Gangguan Informasi Harus Dimitigasi Agar Pemilu 2024 Berjalan Aman

Arya Fernandes, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS menekankan bahwa secara umum masyarakat masih rentan dalam menerima disinformasi dan misinformasi.

oleh Raihan Alfriansyah diperbarui 19 Okt 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi Misinformasi
Ilustrasi Misinformasi (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Arya Fernandes, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS menekankan bahwa secara umum masyarakat masih rentan dalam menerima disinformasi dan misinformasi. Itu sebabnya mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi dampak misinformasi dan disinformasi di tengah masyarakat.

Arya menjelaskan bahwa gangguan informasi harus dilawan karena bisa punya efek buruk pada dua hal. Yakni jika semakin banyak hoaks maka akan menurunkan level dukungan publik pada demokrasi. Selain itu maraknya gangguan informasi akan menurunkan kepercayaan publik.

"Gangguan informasi tidak hanya menyebar di media sosial tetapi juga platform lainnya. Jadi jika kita tidak bisa menghapus keresahan ini maka kekhawatirannya adalah gangguan informasi bisa berkembang dengan cepat," ujar Arya, dalam Acara “Rilis Survei Opini Publik: Proyeksi dan Mitigasi Gangguan Informasi Pemilu 2024” di CSIS Auditorium, Pakarti Centre Building, Rabu (18/10/2023).

"Nanti kita bisa bayangkan kalau misinformasinya meningkat dan terjadi perselisihan hasil pemilu tentu situasinya akan menjadi kacau," katanya menambahkan.

Arya mengatakan bahwa untuk melakukan mitigasi penyebaran gangguan informasi masih menjadi pekerjaan berat. Ia menyebut program literasi digital dan mekanisme pelaporan gangguan informasi di media sosial belum efektif.

"Peran kolaborasi dalam hal tata kelola internet ke depan harus didorong. Hal ini jyga sangat penting sebagai salah satu cara untuk mitigasi penyebaran gangguan informasi," ujar Arya.

 

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya