Piala Presiden: Cara Panitia Redam Gesekan 3 Kelompok Suporter

Tiga basis suporter, Bonek, Aremania, dan Jakmania akan melakukan perjalanan ke Solo.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 31 Jan 2018, 22:50 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 22:50 WIB
Suporter Persebaya, Bonek Mania
Suporter Persebaya, Bonek Mania (Dimas Angga P)

Liputan6.com, Jakarta - Babak delapan besar Piala Presiden 2018 bakal berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada 3-4 Februari 2018. Ada delapan klub yang akan bertanding selama dua hari.

Tiga klub yang memiliki basis suporter besar, Persija Jakarta, Arema FC, dan Persebaya Surabaya bakal bermain di babak delapan besar. Lantas, Kota Solo bakal mendadak ramai dengan kedatangan tiga kelompok pendukung klub-klub tersebut.

Jakmania (Persija), Aremania (Arema FC), dan Bonek (Persebaya) bakal tumpah ruah di Manahan. Untungnya, pertandingan tiga klub itu tidak dilaksanakan berbarengan.

Persebaya bakal lebih dulu bermain melawan PSMS pada 3 Februari 2018 pukul 15:30 WIB. Adapun, partai Persija Jakarta melawan Mitra Kukar dan Arema FC versus Sriwijaya FC berlangsung keesokan harinya.

Kekhawatiran muncul merujuk dari hubungan Aremania dan Bonek yang kurang harmonis. Lantas, bagaimana panitia penyelenggara atau Organizing Committee (OC) mengantisipasi potensi gesekan antar suporter?

“Kuncinya koordinasi. Klub dan suporter kan sudah sama-sama dewasa,” kata Tigor Shalom Boboy selaku anggota OC pada drawing babak delapan besar Piala Presiden 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Belajar dari Pengalaman

Aremania beserta dengan Bonek dan Jakmania akan berbondong-bondong menuju Solo, Jawa Tengah untuk mendukung tim kesayangannay di babak delapan besar Piala Presiden 2018. (Liputan6.com/Rana Adwa)

Tigor belajar dari pengalaman sewaktu babak penyisihan Grup A yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Ketika itu, hubungan empat kelompok suporter yaitu Bobotoh (Persib Bandung), Sriwijaya Mania (Sriwijaya FC), SmeCK Hooligan (PSMS Medan), dan The Macz Man (PSM) Makassar terjalin dengan baik.

“Kita punya pengalaman di Bandung, pertandingan kemarin. Sama saja,” papar Tigor.

Khusus untuk Aremania dan Bonek, Tigor mengimbau, kedua kelompok suporter mau tidak mau bakal berjumpa pada kompetisi musim depan. Aremania dan Bonek, lanjut Tigor, dapat menghapus cerita lama perseteruan untuk membangun perdamaian mulai dari babak delapan besar.

“Ini mungkin tes pertama bertemu secara langsung. Di Liga 1 nanti, Arema FC dan Persebaya juga bakal bertemu kan. Apakah mau disamakan seperti Persija dan Persib, masing-masing suporter tidak akan berangkat, atau mereka bikin kesepakatan sendiri. Kita hentikan permusuhan ini, kita sama-sama. Kan ada kemungkinan buat hal itu,” jelas Tigor.

Koordinasi Antar Polda

Aremania dan Bonek bakal berbondong-bondong bertolak dari Jawa Timur menuju Solo. Dengan fakta dua rombongan besar suporter bakal memasuki wilayah Jawa Tengah, Tigor mengaku telah menjalin koordinasi dengan dua kepolisian daerah.

“Koordinasi bukan hanya sebatas di Polda Jawa Tengah, tapi juga di Jawa Timur. Karena ini mobilisasi suporter. Suporter Persebaya dalam tanda petik, bisa saja langsung ke Solo walaupun pertandingan masih berlangsung lama, kalau Aremania lebih terorganisir,” tutup Tigor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya