6 Alasan Solskjaer Bukan Manajer Kaleng-Kaleng di MU

Hanya tinggal menunggu waktu saja, Manchester United (MU) akan kembali disegani di tangan Ole Gunnar Solskjaer.

oleh Ario Yosia diperbarui 12 Jun 2020, 05:30 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 05:30 WIB
Manchester United
Manchester United (MU) (Bola.com/Adreanus Titus)

Manchester - Pelan namun pasti, Ole Gunnar Solskjaer mulai bisa membuktikan diri ia bukan manajer kaleng-kalengan. Manchester United (MU) mulai menemukan kestabilan di paruh kedua kompetisi Premier League.

Setan Merah di tangan Ole punya kans kuat duduk di zona Liga Champions musim depan. Di sisi lain, Manchester United juga berpeluang meraih gelar Piala FA dan Liga Europa.

Benar ujaran legenda klub, Gary Neville. Masalah Man United hanya bisa dibenahi oleh orang yang mengenali kultur klub. Jose Mourinho dan Louis van Gaal pelatih hebat, namun mereka tak pernah benar-benar memahami filosofi klub.

Ole Gunnar Solskjaer yang pernah bermain di MU paham betul apa yang terbaik buat klub yang membesarkannya.

Musim ini jadi transisi pembuka jalan kebangkitan MU. Musim depan adalah musim panen bagi Solskjaer.

MU bakal kembali mengebrak dan menujukkan kapasitas sebagai tim terbesar di Inggris. Simak alasan-alasannya di bawah ini:

Pembelian Pemain yang Tepat

Bruno Fernandes
(AFP/Paul Ellis)

Selama bertahun-tahun, Manchester United sering salah langkah dalam membeli pemain. Sebut saja Angel Di Maria, yang jelas dianggap sebagai salah satu pembelian gagal. Juga beberapa pemain di era Mourinho.

Kini, bersama Solskjaer, Setan Merah menerapkan pendekatan berbeda. Solskjaer tampaknya lebih senang pemain muda asli Inggris dengan bakat menjanjikan: Daniel James dan Aaron Wan Bissaka.

Juga, yang lebih penting, pembelian-pembelian itu sesuai dengan kebutuhan tim. Man United sudah lama mencari penyerang sayap kanan, James bisa mengisi peran itu. Juga Setan Merah sudah terlalu sering kerepotan di pos bek kanan, Wan-Bissaka hadir untuk menyelesaikan masalah itu.

Lalu, United mendatangkan Harry Maguire. Pembelian cerdas yang bakal menyelesaikan masalah pertahanan Man United.

Pada paruh kedua Ole mendaratkan Bruno Fernandes yang sukses menghidupkan mesin permainan lini tengah United. Pemain berstatus pinjaman dari Shanghai Shenhua, Odion Ighalo, juga unjuk gigi di sektor depan.

Musim depan dengan bujet transfer yang besar, Ole bakal dengan leluasa menambah amunisi untuk membuat Manchester United kian bertaji.

Sukses Mengembalikan Identitas Permainan United

Gol Tunggal Juan Mata Bawa MU ke Babak 16 Besar Piala FA
(AP Photo/Rui Vieira)

Sejak ditangani Solskjaer, skuad Manchester United kembali bermain dengan senyum. Tidak ada lagi permainan negative football yang pernah diterapkan di bawah Jose Mourinho.

Solskjaer mengembalikan taktik sederhana khas Man United: permainan cepat, agresif, dan bola lambung langsung ke jantung pertahanan lawan. Dia ingin memainkan penyerang-penyerang cepat.

Marcus Rashford jadi striker utama di era Solskjaer, ia didukung winger cepat, Anthony Martial dan Daniel James. Komposisi ini membuat lini depan Setan Merah terlihat lebih ganas. Kombinasi Paul Pogba dan Bruno Fernandes membuat di sektor tengah kian menghidupkan permainan menyerang agresif klub.

Pemain-pemain ini senang dengan cara Ole menangani tim, sekalipun ia minim jam terbang melatih. Ia jago memotivasi para pemain.

Taktik memang penting, tetapi mental sangat berpengaruh. Aura positif skuad Man United bakal membantu mereka memetik kesuksesan di masa depan.

Sukses Membenahi Masalah Fisik Pemain

Manchester United - Marcus Rashford - Paul Pogba
(AFP/Oli Scarff)

Solskjaer mengeluhkan kondisi fisik skuad Manchester United sejak pertama kali tiba di Old Trafford. Melalui latihan keras di pramusim, dia menggembleng fisik pemain-pemain Setan Merah.

Kekuatan fisik pemain United harus ditingkatkan untuk memenuhi tuntutan permainan Solskjaer. Saat ini, Solskjaer bekerja intens dengan Rich Hawkins, kepala athletic training service dan Ed Leng selaku lead sport scientist.

Sederhana, Solskjaer ingin memastikan masalah fundamental seperti daya tahan fisik tidak akan mengganggu skuadnya. Kabarnya, intensitas latihan Man United ditingkatkan hingga angka 50 persen.

Hasilnya, walau permainan Manchester United belum stabil, namun mereka mampu menyuguhkan permainan cepat yang atraktif. Rival abadi sekota yang dikenal dengan permainan tiki-taka ala Pep Guardiola, dibuat kerepotan dengan sistem permainan counter attack cepat United.

 

Membersihkan Skuat United dari Pemain Bermasalah

Chris Smalling dan Romelu Lukaku
(AFP/Miguel Medina)

Ole Gunnar Solskjaer dalam sebuah sesi wawancara menyebut, penyebab utama keterpurukan pemain karena adanya pemain-pemain yang tak sepenuh hati bermain buat klub.

Ketika melihat gelagat pemainnya tak kerasan di Manchester United, manajer asal Norwegia itu tak ragu-ragu melepas mereka ke klub lain. Chris Smalling, Alexis Sanchez, Marcos Rojo, Ashley Young, Romelu Lukaku, deretan pemain yang dilepas di awal musim ini.

Kepergian mereka memang memunculkan konsekuensi, Manchester United sempat goyah karena tak segera dapat pemain pengganti. Namun, Ole bergeming yakin pada pilihannya.

Ia ingin tim bersih dulu dari aura-aura negatif, untuk kemudian pelan-pelan melakukan perubahan dengan memasukkan pemain sesuai ekspektasinya.

Sosok Motivator Ulung

Aksi Mason Greenwood, Bocah Ajaib Manchester United
(AFP)

Ole Gunnar Solskjaer cukup pintar menaikkan kepercayaan diri sejumlah pemain Manchester United yang rapornya merah di era manajer sebelumnya, Jose Mourinho.

Nemanja Matic yang sempat melorot penampilannya, performanya melesat di tangan Ole. Demikian pula dengan Fred serta Anthony Martial. Keduanya menjelma jadi pemain yang bersinar setelah sempat sebelumnya kesulitan menemukan bentuk permainan terbaik di era Jose.

Matic menyebut Ole Gunnar Solskjaer pelatih yang fair. Ia memberinya waktu untuk menemukan jati diri, serta tak henti memberi motivasi untuk bisa bangkit.

Hal berbeda tentunya di era Jose Mourinho, yang senang mempermalukan pemainnya sendiri hanya gara-gara tampil jelek di beberapa pertandingan.

Mengedepankan Budaya Diskusi

Ole Gunnar Solskjaer
(AFP/Andrew Yates).

Ole Gunnar Solskjaer sosok pelatih yang doyan membuka diri berdiskusi dengan banyak orang untuk mencari solusi terbaik bagi Manchester United. Ia pun melibatkan gurunya, Sir Alex Ferguson, untuk memompa motivasi pemain.

Sang mentor tak sungkan meminta tips ke Fergie. Ole Gunnar Solskjaer juga berhubungan baik dengan mantan rekan setimnya yang berstatus legenda Setan Merah.

Sebut saja dengan Ryan Giggs yang merekomendasikan pembelian Daniel James, yang ternyata sukses membawa dampak bagi tim.

Sumber: Berbagai sumber

Disadur dari Bola.com (Ario Yosia)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya