Corner6: Lintasan Baru M Fadli Setelah Amputasi

Pada Kejuaraan Asia Paracycling 2017 di Bahrain, Fadli tampil di nomor Time Trial putra kelas C4.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 05 Mar 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 13:30 WIB
20170223- M Fadli Tatap Kejuaraan Asia Paracycling 2017-Bogor- Helmi Fithriansyah
Pebalap sepeda, M Fadli Imammudin saat berlatih melintasi jalan Raya Puncak Cianjur, Bogor, Kamis (23/2). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi baru merekah di Sentul City. Jarum jam menunjukkan pukul 06.00 WIB, tapi rombongan Muhammad Fadli Imammuddin sudah bergegas meninggalkan Plaza Niaga, mengayuh sepeda masing-masing menuju kawasan puncak, Bogor.  

Hari itu, Jumat (24/2/2017), Fadli melanjutkan persiapannya menuju Kejuaraan Asia Paracycling yang berlangsung di Bahrain, dua hari kemudian. Kompetisi balap sepeda pertama yang akan diikutinya setelah memutuskan pensiun dari olahraga yang telah melambungkan namanya; balap motor!

Dari 7 orang yang mengayuh sepeda menuju Puncak, Fadli satu-satunya yang menggunakan kaki palsu. Meski demikian, pria kelahiran Bogor itu tidak kalah cepat dengan rekan-rekannya yang lain, bahkan di jalanan menanjak sekalipun.  

Pada Kejuaraan Asia Paracycling 2017 di Bahrain, Fadli tampil di nomor Time Trial putra kelas C4. Debut Fadli menjanjikan meski hanya merebut posisi ke-4.

Fadli memang belum siapa-siapa di dunia adu gowes. Namun di lintasan balap motor, Fadli adalah jagoan. Mengawali karier sebagai pembalap Vespa, Fadli sempat merajai berbagai ajang road race Tanah Air sampai 'cobaan berat' menimpanya, pada tahun 2015 lalu.

Tampil di ajang Asian Road Racing Championship yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Bogor, sukacita Fadli usai menyentuh garis finis di urutan pertama seketika berubah rintihan di atas aspal. Dia terjungkal disambar pembalap Thailand yang masih memacu kendaraannya saat melambaikan tangan ke penonton di tribune. Kaki kirinya cedera dan mengeluarkan banyak darah.

Sembari menahan sakit yang luar biasa, Fadli terus terjaga. Dia menolak pingsan. Itu sebabnya suasana mencekam itu sekarang ini masih terekam dalam ingatannya.

Berbagai cara telah ditempuh untuk mengembalikan kondisinya, tapi sia-sia. Fadli lalu mengambil keputusan berat, yakni berpisah dengan kaki kirinya.

Luka tetap membekas, tapi Fadli enggan memelas. Dia terus bangkit dan menjalani kehidupannya. Demi Merah Putih, Fadli juga memutuskan kembali ke lintasan. Setelah gantung helm, Fadli menularkan ilmunya lewat sekolah balap yang dikelolanya sembari merintis jalan sebagai atlet balap sepeda.

Seperti apa kisah perjalanan, ikuti bincang-bincang M Fadli dengan Corner6 lewat video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya