5 Bek Sayap Paling Ganas di Shopee Liga 1 2020

Di Shopee Liga 1 2020, beberapa bek sayap atau fullback mampu menerapkan perannya dengan baik.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 28 Mar 2020, 19:25 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2020, 19:25 WIB
Full Bek Canggih Shopee Liga 1 2020
Full Bek Canggih Shopee Liga 1 2020 (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Indonesia tak pernah kehabisan stok bek sayap atau fullback ganas dari tahun ke tahun. Pada Shopee Liga 1 2020 yang terhenti usai pekan ketiga akibat pandemi virus corona COVID-19, ada beberapa nama yang bersinar.

Figur-figur lawas yang sebelumnya sudah mewarnai lapangan hijau di Indonesia ada Alexander Pulalo, Ortizan Solossa, dan Erol FX Iba. Beberapa pemain bahkan masih aktif bermain hingga kini, sebut saja Ismed Sofyan di Persija Jakarta.

Jauh sebelumnya, ada sosok Simson Rumahpasal dan Aji Santoso. Kedua pemain bisa dibilang pionir fullback modern di Indonesia sebelum muncul nama-nama seperti Rezaldi Hehanusa, Ricky Fajrin, hingga Asnawi Mangkualam.

Permainan mereka mengingatkan pada bek-bek sayap legendaris dunia macam Marcos Cafu, Phillip Lahm, Daniel Alves, hingga Bixente Lizarazu. Pada akhirnya muncul istilah modern fullback yang berkembang sampai saat ini, contohnya Andy Robertson dan Alexander Arnold.

Berbeda dengan bek tengah, fullback diharapkan bisa membantu penyerangan dengan menyisir sisi lapangan. Pola seperti ini biasa disaksikan ketika tim mengusung formasi 3-5-2 , 5-3-2, 4-3-3, atau 4-2-3-1.

Di Shopee Liga 1 2020, beberapa bek sayap atau fullback mampu menerapkan perannya dengan baik. Berikut ini sajian khas Bola.com.

Marco Motta

Bek Persija Jakarta, Marco Motta
(Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kehadiran Marco Motta menjadi warna tersendiri di persepakbolaan Tanah Air. Ada beberapa sebab, satu di antaranya yakni mendobrak kebiasaan klub Indonesia ketika merekrut pemain asing.

Umumnya, pemain asing yang direkrut berposisi sebagai bek tengah, gelandang, hingga striker. Penjaga gawang asing juga bisa dihitung jari, namun tetap saja merekrut pemain asing di posisi bek sayap sangat jarang, bahkan terbilang 'tren' yang coba dimunculkan Persija Jakarta.

Persija memutuskan memboyong mantan penggawa Juventus itu pada bursa transfer Januari kemarin. Ini menyiratkan tanda tanya besar, apa yang diharapkan dari Motta?

Selain karena usianya sudah tak lagi muda, Persija sebenarnya memiliki beberapa pemain yang bisa bermain bagus di posisi right fullback. Manajemen juga merekrut Alfath Fathir dan masih memiliki Ismed Sofyan yang dianggap mampu menjaga konsistensi.

Novri Setiawan juga kadang dimainkan sebagai bek kanan ketika keadaan mendesak. Akan tetapi, Persija memiliki alasan kuat mengapa memboyong Motta.

Pemain asal Italia itu diketahui bisa bermain di sejumlah posisi. Selain itu, visi bermain sebagai bek modern sangat diperlukan Persija mengingat anak asuh Sergio Farias itu mengandalkan tusukan-tusukan tajam dari posisi sayap, seperti Riko Simanjuntak.

Yang terpenting adalah bagaimana Motta bisa memberikan pengalaman kepada bek-bek sayap Persija macam Rezaldi Hehannusa dan Alfath Fathir. Motta akan jadi tutor yang sempurna buat kedua pemain yang diproyeksi bakal jadi pemain andalan Timnas Indonesia di masa-masa mendatang.

Marckho Merauje

Marckho Meraudje, Madura United
(Bola.com/Aditya Wany)

Marco Meraudje memang merupakan seorang bek sayap yang memiliki tipikal pekerja keras. Memiliki postur tubuh yang besar menjadi modalnya untuk menang dalam body contact dengan pemain lawan. Bahkan karena keunggulannya itu, Persija Jakarta sempat tertarik untuk memboyongnya sebagai pelapis Ismed Sofyan.

Namun, pemain muda ini memang memiliki potensi besar. Dua gol dan enam kartu kuning pada musim kemarin merupakan bukti dirinya mampu menjadi bek sayap yang keras terhadap pemain lawan dan juga mampu membantu rekan setimnya dalam membangun serangan hingga akhirnya ikut mencetak gol.

Patut dinantikan aksinya bersama Madura United di Liga 1 2020, terutama karena Laskar Sapeh Kerrab juga mendatangkan sejumlah pemain bintang yang akan membuat mereka bersaing di papan atas kompetisi utama sepak bola Indonesia itu.

Supardi

Arema FC vs Persib Bandung
(Bola.com/Iwan Setiawan)

Bek sayap Persib Bandung ini tak jauh berbeda dengan Putu Gede Juni Antara. Permainan yang lugas dan disiplin dalam mengawal area yang dikuasainya menjadi keunggulan seorang Ardi Idrus.

Supardi tak cuma andal dalam bertahan, namun cermat ketika membantu penyerangan. Selain itu, ia punya leadership dan beberapa kali ditunjuk sebagai kapten tim.

Momen tekel yang dilakukan Supardi pun terbilang bersih. 78 tekel dilakukannya sepanjang Liga 1 2018, menjadikannya sebagai pemain dengan jumlah tekel terbanyak dalam satu musim kompetisi kasta tertinggi sepak bola.

Perannya di sisi lapangan bakal membuat tugas Febri Haryadi makin nyaman bermanuver. Meski terpaut usia yang sangat jauh, keduanya menciptakan chemistry yang sulit ditandingi oleh duet pemain lain.

Ricky Fajrin

Timnas Indonesia Vs Malaysia
(Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pada Liga 1 2018 silam, Ricky Fajrin pernah dimainkan coach Widodo C. Putro di Bali United sebagai bek tengah. Hasilnya, kemenangan 2-0 dipetik kala menjamu Persipura Jayapura.

Mendapat kepercayaan memainkan peran baru dari pelatih sekelas Widodo menghadapi lawan berat tentu bukan hal sembarangan. Ini menjadi bukti bahwa Ricky sudah dianggap matang meski usianya masih muda.

Ricky Fajrin merupakan langganan Tim Nasional kategori usia. Namanya mencuat di era kepelatihan Luis Milla. Sejak saat itu, ia selalu menjadi starter di pos fullback.

Musim ini, bek berusia 23 tahun itu selalu dimainkan pada tiga laga perdana Bali United. Namanya tak tergantikan dan akan jadi aset yang bagus buat Serdadu Tridatu.

Asnawi Mangkualam

PSM Makassar
(Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bek terakhir yang masuk daftar bek sayap ganas adalah Asnawi Mangkualam. Meski usianya masih mudam, yakni 20 tahun, ia sanggup menembus starting line up PSM Makassar.

Sejak Liga 1 2017, Asnawi sudah masuk daftar susunan pemain utama, pun dengan Liga 1 2018 dan 2019. Jam terbangnya di klub masih belum banyak karena sering terlibat dalam pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia.

Pada 2016, ketika bermain membela Persiba Balikpapan, Asnawi tercatat sebagai pencetak gol termuda di Indonesia Soccer Championship. Saat itu usianya masih 17 tahun plus lima hari ketika ia membobol gawang Bali United.

Asnawi juga pernah menyabet gelar pemain muda terbaik pada Piala Presiden 2018 bersama PSM Makassar. Itu melengkapi sukses PSM sebagai kampiun turnamen tersebut.

Permainan Asnawi mengingatkan pada sosok Dani Carvajal dan Trent Alexander-Arnold, kebetulan posisinya sama, yakni fullback kanan, walau secara fisik, perawakannya lebih mirip gelandang Real Madrid, Casemiro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya