Liputan6.com, Jakarta - Timnas Argentina menunjukkan penampilan terbaik dan kematangan mental saat mengalahkan Belanda 4-3 lewat drama adu penalti pada perempat final Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Lusail, Sabtu (10/12/2022) dini hari WIB. Kapten Lionel Messi mengatakan rekan-rekannya bermain dengan fighting spirit tinggi karena disaksikan sang legenda Diego Maradona dari surga.
Maradona bak dewa bagi sepak bola Argentina. Boleh dikatakan semua pesepak bola negeri itu mengidolakan Maradona yang ngetop dengan istilah 'hand of god' saat mencetak gol dengan tangan di pertandingan melawan Inggris pada Piala Dunia 1986 Meksiko.
Baca Juga
Sang bintang kemudian membawa Argentina memenangi Piala Dunia 1986 dan menjadi runner up di Piala Dunia 1990. Setelah era Maradona, Argentina tidak pernah menjadi juara lagi. Messi hanya mampu mengantarkan La Albiceleste menduduki peringkat dua di Piala Dunia 2014 setelah kalah dari Jerman.
Advertisement
Kini, Lionel Messi berambisi mengangkat trofi di Qatar. Langkah Argentina kian dekat setelah menyingkirkan Belanda dalam duel klasik yang membawa tim ke semifinal menghadapi Kroasia.
Meski sudah mencapai empat besar, perjalanan Argentina tidak mudah. Mereka sempat mengalami kekalahan pada laga perdana di Piala Dunia. Argentina secara mengejutkan dipaksa menyerah 1-2 oleh Saudi Arabia di penyisihan grup. Ini menjadi salah satu kejutan dalam sejarah Piala Dunia.
Namun, tim asuhan Lionel Scaloni mampu bangkit dan melewati fase grup. Mereka juga harus berjuang keras saat menyingkirkan Belanda.
Menegangkan
Bagaimana tidak, Argentina sudah unggul 2-0, namun Oranje mampu mengejar ketinggalan. Bahkan gol penyeimbang terjadi pada menit 90+11. Tak lama setelah gol itu, wasit Antonio Mateu meniup peluit tanda akhir pertandingan.
Saat adu penalti, Argentina sesungguhnya sudah unggul setelah eksekusi Virgil van Dijk dan Steven Berghuis bisa ditepis kiper Emiliano Martinez. Adu penalti kembali menegangkan gara-gara sepakan Enzo Fernandez melenceng.
Beruntung, striker Lautaro Martinez yang menjadi penendang kelima menuntaskan tugasnya dengan baik, yang membawa Argentina melaju ke semifinal.
Pertarungan yang melelahkan dan butuh kekuatan mental untuk melewati ujian tak mudah dari Belanda. Messi menuturkan para pemain mampu melaluinya karena spirit Maradona bersama mereka.
"Argentina berada di antara empat terbaik di dunia. Kami menunjukkan bagaimana kami bermain dengan semangat dan kekuatan yang tidak berubah di setiap pertandingan," kata Messi seperti dikutip Mundo Albiceleste.
Advertisement
Samai Batistuta
"Diego menyaksikan pertandingan kami dari surga. Dia memberi semangat kepada kami. Saya berharap penampilan seperti itu dipertahankan sampai akhir. Tim ini mengerti benar setiap momen pertandingan. Saat menyerang, mereka melakukannya dengan baik. Saat kami harus bertahan, mereka pun bisa memainkannya," ujar dia lagi.
Bintang Paris Saint-Germain ini mencetak satu gol dan assist di pertandingan perempat final. Ini menjadikan Messi telah mengoleksi 10 gol di Piala Dunia sekaligus menyamai rekor legenda Argentina lainnya, Gabriel Batistuta. Dirinya pun sudah mencetak empat gol di Piala Dunia 2022.
Laga di perempat final memang tak mudah karena Belanda juga merupakan salah satu unggulan di Qatar. Pelatih Louis van Gaal pun mengklaim bila Belanda merupakan tim terbaik.
Namun, Messi menyebut Van Gaal tak lebih dari pelatih dengan besar mulut. Begitu pula para pemainnya dianggap banyak omong. Pasalnya, Belanda hanya memainkan bola-bola panjang dan lebih memilih menumpuk pemain di daerah pertahanan sendiri.
Besar Mulut
Saking kesalnya dengan pelatih Belanda, Messi sempat mendatangi Louis van Gaal yang didampingi asistennya, Edgar Davids, usai pertandingan. Mantan bintang Barcelona ini menyebut Van Gaal agar tak banyak membual.
"Saya merasa tak dihargai Van Gaal dengan komentar-komentarnya sebelum pertandingan. Selain itu, pemain Belanda terlalu banyak bicara. Van Gaal menyatakan timnya mampu bermain sepak bola yang bagus. Dia lalu menempatkan pemain depan dan mulai memainkan bola-bola panjang," ujar Messi.
"Tim Belanda menyulitkan kami dengan bola-bola panjang dan banyak pemain di area sendiri. Mereka akhirnya bisa menyamakan kedudukan. Tetapi, kami berhasil memenuhi target, yaitu lolos ke semifinal. Kami yang lebih layak lolos dan itu yang terjadi," tuturnya.
Sementara itu, Scaloni menuturkan tim memang sudah dipersiapkan bila pertandingan harus diselesaikan lewat adu penalti. Saat lawan mampu menyamakan skor di menit terakhir, mental pemain Argentina tak goyah. Mereka tetap tampil maksimal sembari mempersiapkan diri menghadapi adu penalti.
"Kami kadang menghadapi situasi sulit seperti ini. Tetapi, kami sudah mempersiapkan diri. Kami juga memiliki banyak pemain yang siap menjadi eksekutor penalti. Saya hanya perlu menunjuk siapa yang akan melakukannya," kata Scaloni.
"Memang benar kami pantas menang tanpa adu penalti. Meski demikian, kami berjuang sampai akhir. Tim ini memiliki banyak pemain berpengalaman yang berpadu dengan pemain muda," ujar dia.
Keberhasilan lolos ke semifinal mengantarkan Argentina berhadapan dengan Kroasia. Mereka sukses menyingkirkan tim unggulan, Brasil, juga lewat adu penalti. Di laga itu, Argentina kehilangan bek Marcos Acuna dan Gonzalo Montiel karena akumulasi kartu kuning.
"Kroasia menunjukkan mereka tim yang hebat. Mereka mampu bermain seperti Brasil. Tim itu juga sudah bersama dengan pelatih sama selama cukup lama. Jadi, mereka sudah saling mengenal," ucap Messi. Peringatan Messi untuk tidak meremehkan Kroasia. Mereka menunjukkan konsistensinya dan berhasil menembus final pada Piala Dunia 2018 Rusia.
Advertisement