Cek Fakta: Netizen Klaim Anosmia Bukan Gejala dari Virus, Dokter Sebut Hoaks

Salah satu warga Facebook yang mengunggah klaim Anosmia bukan gejala dari virus adalah Dave Swatt.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 06 Mar 2021, 09:29 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 17:00 WIB
Klaim anosmia bukan gejala virus
Klaim anosmia bukan gejala virus.

Liputan6.com, Jakarta - Segelintir warga Facebook menyebut Anosmia bukan gejala khas dari virus. Bahkan, ada klaim yang menyebut cara ampuh menghilangkan Anosmia yakni dengan minum Mecobalamin setiap jam sampai mengalami diare ringan.

Salah satu warga Facebook yang mengunggah klaim Anosmia bukan gejala dari virus adalah Dave Swatt. Dia membagikan tangkapan layar dari dr_Lois7.

Begini narasinya:

"Anosmia Bukan Gejala Khas Virus.

Memangnya dari dulu gak pernah ada yg merasakan gejala ini??

Jangan mau di takut2i otak dengkul!

Minum aja Mecobalamin

5 cap setiap 1jam sampai diare ringan.

Covid19 cuma kurang vitamin dosis tinggi dan mineral elektrolit.

Tidak ada virus ganas!

Obat penyebab bergejala berat dan kematian!

Buktikan!!

Yg masih mau di vaksin

Tanda gak punya otak.

Otaknya taruh di kaki

Makanya nyarinya sampai jongkok2."

Lalu, benarkah Anosmia bukan gejala khas dari virus? Simak penelusurannya di halaman berikut.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi dr. Muhammad Fajri Adda’I, edukator kesehatan. Dia pun memberikan penjelasan tentang anosmia, yakni sebagai gejala utama covid-19.

Anosmia, kata dr. Fajri, merupakan gangguan penciuman pada pasien covid-19. Anosmia, selama pandemi covid-19 merupakan tanda peringatan untuk mencegah penyebaran virus.

"WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan anosmia sebagai gejala utama covid-19," katanya melalui WhatsApp, Jumat (5/3/2021).

Lebih lanjut, dr Fajri mengatakan, pengobatan untuk mengatasi anosmia masih dalam penelitian. Namun, amosnia ini bisa sembuh dengan sendirinya.

"Misalnya, sehari dua kali mencium bau-bauan yang berbeda. Kalau di sini (Indonesia) dicontohin dengan mawar hingga lemon," ujar dr. Fajri.

"Anosmia itu berbeda-beda, ada yang seminggu, sebulan, hingga enam bulan. Namun, anosmia itu bisa sembuh atau hilang dengan sendirinya," ucapnya melanjutkan.

Lalu, siapa dr. Lois yang membuat klaim ini? Itu menjadi pertanyaan besar karena Cek Fakta Liputan6.com menemukan beberapa klaim salah yang dikeluarkan dr. Lois. Dalam klaim ini, dr. Lois menyarankan minum Mecobalamin untuk menyembuhkan anosmia.

"Saya tidak tahu Lois itu siapa? Apakah dia benar dokter atau akun hoaks? Yang dimaksud si Lois itu minum Mecobalamin-nya berapa gram. Kalau 15 gram, dia bilang efek jangka panjangnya saja tidak tahu."

"Namun, pada studi hewan tikus tahun 50-an, kelebihan B12 bisa menyebabkan kanker, tapi di sisi lain malah menyembuhkan kanker. Ini kan study yang tidak jelas. Ini (Mecobalamin) bukan obat untuk anosmia. Tidak ada penelitiannya tentang itu, ngawur," katanya.

 

Kesimpulan

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Klaim Anosmia bukan gejala khas dari virus merupakan informasi hoaks. Faktanya, WHO menyatakan anosmia sebagai gejala utama covid-19 yang disebabkan oleh coronavirus.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerja sama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya