Wajib Dipakai saat Pandemi Covid-19, Berikut 6 Mitos tentang Masker

Berikut sejumlah mitos terkait masker

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Sep 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 08:00 WIB
FOTO: Pandemi, Salat Id di Masjid Al-Azhar Terapkan Protokol Kesehatan
Seorang anak mengenakan masker saat mengikuti salat Idul Adha 1441 H di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Jumat (31/7/2020). Pelaksanaan salat Id dilakukan secara berjemaah di masjid atau lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta- Pada masa pandemi virus corona baru (Covid-19) memakai masker menjadi kewajiban bagi semua orang, terutama yang beraktivitas di luar ruangan.

Menggunakan masker merupakan salah satu upaya untuk menghindari penularan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-COV2. Namun, sejumlah mitos terkait masker muncul saat semua orang diwajibkan menggunakannya.

Dikuti dari Liputan6.com, berikut sejumlah mitos terkait masker:

1. Semua Harus Memakai Masker Medis atau N95

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan bahwa orang-orang setidaknya menggunakan masker kain dan bukan masker medis atau N95. Pasalnya masker-masker tersebut lebih diutamakan untuk para dokter yang berada di garis depan melawan pandemi Virus Corona COVID-19.

CDC sendiri menyarankan bahwa masker non-medis ini dapat didapatkan di toko atau bisa dibuat dari rumah sendiri.

2. Masker Longgar Tak Masalah

Jangan pernah memakai masker yang longgar. Ini salah.

Menggunakan masker yang baik adalah yang menutupi hidung dan mulut. Jika masker longgar, maka tidak menjamin orang tersebut terhindar droplets atau virus yang menyebar di udara.

"Kuncinya adalah memastikan masker wajah Anda pas dengan nyaman," kata CDC, dan sepenuhnya menutupi mulut dan hidung untuk membantu mencegah cairan dari tubuh keluar.

Selain itu, penting untuk memastikan Anda bisa bernafas dengan baik saat mengenakan masker.

3. Masker Kain Melindungi Orang dari COVID-19

Masih belum ada studi yang jelas apakah masker kain bisa melindungi orang dari SARS CoV-2, seperti yang dilaporkan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NASEM). Yang pasti, masker kain dapat mencegah pasien yang telah tertular menyebarkan virusnya kepada orang lain.

Namun tak hanya memakai masker, prosedur pencegahan seperti rajin-rajin mencuci tangan dan physical distancing juga dapat mencegah penyebaran virus.

Jadi, untuk mencegah penyebaran virus ini dibutuhkan beberapa cara, ujar Gonzalo Bearman, M.D., seorang ahli epidemiologi rumah sakit dan ketua Divisi Penyakit Menular di Virginia Commonwealth University School of Medicine.

4. Bayi Harus Menggunakan Masker

Bayi di bawah usia dua tahun tidak harus menggunakan masker, kata CDC.

Orang-orang yang memiliki masalah pernafasan atau lumpuh, tidak dapat menggunakan maskernya sendiri, tak sadarkan diri, juga tak harus memakai masker.

5. Menggunakan Masker Saat Berenang

Kalian tentunya tidak dapat menggunakan masker saat berenang, karena bisa basah.

"Masalah utama ketika menggunakan masker saat berenang adalah bisa basah. Kemudian bernapas melalui masker itu - adalah bahaya," kata Boris Lushniak, M.D., dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Maryland dan mantan penjabat dan wakil dokter bedah umum AS.

Satu-satunya cara untuk menghindari penularan yang lebih besar adalah physical distancing dengan orang yang telah selesai berenang dengan jarak 1.83 meter. Cuci tangan sesering mungki usai berenang.

6. Masker Tidak Perlu Dicuci

Jangan pernah melakukannya.

Masker kain juga perlu dicuci, karena benda itu bisa mengumpulkan banyak kuman selama pemakaian, seperti saran CDC.

Masker dapat dicuci dengan air hangat, jangan lupa untuk memberikan campuran larutan pemutih dan air (4 sendok teh pemutih rumah tangga per 1 liter air suhu kamar) dan rendam masker Anda selama 5 menit. Lalu bilas dengan air dingin atau suhu kamar.

Berikut ini cara membersihkan masker yang baik versi CDC:

Dengan Mesin Cuci

Anda dapat menyertakan masker dengan cucian biasa.Gunakan deterjen biasa dan pengaturan air yang paling hangat untuk masker kain.Siapkan larutan pemutih dengan mencampurkan: 5 sendok makan (1/3 gelas) pemutih rumah tangga per galon air suhu kamar atau 4 sendok teh pemutih rumah tangga per liter air suhu kamar.Periksa label untuk melihat apakah pemutih Anda dimaksudkan untuk disinfeksi. Beberapa produk pemutih, seperti yang dirancang untuk penggunaan yang aman pada pakaian berwarna, mungkin tidak cocok untuk disinfeksi.Pastikan produk pemutih tidak melewati tanggal kedaluwarsa. Jangan sekali-kali mencampur pemutih rumah tangga dengan amonia atau pembersih lainnya.Rendam penutup wajah dalam larutan pemutih selama 5 menit.Bilas bersih dengan air dingin atau suhu kamar.Pastikan kain penutup wajah benar-benar kering setelah dicuci.Cara Mengeringkan dengan Pengering

Gunakan pengaturan panas tertinggi dan biarkan dalam pengering sampai benar-benar kering.

Biarkan hingga benar-benar kering. Jika memungkinkan, letakkan masker di bawah sinar matahari langsung.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya