Pemain Ini Jual Medali Piala Dunia Antarklub untuk Beli Narkoba

Flavio Donizete memenangkan Piala Dunia Antarklub bersama Sao Paolo di tahun 2005. Ketika final berlangsung di Jepang, Sao Paolo menang 1-0 atas Liverpool.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 29 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 07:30 WIB
Flavio Donizete
Flavio Donizete, saat mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub 2005. (Dok. Sao Paulo)

Liputan6.com, Sao Paolo - Mantan pemain Sao Paolo, Flavio Donizete membuat pegakuan mengejutkan. Dia menjual medali Piala Dunia Antarklub hanya untuk membeli narkoba jenis kokain.

Flavio Donizete memenangkan Piala Dunia Antarklub bersama Sao Paolo di tahun 2005. Ketika final berlangsung di Jepang, Sao Paolo menang 1-0 atas Liverpool.

Mengutip artikel dari Sport Bible, Donizete terbilang beruntung bisa mendapatkan medali Piala Dunia Antarklub. Ketika itu, dia masuk dalam skuat Sao Paolo menggantikan Leandro Bonfim yang mengalami cedera.

Dua tahun setelah berjaya di Yokohama, Jepang, Donizete terjebak di dunia narkoba. Pria yang kini berusia 36 tahun itu bahkan menjual medali yang paling diidamkan oleh semua pemain sepak bola di dunia.

"Saya menjual medali Piala Dunia Antarklub untuk beli narkoba. Saya menjualnya dengan harga 7 ribu reais (Rp 19,66 juta)," katanya.

 


Pesta Narkoba

Uang hasil penjualan medali itu digunakan Donizete untuk berpesta narkoba. Bahkan, pada kesempatan pertama, dia membeli narkoba dengan harga termahal.

"Saya menghabiskan semua uang itu untuk membeli kokain. Pada pembelian pertama, saya beli kokain seharga 1.000 reais," ucap Donizete.

"Saya terus memakai kokain selama dua tahun. Semakin banyak uang yang saya dapat, makin banyak juga narkoba yang ingin saya beli," ujarnya menambahkan.


Jadi Tukang Kebun

Selama 13 tahun, Donizete terjerembab dalam dunia narkoba. Dia pun kehilangan segalanya, uang tabungan pun ludes. Dan kini, dia harus menyambung hidup dengan menjadi tukang kebun.

"Saya kehilangan segalanya, kecuali anak, istri, dan keluarga. Penyesalan saya adalah mencoba kokain. Itu menghancurkan masa depan saya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya