Liputan6.com, Jakarta Perguruan Karate-do Akademi Seni Beladiri Karate Indonesia (ASKI) menggelar kejuaraan nasional Karate ke-VII yang digelar di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (31/7/2022). Ada 458 atlet dari 13 pengurus provinsi (Pengprov) yang turut serta di kejuaraan ini.
Kejurnas karate ASKI 2022 harus menggunakan sistem zonasi dalam pelaksanaanya. Ini karena untuk mengikuti anjuran pemerintah akan protokol kesehatan sehingga hanya para juara yang ikut di kejurnas yang berlangsung di Jakarta.
"Ini salah satu program peningkatan kualitas terhadap atlet kami dengan cara mengadakan kejuaraan karate secara nasional, kami lakukan dua tahun sekali.Terakhir kami lakukan 2019, harusnya tahun 2021 tapi tak bisa dilaksanakan karena Covid-19," kata ketua ASKI, Saipullah Nasution kepada media.
Advertisement
Kejurnas ASKI ke VIII tahun 2022 mempertandingkan 77 kelas yang terdiri dari nomor kata dan kumite. Pada nomor kata, sebanyak 161 atlet berkompetisi memperebutkan 16 kelas yang dipertandingkan. Sedangkan di nomor kumite, sebanyak 379 atlet berlaga memperebutkan juara di 55 kelas yang dipertandingkan.
Ke-13 Pengprov yang menyertakan atletnya terdiri dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Kepulauan Riau. Sementara peserta dari luar Jawa dan Sumatera terdiri dari Pengprov Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
"Kami tentu akan mengikutkan atlet kita di agenda FORKI baik nasional maupun internasional usai kejurnas ini, terdekat Piala Kasad. Para pemenang nantinya kami berikan sertifikat sebagai pengakuan sebagai yang terbaik di kelasnya. Kami berharap atlet-atlet ASKI bisa berbicara di level nasional. Kami juga menekankan kepada para atlet kalau kami tak hanya mencari juara tapi ingin mendapatkan atlet yang berkarakter," dia menambahkan.
Lolos Seleksi
Ketua Panitia Kejurnas ASKI 2022 Handoko Wardono Nindyo mengatakan, sebelum berlaga di Kejurnas ASKI 2022, para karateka telah lolos seleksi zonasi yang berlangsung pada awal tahun 2022. Seleksi zonasi terbagi menjadi empat wilayah, yakni zona Jawa, zona Sumatera, zona Kalimantan dan zona Sulawesi. Para juara dan runner up zonasi diberangkatkan mengikuti Kejurnas mewakili daerahnya masing-masing.
"Mengingat penyelenggaraan ini masih dalam masa pandemi Covid-19, kami menerapkan sistem zonasi untuk menjaring karateka terbaik dari masing-masing wilayah yang akan menuju final di Kejurnas ASKI Jakarta," kata Handoko yang juga merupakan Ketua Umum ASKI DKI.
"Peserta paling banyak tentu saja dari DKI dengan 83 atlet. Sedangkan paling sedikit dari Aceh 1 peserta karena hanya para juara yang ikut," dia menambahkan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Guru (KDG) ASKI, Ucok Marisi mengungkapkan, peta kekuatan ASKI di wilayah pusat maupun daerah kian merata dan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, ASKI yang berdiri sejak 2007 sudah memiliki keanggotaan di 24 provinsi dan akan terus berkembang di provinsi lainnya.
"Dari sisi prestasi, para atlet ASKI juga sudah mulai bisa berbicara di tingkat provinsi, bahkan di tingkat nasional pun beberapa atlet kita sudah mulai tampil. InsyaAllah prestasi ini akan terus kita tingkatkan,” ungkap Ucok Marisi.
"Kita juga melihat perkembangan yang signifikan dari mulai pemahaman teknik, peragaan teknik. Misalnya di kata terlihat sudah mulai bagus, mungkin ini juga disebabkan karena pakai sistem zonasi karena yang terpilih adalah para juara."
Advertisement
Berkarakter
PP ASKI, yang juga merupakan penyempurnaan dari Perguruan Karate AMURA ini terus meningkatkan kualitas para karateka baik dari segi teknik maupun karakter. Ucok menambahkan, ASKI diharapkan menjadi lembaga pendidikan non formal yang mampu membentuk karakter peserta didiknya menjadi manusia yang lebih baik melalui latihan karate.
"Karateka ASKI harus menjiwai nilai-nilai yang terkandung di dalam janji karate yang kerap kita ucapkan sebelum dan sesudah latihan. Harapan kami, karateka ASKI dapat menjadikan karate sebagai alat untuk membentuk karakter yang baik, menjadi manusia yang baik. Dan di atas karakter yang baik itulah berdiri atlet yang berprestasi,” pungkasnya.