Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang anggota polisi yang diduga polisi mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin beredar di media sosial.
Gambar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang berisi atensi Kapolres Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP Erwin Ardiansyah dengan sejumlah anak buahnya, viral di facebook.
Dalam percakapan itu, Erwin Ardiansyah diduga meminta seluruh Kapolsek di wilayahnya untuk mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin.
Advertisement
Gambar tangkapan layar ini diunggah oleh facebook Lies Soeriadi pada 30 Maret 2019. Dalam unggahannya, Lis Soeriadi menambahkan sebuah narasi.
"Bocornya salinan yg di screenshoot melalui percakapan salah satu whatsapp group (WAG), akhirnya membenarkan isue yg sempat heboh, bahwa institusi kepolisian ikut berkompetisi dalam ajang pilpres kali ini, bukan lagi rumor atau hoax. Karena salah satu group wa di di kabupaten Bima NTB, baru baru ini heboh setelah screenshootnya beredar luas di sosmed mengenai agenda ketidak netralan kepolisian Bima dlaam ajang pipres saat ini," tulis Lis Soeriadi.
Konten yang diunggah Lies Soeriadi telah 5.686 kali dibagikan dan mendapat 15 Komentar warganet.
Klarifikasi
Dari penelusuran, tangkapan layar percakapan grup WhatsApp yang viral itu telah dibantah Kapolres Bima Kota AKBP Erwin Ardiansah.
Menurutnya, percakapan tersebut chat WA yang saat ini beredar adalah bohong alias hoaks. Dia juga geram lantaran namanya dicatut.
Hal ini sebagaimana yang dikutip dari kompas.com dengan judul 'Group Chat Polisi Dukung Capres 01 Beredar, Kapolres Bima Sebut Hoaks'.
Kapolres Kota AKBP Erwin Ardiansah langsung membantah percakapan tersebut dan memastikan bahwa chat WA yang saat ini beredar adalah bohong alias hoaks. Dia juga geram lantaran namanya dicatut.
"Saya kesal. Itu pesan yang beredar, hoaks. Percakapan yang seolah-olah merupakan grup WA, kemudian di-screenshot lalu disebarluaskan di media sosial. Itu jelas merupakan informasi sesat dan menyesatkan," kata AKBP Erwin dalam keterangan tertulisnya seperti yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/3/2019).
Erwin menilai, penyebaran tangkap layar mirip percakapan di grup WA itu dilakukan oknum tidak bertanggung jawab yang sengaja ingin mengacaukan suasana pemilu.
"Ini adalah upaya untuk membuat tidak tertibnya atau mengacaukan suasana pemilu yang hingga saat ini berupaya dijaga oleh Polri. Kami tegaskan bahwa Polri tetap bersikap netral dalam Pemilu 2019. Tugas kami hanya untuk mengamankan jalannya pesta demokrasi,” ujar Erwin.
Mengenai siapa yang menciptakan konten tersebut, ia dan jajarannya tengah melakukan penyelidikan. “Kita sedang lakukan penyelidikan untuk membongkar hal tersebut," kata Erwin.
Mabes Polri juga turut mengklarifikasi gambar tangkapan layar grup percakapan WhastApp tersebut. Hal ini sebagaimana dikutip dari merdeka.com dengan judul artikel 'Beredar Percakapan Grup WA Diduga Polisi Menangkan 01, Ini Kata Mabes Polri'.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengaku belum tahu kebenarannya. Dia berjanji akan langsung mengecek hal tersebut.
"Kita akan cek kebenaran isu tersebut, dan bila terbukti benar ada oknum anggota Polri yang terlibat sesuai dengan fakta hukum, pasti akan ada tindakan tegas oleh Propam Polda dan akan diawasi oleh Div Propam Polri sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku," tegas Dedi kepada wartawan, Jumat (29/3).
Beredar di media sosial percakapan grup WhatsApp diduga anggota ke polisian. Grup dengan nama Pilpres 2019 itu, diisi oleh sejumlah anggota polisi dari pangkat Aiptu sampai AKBP.
Dedi menegaskan, Polri netral dalam Pemilu 2019. Hal itu sesuai dengan UU Polri dan telah ada perintah langsung dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Bahwa netralitas polri dalam kontestasi Pemilu 2019 sudah final sesuai Pasal 28 UU 2/2002 dan beberapa TR arahan langsung dari Pimpinan Polri untuk seluruh anggota polri harus menjaga netralitas," tambah Dedi.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar soal pengerahan dukungan yang diduga dilakukan Kapolres Bima NTB AKBP Erwin Ardiansah belum diketahui kebenarannya.
Meski AKBP Erwin sudah membantah, Polri belum bisa membuktikan atau menangkap yang membuat dan menyebarkan gambar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp tersebut.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.