Terjangkit Virus Corona Covid-19, Mikel Arteta Minum Obat di Luar Rekomendasi WHO?

Belum diketahui apakah manajer Arsenal, Mikel Arteta, sudah bisa memimpin pasukannya berlatih, Selasa depan (24/3/2020).

oleh Marco Tampubolon diperbarui 19 Mar 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 19:30 WIB
Pelatih Arsenal Mikel Arteta Positif Virus Corona COVID-19
Pelatih Arsenal Mikel Arteta tepuk tangan usai pertandingan Piala FA antara Bournemouth melawan Arsenal di Vitality Stadium, Bournemouth, Inggris, 27 Januari 2020. Arteta mengaku kecewa dengan kondisinya saat ini yang terjangkit virus corona COVID-19. (Glyn KIRK/AFP)

Liputan6.com, London - Kondisi Manajer Arsenal, Mikel Arteta, semakin membaik setelah poisitif terjangkit virus Corona model terbaru penyebab Covid-19. Namun selama masa penyembuhan, pelatih asal Spanyol itu diduga sempat mengonsumsi obat yang tidak direkomendasikan WHO bagi pasien penderita Covid-19. 

Seperti diketahui Arteta merupakan pelatih Premier Lague pertama yang menderita Covid-19. Setelah itu, Chelsea juga mengumumkan pemainnya, Callum Hudson-Odoi, juga terjangkit virus yang sama.

Guna menghindari penyebaran virus yang lebih luas, The Gunners diminta mengisolasi diri. 

Langkah ini memaksa pertandingan Arsenal melawan Manchester City batal digelar. Begitu juga dengan duel berikutnya melawan Brighton. Sampai saat ini, kedua laga ini belum juga digelar karena Premier League juga akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi 2019/2020. 

Seluruh pemain dan staf The Gunners yang sempat terlibat kontak dengan Arteta dikarantina. Mereka diminta untuk berdiam diri di rumah selama 14 hari terhitung sejak Arteta positif mengidap Covid-19. 

Menurut Sky Sports, masa karantina itu akan berakhir Selasa mendatang (24/3/2020). Belum diketahui apakah Arteta bakal hadir dalam latihan perdana setelah masa karantina tersebut. Namun kabar terakhir menyebutkan, kondisi mantan pemain The Gunners itu sudah jauh membaik. 

"Terima kasih atas pesan dan dukungan kalian. Saya sudah merasa lebih baik. Kita semua menghadapi tantangan besar dan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis Arteta lewat akun Twitter-nya.

"Lindungi satu sama lain dengan mengikuti pedoman dan kita akan melewati ini bersama-sama. Kerja yang bagus untuk Premier League dengan membuat keputusan yang tepat," lanjut Mikel Arteta.

  

 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

Sempat Demam dan Pusing

Mikel Arteta
Pep Guardiola sendiri merasa yakin jika kompatriotnya itu mampu mengemban tugas berat sebagai manajer baru Arsenal karena memiliki dedikasi yang tinggi. (AFP/Olly Greenwood)

Sebelumnya, istri Arteta, Lorena Bernal, juga menyampaikan kalau suaminya baik-baik saja. Lewat akun Instagram-nya, Bernal juga mengucapkan terima kasih atas dukungan moril yang mereka terima.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang mengirimkan pesan-pesan baik, e-mail, dan telepon, sungguh itu luar biasa," ujar Bernal melalui media sosial Instagram.

Dalam unggahan tersebut, Bernal, bercerita, bahwa suaminya sempat menunjukkan gejala Covid-19 seperti, demam, dan sedikit pusing. Namun menurutnya, hal itu tidak tidak akan menghentikan Arteta bekerja dalam situasi normal. Bernal juga percaya, kesehatan Arteta bakal segera pulih seperti semula.

"Saya pun memahami bahwa Anda ingin tahu apa yang terjadi. Suami saya merasa baik-baik saja, tidak ada masalah. Memang benar dia menunjukkan gejala virus tersebut, tapi gejala itu tidak akan menghentikannya bekerja dalam situasi normal," kata istri dari manajer Arsenal menambahkan.

 

Pengobatan Arteta

10 WAGs Top Liga Premier Inggris
Lorena Bernal pasangan dari Mikel Arteta, model blasteran Argentina-Spanyol ini adalah model, TV host dan artis. Dia pernah membintangi serial CSI: Miami dan juga terpilih sebagai Miss Spanyol 1999. (photo/Instagram)

Seperti diketahui, virus Corona model terbaru pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada akhir tahun lalu. Virus ini menyebabkan demam, batuk, tenggorokan kering, hingga pneumonia. Sampai saat ini, belum ada vaksin yang mampu menangkap virus yang diduga berasal dari kelelewar tersebut.   

Tiongkok menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. Di Negeri Tirai Bambu setidaknya sudah ditemukan hampir 90 ribu kasus dengan jumlah kematian mencapai 3200 orang. Di saat Tiongkok mulai bisa mengendalikan laju penyebaran virus dengan strategi lockdown, penyebaran justru semakin meluas ke seluruh dunia. Saat ini, setidaknya lebih dari 150 negara terpapar virus tersebut.

Data terbaru mencatat jumlah kasus sudah mencapai 218.462 orang dengan jumlah kematian 8.945 orang. Sementara pasien yang berhasil disembuhkan sejauh ini sudah mencapai 67.003 orang. 

 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Lorena Bernal (@lober99) on

Meski begitu, Bernal tidak terlalu khawatir virus Corona. Menurutnya, virus itu tidak terlalu mematikan meski tetap berbahaya kepada mereka yang terbilang lanjut usia. Bernal juga mengaku, pengobatan yang diberikan kepada suaminya juga tidak rumit. "Dia hanya akan meminum ibuprofen atau paracetamol dan akan berangkat kerja sangat awal, ini bukan masalah besar," kata Bernal. 

Sejauh ini memang belum ditemukan obat yang benar-benar ampuh melawan virus Corona Covid-19. Namun WHO ternyata tidak merekomendasikan Ibuprofen kepada pasien penderita Covid-19. Imbauan ini disampaikan WHO setelah mendapat laporan dari otoritas kesehatan Prancis terkait efek buruk obat pereda rasa nyeri tersebut terhadap kondisi pasien yang terjangkit virus Corona model terbaru. 

Dugaan ini pertama kali disampaikan oleh Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, mengacu kepada penelitian terbaru dalam jurnal medis The Lancet. Menurut jurnal tersebut, diduga bahwa kandungan enzim pada obat antiinflamasi seperti ibuprofen dapat memperburuk infeksi COVID-19.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya