Suara Dukungan Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI Mulai Nyaring Terdengar

Edy Rahmayadi rangkap tiga jabatan, Gubernur Sumut, Ketum PSSI, dan Ketua Dewan Pembina PSMS Medan.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 28 Nov 2018, 09:15 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 09:15 WIB
Ketua PSSI Hentikan Sementara Kompetisi Liga 1 2018
Suara agar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mulai nyaring terdengar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kekecewaan terhadap kepemimpinan Edy Rahmayadi di PSSI kini bukan hanya datang dari kalangan suporter. Sejumlah pengurus klub Liga 1 dan Asprov mendukung mantan Pangkostrad untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI.

Edy Rahmayadi sekarang juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Pria berusia 57 tahun ini juga masih menjadi Ketua Dewan Pembina PSMS Medan.

Rangkap tiga jabatan tersebut sejak awal memunculkan kontroversi. Edy dinilai lebih banyak berada di Sumatera Utara, sedangkan kepengurusan PSSI dominan di Jakarta. Tagar pun EdyOut terus menggema, terutama ketika Timnas Indonesia berlaga. 

Selain itu, Edy Rahmayadi juga dianggap perlu bertanggung jawab atas kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Kontrak Luis Milla tidak diperpanjang PSSI dan penunjukan Bima Sakti sebagai arsitek Timnas senior Indonesia dinilai terlalu cepat.

Sejumlah petinggi klub Liga 1 mulai menyuarakan dukungan agar Edy Rahmayadi mundur dari Ketum PSSI. Suara itu datang dari Persib Bandung dan Madura United, serta Asosiasi Provinsi DKI Jakarta.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, mendukung Edy Rahmayadi melepas jabatan Ketua Umum PSSI. Umuh juga siap mendorong untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

"Saya dukung 'edyout'. Biarkan orang menilai apa dan memusuhi saya, tidak masalah karena demi kebaikan sepak bola," kata Umuh.

Jangan Menyalahkan

Ketum PSSI, Edy Rahmayadi
Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, berlari bersama pemain Timnas Indonesia U-16 sebelum acara pelepasan di Stadion Atang Sutresna, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2017). Timnas U-16 akan mengikuti kualifikasi Piala AFC U-16. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

"Saya dorong untuk KLB karena sudah banyak yang telepon ke saya untuk mendorong KLB. Silakan kalau marah sama saya karena saya sudah lelah juga melihat prestasi sepak bola Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Wak Haji ini.

Umuh juga meminta Ketua Umum PSSI tidak rangkap jabatan. Umuh meminta para pengurus tidak saling menyalahkan, apalagi menyalahkan pihak lain.

"Harus serius dan jangan saling menyalahkan, jangan salahkan lagi wartawan. Kalau kalah ya kalah, sudah kalah masih menyalahkan orang lain," ungkap Umuh.

Sementara itu, Manajer Madura United, Haruna Soemitro, meminta kekecewaan kepada Edy Rahmayadi disalurkan lewat Kongres PSSI. Haruna ingin semuanya diselesaikan lewat kongres. Namun, sebelumnya Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, sudah meminta Edy mundur saat terpilih sebagai Gubernur Sumut. 

"Bagi saya mau kecewa, mau marah, mau tidak suka, semua itu harus disalurkan melalui kongres. Sebentar lagi akan ada Kongres PSSI dan evaluasi yang diinginkan seperti apa, ya dilakukan melalui kongres. Edy Rahmayadi terpilih bukan melalui media sosial, bukan lewat suara jalanan, bukan lewat media massa, tapi lewat kongres. Jadi, semua harus diselesaikan lewat kongres," ujar Haruna Soemitro.

Suara Sumbang

Suara sumbang juga datang dari Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) DKI Jakarta, Aldi Karmawan. Dia meminta Edy Rahmayadi mundur dari Ketum PSSI.

Aldi menilai, PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi belum membawa tim nasional berprestasi memuaskan di level apapun. Aldi berharap Edy legawa untuk mundur.

"Sebaiknya Pak Edy melepaskan jabatannya di PSSI," ujar Aldi, seperti dilansir Antara.

"PSSI sangat tidak memerhatikan kami. Kami membuat liga secara mandiri, tidak ada bantuan dari PSSI. Seharusnya ada perhatian serius untuk pembinaan sepak bola dari akar rumput," bebernya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya