[Cek Fakta] Beredar Foto Kuaci Tidak Halal di Malaysia, Faktanya?

Beberapa akun Facebook mengunggah foto dan kabar produk kuaci tidak halal di supermarket Malaysia, benarkah?

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Feb 2019, 17:41 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 17:41 WIB
[Cek Fakta] Beredar Foto Kuaci di Malaysia Bertuliskan Tidak Halal
[Cek Fakta] Beredar Foto Kuaci di Malaysia Bertuliskan Tidak Halal

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar marak di media sosial. Tak hanya di Indonesia, rupanya penyebaran berita juga marak di berbagai negara, termasuk Malaysia.

Beberapa akun Facebook mengunggah foto dan kabar produk kuaci tidak halal di supermarket Malaysia.

Akun Facebook pertama yang mengunggah foto dan kabar kuaci tidak halal adalah Ali Ibrahim. Ia mengunggah foto dan kabar produk kuaci bermerek Kuaci berbungkus hijau dengan tulisan tidak halal pada 27 Januari 2019.

"CnPsila viral kan pd ummah..kuaci ni pernah famous tahun 1996 dulu, masa sy dok mkn (time reja) director sy cina mualaf tegoq... dia kata (sambil tunjuk bahasa cina kt belakang bungkusan tu) kuaci ni direbus bersama tulang babi.," tulis Ali Ibrahim.

Unggahannya telah dibagikan sebanyak 3.466 kali dan mendapat tanda suka 196. Ada 32 komentar yang mewarnai unggahan tersebut.

Selain itu, akun Facebook bernama Bayu Montana juga mengunggah foto dan kabar serupa pada 8 Februari 2019.

"Kuaci ini pernah booming/terkenal tahun 1996 dulu.Sy sering makan itu.Director saya org China yg mualaf menegur dn dia bilg (sambil tunjuk bahasa Cina dj belakang bungkusan itu) :Kuaci ini direbus bersama tulang babi.

Makluman utk saudara saudari sekelian... kuaci ini *TiDAK HALAL*Jangan dimakan lagi.

tolong sampaikan pada saudara kita dn semua *ummat ISLAM*.👇🏿👇🏿👇🏿," tulis Bayu Montana.

Unggahannya telah dibagikan 346 kali dan mendapatkan komentar 46. Unggahan itu juga mendapat tanda suka sebanyak 99.

Terakhir, akun Facebook bernama Adm Abu juga turut membagikan pada 9 Februari 2019.

"Lokasi ini tertera dimalaysia bahan dasarnya halal tp karena direbus pakai tulang babi maka kuaci menjadi haram . ^^ Stop mkn kuaci ya gk bikin kenyang apalgi gk halal ^^," tulis Adm Abu.

Namun, unggahan tersebut tidak terlihat dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya. Tak ada komentar dan unggahan itu hanya mendapat 6 tanda suka.

 

Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba mencari tahu kebenaran foto tersebut. Namun rupanya, memang tidak dapat dibuktikan apakah tulisan tidak halal yang berada di dekat kuaci memang untuk kuaci tersebut.

Karena tanda tulisan tidak halal itu berada di tengah-tengah di antara 3 produk lainnya yang berada di keranjang samping kuaci.

Foto yang diambil juga merupakan foto lama. Selain itu, rupanya produk kuaci tersebut sudah mendapat label halal dari Sijil Pengesahan Halal Malaysia.

Hal tersebut seperti diunggah akun Facebook Bahagian Hab Halal, JAKIM pada 30 Maret 2018.

"PENJELASAN BERKENAAN ISU TULAR PENANDAAN PRODUK TIDAK HALAL

Tular minggu ini berkenaan penandaan tidak halal pada produk kuaci dan kacang yang mempunyai Sijil Pengesahan Halal Malaysia telah menimbulkan keresahan dan salah faham dalam kalangan pengguna.

Untuk makluman, ianya merupakan tular berulang dan pernah dijelaskan oleh pihak JAKIM pada 09 Januari 2016:-

bit.ly/PenjelasanIsuLabelProduk

Perlu diketahui bahawa pihak pasaraya juga telah memberi penjelasan berkenaan insiden tersebut kepada pihak JAKIM melalui suratnya yang bertarikh 08 Januari 2016.

