Fernando Hierro Mulai Gusar terhadap Kritik ke Timnas Spanyol

Fernando Hierro menilai hasil-hasil yang diraih Timnas Spanyol di dua laga penyisihan tidaklah mengecewakan.

oleh Ario Yosia diperbarui 22 Jun 2018, 00:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2018, 00:30 WIB
FOTO: Julen Lopetegui Dipecat, Legenda Real Madrid Jadi Pelatih Spanyol
Pelatih baru Spanyol, Fernando Hierro, saat latihan perdananya di Krasnodar Academy, Krasnodar, Selasa (13/6/2018). Legenda Real Madrid ini ditunjuk menggantikan Julen Lopetegui. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Jakarta - Fernando Hierro mulai merasa kesal dengan pengamat sepak bola Spanyol yang terus-menerus menghujaminya kritik. Sang legenda Real Madrid berujar kalau kritikus harus terbiasa melihatnya berkeliaran di Timnas Spanyol. Hierro menegaskan kalau dirinya berniat bertahan dalam waktu lama di Tim Matador.

Hierro jadi caretaker Spanyol secara mendadak hanya beberapa hari jelang kick-off Piala Dunia 2018. Ia menggantikan Julen Lopetegui, yang dipecat federasi sepak bola Spanyol gara-gara menerima tawaran kontrak dengan Real Madrid jelang perhelatan akbar.

Performa Timnas Spanyol di bawah kendali Hierro belum stabil di World Cup Rusia. Andres Iniesta cs. bermain imbang 3-3 kontra Portugal dan hanya menang tipis 1-0 atas wakil Asia, Iran.

Bermodalkan pemain-pemain bintang kelas wahid Spanyol dianggap pengamat sepak bola negaranya semestinya bisa meraih hasil lebih baik.

Fernando Hierro yang minim jam terbang memegang tim besar dianggap jadi penyebab Spanyol performanya melempem. Taktik permainan Spanyol saat menghadapi Iran dikritik habis-habisan. Hasil pertandingan hampir saja berkesudahan seri, jika gol kubu lawan tidak dianulir karena offside.

“Saya adalah pelatih nasional yang baru dan Anda semua harus terbiasa dengan itu.

“Kami tahu bahwa ada hal-hal yang perlu kami perbaiki. Saya berharap kami dapat terus menang, dan ketika kami sukses melakukan hal itu, impian kami untuk memenangkan Piala Dunia akan tercapai," ujar Hierro seperti yang dilansir The Sun.

Sang mentor menilai pencapaian Spanyol tidak buruk. Hasil seri kontra Portugal bukan sebuah kiamat, mengingat lawan berstatus sebagai juara Piala Eropa 2016.

“Kami di sini dengan empat poin dari dua pertandingan fase grup. Namun saya lebih bahagia setelah hasil imbang dengan Portugal daripada yang saya rasakan setelah mengalahkan Iran. Kami semestinya bisa bermain lebih baik," ucap arsitek kelahiran 23 Maret 1968 itu.

Pemain Timnas Spanyol gusar dengan taktik yang diperagakan Iran. Mereka dinilai sering membuang-buang waktu untuk menghambat strategi ofensif Spanyol.

Fullback Spanyol, Dani Carvajal mengeluh: "Yang mereka mainkan bukan sepak bola, mereka menghianati filosofi permainan ini."

Apapun itu torehan positif ini membuat posisi Timnas Spanyol ada di atas angin di persaingan Grup B. Koleksi poin mereka sama dengan Portugal. Demikian pula selisih gol keduanya. Laga terakhir kontra Maroko diyakini akan bisa diamankan dengan mulus oleh Spanyol untuk memastikan satu tempat di fase perdelapan final Piala Dunia 2018.

Sumber: The Sun/Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya