Gaungkan Semangat Olahraga, Kemenpora Susun Buku Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus

Untuk membudayakan olahraga di semua usia dan kalangan, Kemenpora tengah merumuskan buku bertajuk Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 06 Agu 2019, 21:58 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 21:58 WIB
Gaungkan Semangat Olahraga, Kemenpora Susun Buku Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus
Kegiatan perumusan buku bertajuk Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus dilaksanakan di Yogyakarta pada 5-7 Agustus 2019.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pemuda dan Olahraga tengah merumuskan buku bertajuk “Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus”. Penyusunan buku tersebut dilaksanakan di Yogyakarta pada 5-7 Agustus 2019. Adapun 3 tema besar yang menjadi pembahasan adalah olahraga tradisional, olahraga lansia dan usia dini, serta olahraga disabilitas.

Setiap tema disusun oleh tim yang kompeten di masing-masing bidang. Kemenpora melalui Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga tak hanya melibatkan para akademisi namun juga komunitas terkait. Bertempat di The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta, masing-masing tim berkumpul di ruangan berbeda untuk menyusun buku sesuai tema. Banyak ide-ide menarik bermunculan dalam diskusi. 

“Buku tersebut hendaknya dapat menjadi pedoman bagi masyarakat nantinya," ucap Kabid Olahraga Usia Dini, Lanjut Usia, dan Olahraga Khusus Kemenpora Agustien Rien Ariyanti.

Untuk membudayakan olahraga di semua usia dan kalangan, Kementerian Pemuda dan Olahraga terus mencari cara untuk menyebarkan virus “Ayo Olahraga”. Menerbitkan buku adalah salah satu cara untuk memberi pencerahan serta motivasi bagi masyarakat dalam berolahraga. 

Seperti olahraga tradisional yang mulai jarang dilakukan oleh masyarakat, tentunya akan lebih baik jika disiapkan panduan tertulisnya. 

Demikian pula untuk olahraga lansia, bagaimana nanti buku tersebut dapat menginspirasi masyarakat untuk terus semangat berolahraga hingga usia senja. Bagaimana olahraga dapat membuat kita sehat hingga usia tua.

“Selagi kita masih bisa olahraga, ya kita olahraga. Gunanya ya agar kita sehat. Kalau mau berprestasi, ya nanti lain lagi. Saya, kalau sudah di lapangan ya maunya menang. Kadang kalau sudah di track, lupa dengan sakit”, ucap Diana Rosalina Pesak Oroh (76 tahun) salah satu narasumber yang pernah menjadi atlet dan terus aktif berolahraga hingga saat ini.

Sementara untuk buku olahraga disabilitas memiliki misi membangkitkan rasa percaya diri manusia yang lahir atau hidup dengan disabilitas.

“Mudah-mudahan buku ini nanti dapat menjadi acuan dalam pengembangan olahraga disabilitas”, ucap Kabid Olahraga Penyandang Cacat Kemenpora Ismun Dwi Karyatiningsih.

Semua buku yang disusun rencananya akan diproduksi pada tahun 2019 ini. “Bismillah, untuk sesuatu yang baik, kita harus berani mulai”, ungkap Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Aris Subiyono optimis dalam menyelesaikan penulisan buku.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya