Video Prebunking Bantu Seseorang Lebih Kritis Terima Informasi

Teknik prebunking merupakan sebuah tindakan proaktif untuk mencegah dan mengantisipasi sebelum hoaks, misinformasi, atau disinformasi menyebar.

oleh Anasthasia Yuliana Winata diperbarui 21 Apr 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2023, 16:00 WIB
Seorang Perempuan Sedang Menonton Live Streaming
Untuk mengantisipasi hoaks, misinformasi, dan disinformasi terdapat dua teknik yang digunakan yaitu prebunking dan debunking. (freepik/our-team)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengantisipasi hoaks, misinformasi, dan disinformasi terdapat dua teknik yang digunakan yaitu prebunking dan debunking. Teknik ini juga diterapkan oleh kanal Cek Fakta Liputan6.com.

Teknik prebunking merupakan sebuah tindakan proaktif untuk mencegah dan mengantisipasi sebelum hoaks, misinformasi, atau disinformasi menyebar.

Sedangkan, debunking merupakan respons atau reaksi cepat dengan melakukan pengecekan fakta dan mengungkapkan hasil cek fakta dari hoaks yang telah menyebar. Dapat dilihat bahwa dua teknik ini berada di waktu yang berbeda.

Dalam penerapannya, prebunking dilakukan dengan membangun kepercayaan serta memberikan informasi cara untuk membedakan informasi hoaks dan sejenisnya. Caranya bervariasi mulai dari seminar, kelas, artikel, video dan lainnya.

Video Menjadi Salah Satu Teknik Prebunking yang Berpengaruh

Ilustrasi fakta, cek fakta
Ilustrasi fakta, cek fakta. (Photo by Agence Olloweb on Unsplash)

Selama bertahun-tahun, prebunking telah dipromosikan sebagai strategi anti misinformasi. Terlebih setelah penelitian menunjukkan bahwa pengecekan fakta dan koreksi mungkin tidak dapat mengubah cara berpikir seseorang. 

Salah satu cara prebunking yang cukup berpengaruh adalah video. Berdasarkan studi baru para peneliti di Universitas Cambridge dan Divisi Jigsaw Google dilansir dari Theverge.com, prebunking informasi hoaks dengan video singkat dapat mendorong seseorang untuk lebih kritis.

Penelitian menemukan bahwa orang yang menonton video prebunking secara signifikan dapat lebih baik dalam menilai apakah sebuah posting-an menggunakan teknik manipulasi. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki lebih kecil kemungkinan untuk membagikan postingan tersebut (palsu atau hoaks).

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya