaiknya sejak 2009, penikmat balap selalu menantikan penampilan pembalap Yamaha di arena pacuan kuda besi.
Baca Juga
Fenomena inilah yang secara khusus dibahas oleh media lokal di Spanyol (Diariogol). Dalam laporannya mereka menulis bahwa kemenangan Marquez tidak terlalu berdampak, karena Rossi sudah lebih dulu merasakan hal tersebut jauh sebelum pemilik nomor 93 berada di Honda.
Rossi bergabung dengan tim Honda pada tahun 2000. Selama empat musim berada di tim pabrikan Jepang, dia berhasil menelurkan tiga gelar juara dunia di dua kelas berbeda (500cc dan 1000cc). Ketika sedang berada di puncak ketenaran, ia pun memutuskan untuk hijrah ke tim kompatriot Honda, yakni Yamaha.
Bukan Blunder
Namun bukan berarti kepindahan Rossi ke Yamaha pada tahun 2004 dianggap sebuah blunder. Pasalnya pembalap kelahiran Urbino, Italia, 16 Februari 1979 itu mampu menghasilkan gelar sebanyak empat kali (2004, 2005, 2008, dan 2009).
Kisah perjalanan Rossi itulah yang membuat penggemar MotoGP semakin mencintai sang idola. Terlebih ada pernyataan yang menohok dari Dorna di mana mereka menyebut bahwa tekad dan motivasi seorang pembalap adalah hal yang sangat penting. Namun yang lebih penting adalah bisa menghasilkan uang.
Artinya, Rossi merupakan salah satu pembalap yang memiliki panggung jauh lebih tinggi ketimbang Marquez di kejuaraan grand prix balap motor. "Kalau Diibaratkan Rossi adalah sebuah perusahaan penghasil uang. Karena dia memiliki banyak sponsor," demikian pernyataan Dorna Sports, Selasa (27/12/2016).
(David Permana)
Advertisement