Liputan6.com, Jakarta Manajer Chelsea Graham Potter mendapat pengalaman buruk akibat gagal mengantar anak-anak asuhnya tampil menjanjikan di kompetisi musim ini.
Laporan Daily Mail mengungkap, juru taktik asal Inggris beserta keluarganya dikirimi ancaman pembunuhan beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Sekadar informasi, Potter memang tengah berada di bawah tekanan. Ia sejatinya ditunjuk untuk menggantikan Thomas Tuchel yang dinilai kurang menggigit pada awal musim. Namun, kedatangannya tak serta-merta mendongkrak penampilan Chelsea.
Advertisement
The Blues malah terlempar ke peringkat 10 klasemen sementara Liga Inggris. Klub asal London Barat cuma mampu mengoleksi 31 poin dari 23 pertandingan, serta gagal memetik kemenangan dalam empat laga teranyar.
Kai Havertz dan kawan-kawan juga tak terlalu moncer di Liga Champions. Mereka baru saja menelan kekalahan tipis 0-1 dari Borussia Dortmund dalam laga leg pertama babak 16 besar yang dihelat di Signal Iduna Park pada Kamis (16/2/2023).
Performa bobrok The Blues akhir-akhir ini rupanya berdampak pada kehidupan pribadi Potter. Eks manajer Brighton & Hove Albion itu mengaku sempat menerima email ancaman yang dialamatkan kepada dia dan keluarganya.
“Sebanyak saya mendapat dukungan, saya juga menerima beberapa email tidak menyenangkan, yang menginginkan saya serta anak-anak saya mati,” beber Potter terkait ancaman yang ia dapat, seperti dilansir dari Daily Mail.
“(Pesan-pesan) tersebut jelas tidak enak diterima. Anda jadi kesal ketika Anda sedang berada dalam ranah privat dengan keluarga Anda,” sambung juru taktik berusia 47 tahun.
Melewati Batas
Pesan-pesan ancaman terhadap manajer Chelsea memang tak bisa dianggap sebagai candaan semata. Malahan, Daily Mail menilai tindakan tersebut merupakan contoh buruk dari pendukung yang melewati batas.
Potter sendiri pun sempat menyinggung terkait hal ini. Sang manajer tak menampik bahwa ia merasa tidak nyaman dengan situasinya lantaran mendapat makian ketika tengah mencoba memperbaiki performa tim.
“Anda harus menerima situasi seperti adanya, menerima kritik yang diberikan, tetapi jangan sampai terseret ke hal-hal yang tidak benar,” tutur Potter jelang derby London melawan Tottenham Hotspur, seperti dilansir dari Daily Mail.
"Cobalah untuk memiliki perspektif, tetapi di saat yang sama, Anda juga harus mau menerima kritikan dan perasaan tidak enak," katanya menambahkan.
“(Situasi) ini merupakan tantangan. Jika Anda pergi bekerja dan seseorang memaki Anda, hal itu tentu tidak menyenangkan,” tandas dia.
Advertisement
Rapat Darurat
Sebelumnya, Chelsea sempat dikabarkan menggelar rapat darurat dengan Graham Potter. Evening Standard mengeklaim pertemuan tersebut dihelat di Cobham Training Centre pada Selasa (21/2/2023) waktu setempat.
Rapat pemilik dan manajer The Blues secara umum membahas rencana strategis untuk mengubah arah dan haluan tim. Walau begitu, para petinggi klub kabarnya belum berniat melengserkan Potter dari jabatannya.
Boehly dan Eghbali justru disebut memberi dukungan pada manajer yang ditunjuk untuk menggantikan posisi Thomas Tuchel itu. Mereka juga meminta staf senior agar tetap bersama di tengah situasi klub yang kurang apik.
Laporan Evening Standard menyebut posisi Potter memang masih aman jelang big match melawan Tottenham Hotspur di Liga Inggris. Kendati demikian, eks manajer Brighton & Hove Albion dibebani PR besar untuk membalikkan performa Chelsea yang acak-acakan
Upaya Maksimal
Potter sendiir masih bertekad memberikan upaya maksimal untuk anak-anak asuhnya di Stamford Bridge. Meski begitu, ia mengaku tak keberatan jika pada akhirnya orang-orang berpikir langkah yang ia ambil belum cukup baik.
“Saya tidak pernah ingin menjadi orang lain. Saya tidak ingin berpura-pura. Saya hanya akan menjadi saya dan melakukan yang terbaik,” ujar manajer Chelsea, seperti dilansir dari pemberitaan Daily Mail.
“Jika yang terbaik (dari saya) ternyata tidak cukup baik (menurut orang lain), baiklah, saya menerimanya,” sambung pria kelahiran 20 Mei 1975 tersebut.
Advertisement