Jelang Shopee Liga 1 2020, APPI Minta PT LIB Transparan soal Peraturan

Shopee Liga 1 2020 dijadwalkan mulai kembali bergulir tengah pekan ini. Sebelumnya, kompetisi harus berhenti lantaran pandemi virus corona covid-19.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 28 Sep 2020, 21:12 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2020, 21:02 WIB
Banner Kompetisi Shopee Liga 1 2019
Banner Kompetisi Shopee Liga 1. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Shopee Liga 1 2020 dijadwalkan mulai kembali bergulir tengah pekan ini. Sebelumnya, kompetisi harus berhenti lantaran pandemi virus corona covid-19.

Digelar di tengah krisis kesehatan, PSSI dan PT LIB selaku operator Shopee Liga 1 2020 memberlakukan peraturan khusus. Menanggapi hal tersebut, Ponaryo Astaman selaku perwakilan dari APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) meminta PSSI dan PT LIB transparan soal aturan itu.

"Kalau ada siapapun yang terjangkit, kalau bisa dibuka dilihat kepada publik, jangan ditutup-tutupi, saya pikir itu akan menumbuhkan kepercayaan," kata Ponaryo dalam acara Half Time Show, Senin (28/9/2020).

Ponaryo menambahkan, PT LIB juga harus ketat dalam pengawasan kepada klub soal penerapan protokol kesehatan. Pasalnya, Ponaryo mengaku masih menemukan klub yang tidak mematuhi peraturan itu jelang Shopee Liga 1 2020, yang akan disiarkan langsung Indosiar, dimulai.

"Swab test memang serentak, tapi di awal latihan klub ada beberapa yang rapid test, mereka berujicoba dengan lawan yang tidak melakukan rapid," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Liga 1 di Bawah Ini


Transparan Soal Peraturan Kontrak dan Gaji

Indonesian Soccer Awards 2019
Mantan pemain Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman (Bola.com/Yoppy Renato)

Selain soal protokol kesehatan, Ponaryo juga meminta PT LIB dan PSSI memperjelas peraturan soal kontrak antara klub dengan pemain. Menurut Ponaryo, peraturan soal itu saat ini masih simpang siur.

Alhasil, ada beberapa pemain maupun klub yang mencoba mencari celah untuk mengakali peraturan tersebut. Salah satunya adalah dengan pindah ke Liga 2 tanpa persetujuan klub pemilik terlebih dahulu.

"Hal ini menimbulkan celah pemain yang nakal, juga ada yang kesempatan memanfaatkan situasi karena di liga 1 50 persen gaji di Liga 2 sekarang jor-joran. Ada yang fair, peminjaman, ada juga yang kucing-kucingan," kata Ponaryo.


Komunikasi dengan Klub

Di sisi lain, Direktur PT LIB. Akhmad Lukita mengaku telah berkomunikasi dengan klub soal gaji dan kontrak. Ia meminta masalah yang belum selesai segera dituntaskan.

Hanya saja, ia berharap semua pihak maklum apabila solusi yang ditawarkan kurang sesuai lantaran keadaan yang masih dalam pandemi.

"Kalau bisa selesaikan antara pemain dan klub. Jangan sampai ada yang dirugikan. Tentunya dengan pertimbangan kondisi tidak normal, coba sepakat lagi ngobrol lagi," katanya yang juga hadir dalam acara virtual tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya