Liputan6.com, Jakarta Pebulu tangkis tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, meraih kemenangan perdana setelah comeback dari kecelakaan tragis di Malaysia, awal tahun 2020. Karier Momota nyaris saja berakhir akibat menderita cedera yang cukup para pada mata kanannya dalam insiden tersebut.Â
Kento Momota mengalami kecelakaan di Malaysia pada 13 Januari 2020. Insiden ini terjadi usai Momota memenangkan gelar juara Malaysia Masters. Mobil yang membawanya menuju bandara terlibat kecelakaan yang sangat parah hingga menyebabkan pengemudi meninggal dunia.Â
Baca Juga
Momota juga terluka parah dalam kejadian itu. Atlet asal Jepang tersebut sampai absen di ajang All England 2020 karena harus menjalani operasi soket mata kanan yang terluka parah.Â
Advertisement
Sebulan setelah kecelakaan, Momota sebenarnya sudah kembali berlatih. Namun pemain berusia 26 tahun tersebut belum berani tampil di kompetisi dan memilih fokus pada pemulihan dirinya.Â
Seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), kini Momota telah kembali bertanding dan merebut kemenangan perdana pada dalam sebuah kompetisi di Tokyo, Rabu (23/12/2020). Dia mengalahkan Koshiro Moriguchi 21-12, 21-14 pada ronde pertama kejuaraan All-Japan championships.
Â
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Senang Kembali ke Lapangan
Hasil ini tentu menjadi awal yang baik bagi Momota dalam menjaga asa merebut emas pada Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda akibat pandemi virus Corona COVID-19. Di luar itu, pebulu tangkis kidal tersebut juga sangat senang kembali ke lapangan dan mengalahkan lawannya dalam waktu 26 menit.Â
"Ada perasaan tertentu yang saya rasakan sebelum pertandingan, di mana Anda tidak bisa duduk tenang dan saya sudah merasakan itu cukup lama," kata Momota usai pertandingan.
"Saya melangkah ke lapangan dan saya merasa telah kembali. Saya menikmatinya," bebernya.
Â
Advertisement
Banyak Kekurangan
Tampil perdana dalam sebuah kejuaraan resmi setelah kecelakaan, Momota langsung menghibur penonton. Lima poin berturut-turut berhasil direbutnya sebelum kemudian melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang berhasil dimanfaatkan lawan untuk mengejar ketertinggalannya. Â
Pemain berusia 26 tahun itu kemudian menyesuaikan ritme permainannya pada game kedua, dan menutup duel dengan smash yang gemilang untuk memastikan tempat di babak berikutnya.
"Saya melewatkan banyak pukulan karena gugup," kata Momota.
"Gerakan dan feeling terhadap shuttle tidak terlalu buruk, tapi pada pertandingan berikutnya saya ingin mengurangi kesalahan yang saya buat. Saya berhasil mempercepat permainan dan melepaskan sejumlah smash. Hanya saja, saya masih terlalu lambat dalam pengembalian," beber Momota.Â
Â