Ole Gunnar Solskjaer merupakan mantan pemain Si Kulit Bundar yang kembali terjun ke ranah sepak bola dengan menjadi seorang pelatih. Solskjaer saat ini menahkodai Manchester United, klub yang telah membesarkan namanya sekaligus klub terakhir yang ia bela sebelum pensiun pada tahun 2007 lalu.Â
Ketika diboyong Sir Alex Ferguson pada medio 1996, Solskjaer mengawali kariernya di Old Trafford dengan susah payah. Ia harus bersaing dengan beberapa nama striker beken seperti Eric Cantona, Andy Cole, hingga Brian McClair. Meski sulit untuk mendapatkan menit bermain, Solskjaer tak pernah menyerah. Ia selalu memberikan permainan terbaik kala diberi kesempatan menjadi seorang pemain pengganti.
Seiring berjalannya waktu, eks striker berjuluk The Baby Faced Assasin itu akhirnya menjelma sebagai seorang super sub yang ditakuti lawan. Momen terbaiknya terjadi kala Solskjaer mampu mencetak gol penentu pada menit perpanjangan waktu di laga Final Liga Champions 1999 kontra Bayern Munchen dari bangku cadangan. Waktu itu, Solskjaer mampu mencetak gol di menit 93 dan memastikan Setan Merah meraih Treble Winners pada tahun tersebut.
Bangkit dari Keterpurukan
Pada tahun 2005 Solskjaer harus mengalami penurunan performa yang cukup signifikan. Ia harus menelan pil pahit bahwa cedera yang ia alami mengganggu ritme permainannya. Ia bahkan beberapa kali naik meja operasi demi menyembuhkan cedera lutut yang diderita, namun dari 7 kali operasi yang dilakukan hasilnya tetap nihil
Hingga, pada tahun 2007 Solskjaer memutuskan gantung sepatu akibat cedera yang tak kunjung sembuh. Ia resmi pensiun pada usia 34 tahun tanpa memiliki memori yang indah pada saat tahun-tahun terakhinya berlaga di Old Trafford. Meski begitu, Solskjaer memang bukan tipikal pemain yang cepat berputus asa, pada tahun 2008 ia memilih membanting stir dengan menjadi seorang pelatih dan mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada para penyerang Setan Merah.
Ia dikontrak oleh Manajemen Setan Merah untuk menjadi pelatih khusus bagi para striker selama semusim. Solskjaer memiliki peran untuk mengajarkan teknik menendang yang baik, teknik berhadapan satu lawan satu dengan kiper lawan, hingga bagaimana cara memanfaatkan peluang semaksimal mungkin selama 90 menit berlaga.
Berpetualang Mencari Pengalaman
Pasca didaulat menjadi pelatih khusus untuk para striker, Solskjaer diberi tantangan yang lebih besar oleh manajemen tim untuk melatih Manchester United U-23. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, Solskjaer hanya diberi kontrak selama dua musim dan tidak diperpanjang oleh manajemen.
Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan melatih beberapa tim lokal guna mengembangkan kemampuannya sebagai pelatih. Ia sempat melatih Molde FK dan klub masa mudanya, Clausenengen FK U-19 selama beberapa musim. Solskjaer juga sempat dpinang Cardiff City pada tahun 2014, tetapi kariernya tidak berakhir cemerlang di Negeri The Dragons itu.
Kariernya mulai menanjak kala menukangi Molde FK di tahun 2015. Pada musim 2017 dan 2018 Solskjaer mampu membawa Molde FK menduduki peringkat kedua klasemen Elitserien secara berturut-turut. Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar solskjaer dalam karier kepelatihannya dan membuktikan bahwa dirinya layak menduduki jabatan pelatih.
Kembali ke Old Trafford
Pada musim 2018, Setan Merah mengalami pelbagai masalah yang hadir dalam mengarungi jalannya Liga Inggris. Manchester United tidak mampu tampil konsisten dan seringkali mengalami kekalahan kala diasuh pelatih asal Portugal, Jose Mourinho. Mou, sapaan akrab Mourinho tidak mampu mengangkat derajat Setan Merah ke jalur juara pasca ditinggal Sir Alex Ferguson beberapa tahun silam.
Dengan inkonsistensi penampilan, manajemen Manchester United terpaksa mendepak Mou dan menggantikannya dengan Solskjaer pada penghujung tahun 2018. Waktu itu, Solskjaer hanya diposisikan sebagai pelatih sementara hingga manajemen menemukan sosok pelatih yang tepat.
Kesempatan langka ini tidak disia-siakan oleh Solskjaer, ayah dari tiga anak itu mampu memberikan seluruh kemampuannya demi membawa Setan Merah bersaing di jalur juara. Meski tidak berhasil finis di posisi lima besar, setidaknya Solskjaer mampu menunjukan kapasitasnya kepada manajemen Setan Merah.
Membangun Era Kejayaan Kembali
Setelah dinilai apik dalam menangani Setan Merah di sisa musim 2018, Solskjaer diberikan kontrak secara penuh untuk menukangi Manchester United. Ia bertekad untuk membawa Setan Merah kembali ke masa kejayaan dan menjadikan Manchester United tim yang ditakuti di Eropa. Ia memulai langkah mulia-nya dengan membangun skuatnya secara perlahan dengan berbelanja beberapa pemain potensial seperti Harry Maguire hingga Bruno Fernandes.
Hingga kini, Solskjaer masih terus berproses bersama skuat yang ada. Meski belum meraih satupun gelar bergengsi, Solskjaer yakin usaha keras tidak akan mengkhianati hasil. Ia percaya proses membangun tim dari awal tidaklah mudah, sehingga ia butuh beberapa waktu untuk meracik tim terbaiknya. Solskjaer sendiri memiliki kontrak hingga tahun 2022 dan bisa diperpanjang hingga tahun 2024 apabila bisa menunjukan progres yang setimpal. Â
Berita Terbaru
Setelah Odegaard, Arsenal Siap Selamatkan Pemain Cadangan Real Madrid
Ketika Marga Huang Memilih Yogyakarta, Lebih dari Sekadar Reuni Keluarga
Tips Menghemat Listrik: 41 Cara Efektif Menekan Tagihan Bulanan
Closing Statement Gumelar-Rudi di Debat Terakhir, Mohon Maaf ke semua Elemen Masyarakat Kota Batu
Janji Gumelar-Rudi dalam Debat Publik Terakhir Pilkada Kota Batu
Panduan Lengkap Tips Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi
AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Dibanding Anies, Pakar Sebut Pengaruh Jokowi Lebih Kuat di Pilkada Jakarta
Arti Pin Garuda di Baju Gumelar-Rudi Saat Debat Pamungkas Pilkada Batu
Edy Rahmayadi Siapkan Strategi Jadikan Sumut Sebagai Provinsi Swasembada Pangan
Cedera Lutut Paul George Kambuh, Philadelphia 76ers Merana
Hipotermia Adalah Kedinginan Parah, Pahami Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya