Manchester - Sepanjang karier profesionalnya di kancah sepak bola, Gary Neville hanya berkutat di Manchester United. Tak pernah terbersit di benak Neville untuk pindah ke lain hati. Manchester United mengalir di pembuluh nadinya.Â
Gary Neville memulai kiprahnya di tim senior pada 1992 di Manchester United. Dia merupakan bagian Class of 92 yang legendaris dan menjadi tulang punggung kejayaan Setan Merah pada periode 1990-an, termasuk ditandai dengan raihan treble pada 1999.Â
Baca Juga
Pada 2011, Neville memutuskan gantung sepatu. Saat itu dia masih berbalut jersey Manchester United. Sepanjang karier profesionalnya Neville juga hanya mengenal satu pelatih, yaitu Sir Alex Ferguson.Â
Advertisement
Beberapa rekannya yang juga bagian Class of 92 satu persatu meninggalkan Old Trafford. Kabar paling menghebohkan tentu saja kepindahan David Beckham ke Real Madrid. Adiknya Phil Neville juga memutuskan hijrah demi mendapat waktu bermain lebih banyak, begitu juga Nicky Butt.Â
Namun, Neville tetap setia. Dia mengaku tak pernah terbersit untuk angkat kaki dari Old Trafford. Bahkan, Neville juga tak pernah berbelit-belit dalam urusan negosiasi kontrak. Bagi Neville, pembicaraan soal kontrak selalu berlangsung singkat dan tanpa drama tarik ulur.Â
Fakta unik lainnya, Neville mengaku tak pernah mempekerjakan agen untuk mengurusi keperluannya, termasuk soal kontrak.Â
"Saya beruntung. Saya tak pernah ingin bermain untuk klub apa pun selain United. Saya tak pernah kurang tidur karena memikirkan tentang transfer," kata Neville pada otobiografinya berjudul "Red".Â
"Negosiasi kontrak saya di Old Trafford benar-benar hanya sekitar lima menit, terutama karena saya tak pernah punya agen yang selalu memikirkan jatahnya," imbuh Neville.Â
Gary Neville biasanya ditemani sang ayah saat melakukan negosiasi kontrak baru, khususnya saat usianya masih muda. Seiring bertambahnya umur, Neville semakin tahu apa yang diinginkan dalam kariernya.Â
"Saya datang bersama ayah untuk menemui Peter Kenyon atau David Gill dengan sejumlah angka yang sudah terpikir di kepala. Mereka juga punya beberapa poin juga. Setelah itu saya mengecek kata-kata di kontrak, mereka memberi saya pena, dan menunjukkan di mana saya harus tanda tangan," kenang Gary Neville.Â
Â
Tak Pernah Menyukai Agen Pemain
Gary Neville mengakui negosiasi kontraknya juga pernah bermasalah. Masalah yang timbul tak ada hubungannya dengan kepindahan ke klub lain.Â
"Satu-satunya saya punya masalah (dengan kontrak), ketika Phil ditawari jumlah yang lebih sedikit dibanding saya karena dia tak bermain di tim utama setiap pekan," ujar Neville.Â
"Saya bilang ke Kenyon itu tidak adil dan kemudian klub menambahkan sejumlah intensif untuk menaikkan angka Phil," imbuh Neville.Â
Pemain yang pernah menjabat sebagai kapten Manchester United itu juga tak pernah memedulikan nominal gaji atau bonus milik rekan-rekan setimnya. Neville tidak mengetahui besaran gaji rekan-rekan setimnya selama di Old Trafford.Â
"Saya tak pernah tahu berapa yang diterima Paul Scholes atau Ryan Gigss sepanjang di Old Trafford. Saya hanya berharap mereka menerima lebih banyak daripada saya," ujar pria yang biasa beroperasi sebagai bek kanan tersebut.Â
Neville tak pernah menyembunyikan ketidaksukannya terhadap agen. Menurut dia, seharusnya para pemain tidak tunduk di bawah kendali agen untuk negosiasi kontrak maupun memutuskan tentang masa depan mereka.
Neville menyatakan seharusnya pemain yang berkuasa atas semua urusannya, termasuk soal kontrak.Â
"Kehidupan saya simpel ketika menyangkut uang dan kontrak. Saya berharap banyak pesepak bola juga seperti itu, tapi setiap hari kita dengar tentang pengaruh agen. Bahkan ada yang dipanggil super agen. Super dalam hal apa? Menghitung uang yang mereka dapat?" sindir Neville. Â
Â
Advertisement
Pantang Membela 3 Klub Ini
Saat usianya masih cukup muda, Gary Neville sudah merancang masa depannya di Old Trafford. Dia telah menimang-nimang berbagai pilihan, berkaitan dengan kelanjutan kariernya.
Ada dua opsi yang telah disiapkannya. Apakah itu?Â
"Saya sudah membuat keputusan, jika pada awal usia 30 tahun Sir Alex datang dan bilang waktu saya sudah habis, saya tak akan bermain untuk klub lainnya. Saya beruntung dalam hal itu," kata Neville, seperti dilansir Sky Sports. Â
"Namun, jika dia datang ke saya pada saat usia saya 28 tahun dan bilang waktu saya telah habis, tentu saja mungkin saya akan bermain untuk klub lain di Premier League," imbuh Neville. Â
Saat ditanya tentang klub lain yang mungkin dibelanya jika dipaksa hengkang dari Old Trafford pada usia 28 tahun, Neville menegaskan pantang bermain untuk tiga klub.Â
"Saya tak akan pernah bermain untuk Manchester City, Liverpool, atau Leeds United. Mustahil untuk selamanya. Saya tak merasa buruk untuk pemain yang melakukan itu. Tapi, secara personal saya tak bisa melakukannya. Rivalitasnya terlalu besar," kata dia.Â
Sumber: Otobiografi Gary Neville, Sky SportsÂ
Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri/Yus Mei Sawitri, published 18/4/2020)