Antara lain isi kandungan surat tersebut ialah berkenaan permohonan maaf dari pihak pasaraya atas kesilapan pelabelan pada produk yang mempunyai Sijil Pengesahan Halal Malaysia.

Berdasarkan semakan pihak kami jua, produk kacang keluaran Syarikat Ngan Yin Food Industries Sdn Bhd dan Pagoda Foods (Malaysia) Sdn Bhd serta produk kuaci keluaran Chacheer (Malaysia) Sdn Bhd merupakan pemegang Sijil Pengesahan Halal Malaysia yang masih sah sehingga ke hari ini.

Justeru, pengguna dinasihatkan agar berhati-hati dan merujuk terlebih dahulu pihak yang berautoriti JAKIM dan JAIN dalam memperoleh penjelasan berkenaan status dan isu-isu halal yang tular di luar sana.

Untuk mengetahui status halal produk yang mempunyai Sijil Pengesahan Halal Malaysia, layari direktori halal di www.halal.gov.my atau di aplikasi telefon pintar SmartHalal

Sebarang kemusykilan berkenaan isu-isu halal yang tular boleh ikuti penjelasan lanjut di FB Bahagian Hab Halal, JAKIM:-

http://bit.ly/PenjelasanIsuHalalTular

Harap maklum dan terima kasih.

Seksyen Komunikasi Korporat,Bahagian Hab Halal,Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.📧 pr_halal.islam@1govuc.gov.my☎ 03-8892 5000/130 Mac 2018 M12 Rejab 1439 H

#YAKINIHALALMALAYSIA#AMALKAN 3 S#SEMAK_SEBELUM_SEBAR," tulis Bahagian Hab Halal.

Selain itu, akun Facebook Jabar Saber Hoaks juga mengunggah hal senada pada 12 Februari 2019.

"KWACI TIDAK HALAL.

[MISINFORMASI]Berdasarkan laporan aduan yg masuk ke JSH, beredar sebuah gambar yang menerangkan produk kwaci tidak halal.

.

.

[PENJELASAN]Setelah JSH melakukan penelusuran, ditemukan bahwa isu perihal produk kwaci tersebut beredar di negara malaysia.

Isu ini berawal di tahun 2016 lalu beredar kembali di tahun 2018.

Dilansir dari halaman Facebook resmi JAKIM (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) 30 Maret 2018, bahwasanya JAKIM menyatakan bahwa ini isu lama yang beredar kembali dan pernah dijelaskan oleh pihak JAKIM pada 09 Januari 2016.

Perlu diketahui bahawa pihak pasaraya juga telah memberi penjelasan berkenaan insiden tersebut kepada pihak JAKIM melalui suratnya yang bertanggal 08 Januari 2016.

Antara lain isi surat tersebut ialah permohonan maaf dari pihak pasaraya atas kesalahan pelabelan pada produk yang mempunyai Sertifikat Pengesahan Halal Malaysia.

Berdasarkan ulasan pihak JAKIM, produk kacang keluaran Syarikat Ngan Yin Food Industries Sdn Bhd dan Pagoda Foods (Malaysia) Sdn Bhd serta produk kuaci keluaran Chacheer (Malaysia) Sdn. Bhd. merupakan pemegang Sertifikat Pengesahan Halal Malaysia yang masih sah sehingga ke hari ini.

Justeru, pengguna dinasihatkan agar berhati-hati dan merujuk terlebih dahulu pihak yang berautoriti JAKIM dan JAIN dalam memperoleh penjelasan berkenaan status dan isu-isu halal yang tular di luar sana.

JAKIM adalah lembaga pemerintah Malaysia yang mengatur urusan agama Islam di Malaysia...[SUMBER KLARIFIKASI]http://bit.ly/2RT5nA3http://bit.ly/2BwIZXY

#JabarHantamHoaks," tulis akun Facebook Jabar Saber Hoaks.

 

Kesimpulan

Foto dan kabar yang diunggah akun Facebook bernama Ali Ibrahim, Bayu Montana, dan Adm Abu memang benar adanya. Namun rupanya, tanda tidak halal bukan untuk produk kuaci yang berada di dekatnya.

Supermarket Malaysia telah meminta maaf atas kekhilafan memasang tanda tidak halal berdekatan dengan kuaci tersebut. Sampai saat ini, kuaci tersebut halal berdasarkan Sijil Pengesahan Halal Malaysia.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya