Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan atau AI semakin populer dan berkembang pesat. Semakin sulit untuk membedakan mana yang asli dan palsu di dunia digital. Salah satu hasil dari perkembangan kecerdasan buatan adalah teknologi deepfake.
Deepfake adalah sebuah teknologi yang mengubah gambar atau video dengan wajah atau suara, sehingga membuat orang tampak melakukan atau membicarakan hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan atau bicarakan. Deepfake juga dapat ditambahkan ke dalam video yang telah ada untuk memutarbalikkan kebenaran dan menciptakan hoaks.
Baca Juga
Dengan adanya teknologi seperti ini membuat Anda harus selalu menonton setiap video yang beredar di media sosial dengan teliti dan tidak langsung percaya bahkan menyebarkannya dahulu sebelum mengetahui kebenarannya. Poynter.org memaparkan cara untuk mengidentifikasi apakah sebuah video menggunakan teknologi deepfake atau tidak.
Advertisement
Pertama, yang harus dilakukan adalah dengan memperhatikan apakah audio dan gerakan mulut orang dalam video tersebut sinkron. Menurut Siwei Lyu, seorang profesor teknik dan ilmu computer di Universitas Buffalo juga salah satu direktur Pusat Intergritas Informasi di Universitas tersebut, sinkronisasi audio merupakan penanda utama dalam video deepfake.
Selain audio, mata juga dapat menjadi penanda utama dalam mengidentifikasi penggunaan teknologi ini. Lyu mengatakan terkadang pantulan dan gerakan mata tidak jelas. Seolah-olah kedua mata melihat ke arah yang berbeda. Bahkan, terkadang mata sama sekali tidak bergerak dan berkedip.
Butuh Penelusuran Lateral
Kecanggihan kecerdasan buatan yang semakin berkembang membuat kita sulit untuk hanya mengidentifikasi melalui apa yang ada dalam video. Oleh sebab itu, dibutuhkan pula penelusuran lateral ke situs atau media sosial lainnya untuk menemukan kebenaran dari video tersebut.
Anda juga dapat melakukan tangkapan layar pada video tersebut lalu melakukan pencarian gambar menggunakan Google Images. Biasanya, akan muncul hasil penelusuran yang mengungkap sumber asli video tersebut, apakah video tersebut pernah dibagikan sebelumnya, atau apakah video tersebut telah diedit.
Semakin mudahnya teknologi deepfake diakses, semakin sering pula peredarannya di platform digital. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mengambil langkah awal untuk menghentikan penyebarannya, yaitu dengan tidak membagikannya begitu melihat suatu video yang terindikasi menggunakan teknologi deepfake.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.