3 Alasan Valentino Rossi Harus Segera Pensiun dari MotoGP

Valentino Rossi selalu menolak keputusan untuk pensiun dari MotoGP karena merasa usia tua tidak menjadi halangan bagi dirinya untuk meraih prestasi.

oleh Defri Saefullah diperbarui 12 Jul 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 07:00 WIB
Valentino Rossi
Valentino Rossi (GIUSEPPE CACACE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Valentino Rossi sudah genap berusia 40 tahun dan berkarier selama 20 tahun di MotoGP. Karier yang panjang ini sudah memberinya 7 gelar di MotoGP/500 cc dan dua gelar dari masing-masing 125 cc dan 250 cc.

Rossi sudah lama mengincar gelar ke-10 nya di MotoGP.Peluang itu sudah dikejarnya selama 10 musim terakhir tapi belum juga terjadi. 

Posisi terbaiknya sejak MotoGP 2009 yaitu posisi kedua sebanyak tiga kali beruntun. Itu terjadi pada 2014 hingga 2016.

Di momen ini, Valentino Rossi mengalami momen paling sial yaitu gagal juara di MotoGP 2015. Soalnya, dia hanya kalah 1 poin dari rekannya di Yamaha kala itu, Jorge Lorenzo.

Di tahun 2015 juga mengalami momen paling mengenaskan saat berkonflik dengan Marc Marquez usai insiden di MotoGP Malaysia. Lalu musim ini, Rossi juga alami kejadian buruk karena sempat gagal finis sebanyak tiga kali.

Rossi belum mau pensiun dari MotoGP. Dia berkeyakinan usia tua bukan jadi masalah baginya selama semangat masih ada. Meski begitu ada tiga alasan mengapa Rossi memang harus pensiun dari MotoGP setidaknya pada 2020 nanti:

 

 

.

3. Banyak Pesaing Muda

Pembalap Suzuki, Alex Rins
Pembalap Suzuki, Alex Rins, finis kedua pada balapan MotoGP Jerez, Minggu (5/5/2019). (AFP/Jorge Guerrero)

Sejak terakhir kali rebut posisi dua di MotoGP pada 2016 lalu, Valentino Rossi mulai menemukan banyak rintangan dari pembalap-pembalap lain selain Marc Marquez. Rekannya di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales tentu memberikan tekanan bagi Rossi.

Usianya yang jauh lebih muda terbukti membuat Rossi kesulitan dan harus pandai-pandai beradu siasat dan setelan motor. Namun bukan hanya Vinales, saat ini sudah banyak muncul pembalap muda yang potensial seperti Fabio Quartararo, Alex Rins, Danilo Petrucci dan Jack Miller.

Kesulitan Rossi untuk melawan pembalap-pembalap muda ini sangat kentara di dua atau tiga musim terakhir. Motor memang menjadi penentu tapi usia tak bisa dibantah juga turut mengurangi kehebatan Rossi di sirkuit.

Kunci Rossi bisa terus bertahan hanya kalau bisa menyaingi Marquez di posisi puncak klasemen. Ini tentu sulit dipenuhi musim ini.

2. Sulit Kompromi dengan Motor

Valentino Rossi
Valentino Rossi saat di MotoGP Belanda. (AP Photo/Peter Dejong)

Valentino Rossi mungkin boleh tersenyum saat MotoGP masih menggunakan ban Bridgestone. Ban asal Amerika Serikat ini cukup berpengaruh terhadap performa Rossi dengan Yamaha.

Dia masih bisa bersaing ketat dengan Marc Marquez dengan menggunakan Bridgestone. Namun peruntungan Rossi berubah saat Michelin ambil alih sebagai pemasok ban tunggal di MotoGGP.

Hampir di setiap musim Rossi selalu mengeluhkan sulitnya untuk menyetel mesin dan juga ban Michelin.Selalu saja ada keluhan yang diungkapkan Rossi di setiap balapan seperti ban belakang wheelie atau melintir.

Belum lagi dia juga kesulitan untuk kompromi dengan jenis-jenis ban Michelin. Di dua musim terakhir, masalah Rossi dengan ban seakan bertambah besar. Itu terbukti dari dua tahun belum raih podium juara.

1. Dominasi Marquez

Marc Marquez dan Valentino Rossi
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, dan rider Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi. (AFP/Gabriel Buoys)

Hal terakhir yang sulit dibantahkan sebagai alasan kuat Rossi pensiun yaitu dominasi Marc Marquez. Pembalap berusia 26 tahun ini seperti menjadi mimpi buruk bagi Rossi sejak kehadirannya 2013 lalu.

Dengan style balap yang berani ditambah keunggulan mesin Honda, Marquez selalu mendominasi. Kini, pembalap asal Spanyol itu sudah diambang meraih gelar keenamnya di MotoGP.

Ini tentu menjadi sinyal buruk bagi Rossi. Jangankan untuk mengejar gelar juara, bersaing untuk meraih juara di seri balapan MotoGP saja saat ini sudah sulit.

Maka itu, pensiun bisa saja jadi pilihan terbaik bagi Rossi. Dengan keputusan ini, dia bisa lebih punya waktu luang untuk mengerjakan hobinya di dunia reli dan juga mengurus akademi VR46

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya