3 Manuver AC Milan yang Bisa Bikin Klub Semakin Terpuruk

Manuver yang dilakukan AC Milan tidak bisa dibilang sukses. Sebaliknya, keputusan manajemen itu justru bisa jadi blunder yang membuat klub semakin terpuruk.

oleh Hesti Puji Lestari diperbarui 04 Feb 2020, 14:10 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 14:10 WIB
Bantai Torino 4-2, AC Milan Rebut Tiket Semifinal Coppa Italia
Penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic (kiri) berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Torino pada pertandingan perempat final Coppa Italia di stadion San Siro, Milan (28/1/2020). AC Milan menang 4-2 atas Torino dan melaju ke babak semifinal melawan Juventus. (AP Photo/Antonio Calanni)

Milan - Manuver mengejutkan akan dilakukan AC Milan. Rossoneri dikabarkan tengah mendekati mantan pelatih RB Leipzig, Ralf Rangnick.

Menurut kabar yang beredar, Rangnick telah setuju merapat ke San Siro pada musim panas mendatang. AC Milan tengah berusaha mencari titik lemah mereka.

Manuver AC Milan bisa dimengerti. Sebagai salah satu klub terbesar dan tertua di Italia, AC Milan kini tengah terpuruk.

Skuat yang kini ditukangi Stefan Pioli itu bercokol di posisi delapan klasemen sementara Serie A. Hingga pekan ke-22, Milan hanya mampu mengumpulkan 22 poin.

Jangankan bersaing dengan Juventus yang masih kukuh di puncak klasemen, menembus tiga besar saja rasanya sulit bagi Milan. Hal itu tentu tak lepas dari berbagai manuver yang dilakukan belakangan ini.

Manuver yang dilakukan tidak bisa dibilang sukses. Sebaliknya, keputusan manajemen itu justru bisa jadi blunder yang membuat AC Milan semakin terpuruk.

Apa saja manuver tersebut? Berikut rangkumannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini

1. Tidak Sabar Menunggu Sentuhan Emas Pelatih

AS Roma Bungkam AC Milan 2-1 di Olimpico
Pelatih AC Milan, Stefano Pioli menginstruksikan pemainnya saat bertanding melawan AS Roma pada pertandingan Lanjutan Liga Serie A Italia di Stadion Olimpiade Roma (28/10/2019). AS Roma menang tipis 2-1 atas AC Milan. (AP Photo/Andrew Medichini)

AC Milan menjadi satu-satunya klub Italia yang hobi gonta-ganti pelatih. Pada pertengahan Juni 2019, Marco Giampaolo resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Milan menggantikan Gennaro Gattuso.

Namun manajemen tak sabar menunggu sentuhan ajaib mantan pelatih Sampdoria itu. Imbasnya, Giampaolo harus didepak dari kursi kepelatihan pada awal Oktober 2019.

Ya,pelatih asal Swiss itu hanya tiga bulan saja menangani AC Milan sebelum digantikan Stefano Pioli. Namun manajemen kembali menunjukkan ketidaksabaran.

Berdasarkan rumor yang mencuat, Stefano Pioli juga bakal dipecat dan digantikan oleh Ralf Rangnick pada musim panas 2020.

2. Membiarkan Pemain Bintang Pergi

Milan Vs Inter
Bek AC Milan, Ricardo Rodriguez, berebut bola dengan striker Inter Milan, Lautaro Martinez, pada laga Serie A di Stadion San Siro, Milan, Sabtu (21/9). Milan kalah 0-2 dari Inter. (AFP/Miguel Medina)

Tak dapat dipungkiri, AC Milan kini dihuni oleh pemain yang tidak terlalu kompetitif. Ricardo Rodriguez malah dipinjamkan ke PSV Eindhoven pada medio 2019. Dan kini, Rossoneri hanya memiliki Krzysztof Piatek sebagai pemain yang paling punya nama.

Sementara di sisi lain, jersey dengan nomor punggung 10 milik AC Milan diberikan kepada pemain yang tidak begitu diunggulkan, yakni Hakan Calhanoglu. Padahal, nomor punggung 10 dipercaya sebagai nomor keramat di dunia sepak bola.

Nomor ini biasanya diberikan kepada pemain yang dianggap paling mumpuni atau berperan vital di sebuah klub. Jika Hakan Calhanoglu saja menjadi pemain andalan, sudah bisa diprediksi bagaimana komposisi pemain AC Milan saat ini.

3. Mencoba-Coba yang Tidak Perlu

AC Milan Vs Torino
Striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, menyundul bola saat melawan Torino pada laga Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Selasa (28/1). Milan menang 4-2 atas Torino. (AFP/Miguel Medina)

Di saat sejumlah klub Eropa berlomba-lomba mendatangkan pemain muda, AC Milan justru sebaliknya. Alih-alih membidik pemain yang lebih segar, Rossoneri justru memanggil kembali mantan pemainnya, Zlatan Ibrahimovic.

Manuver tersebut semakin terlihat tidak serius saat Zlatan hanya diikat kontrak selama enam bulan. Apa yang bisa dilakukan seorang pemain dalam waktu enam bulan?

Jangankan pemain, pelatih kelas dunia sekali pun sulit untuk membentuk skuat tangguh dalam waktu sesingkat itu.

Disadur dari Bola.com (Penulis Hesti Puji Lestari/ Editor Yus Mei Sawitri, Published 04/02/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya