Kominfo Temukan 312 Konten Hoaks Pemilu di Facebook, Paling Banyak daripada Platform Medsos Lain

Menkominfo Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan kolaborasi bersama para pihak platform media sosial untuk memberantas hoaks demi Pemilu Damai 2024.

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 02 Des 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2023, 09:00 WIB
Banner Infografis Durasi Kampanye Pemilu 2024 Akan Dipangkas Jadi 90 Hari. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Durasi Kampanye Pemilu 2024 Akan Dipangkas Jadi 90 Hari. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang lima bulan belakangan ini, Kementerian Kominfo telah mendeteksi sebanyak 96 isu hoaks terkait Pemilu 2024 yang bertebaran luas di berbagai platform media sosial.

"Sejak 17 Juli sampai 26 November 2023, Kementerian Kominfo telah menemukan 96 isu hoaks Pemilu yang tersebar dalam 355 konten. Kami sudah berhasil melakukan take down sebanyak 290 konten, sedangkan 65 konten lainnya sedang diproses," jelas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi di Jakarta, dikutip dari Antara pada Jumat (1/12/2023).

Jika dibandingkan dengan platform media sosial lainnya, Facebook teridentifikasi sebagai panggung utama penyebaran konten hoaks terkait Pemilu 2024. Dari 312 konten hoaks pemilu yang berhamburan di platform ini, Facebook telah berhasil menghapus 274 konten hoaks dan menindaklanjuti 38 konten hoaks lainnya.

Sementara itu, sisa 43 konten hoaks terkait pemilu ditemukan di platform TikTok, YouTube, X, dan Snack Video. Sama halnya dengan Facebook, keempat aplikasi ini juga telah melakukan upaya debunking dalam menanggulangi hoaks politik yang telah menyebar ke khalayak ramai.

Budi menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan kolaborasi bersama para pihak platform media sosial untuk memberantas hoaks demi Pemilu Damai 2024.

"Semua platform sosial media itu sudah bekerja sama dan berkomunikasi baik dengan kami. Mulai dari Meta, Google, TikTok itu mereka semua punya komitmen yang sama untuk bersama-sama menjaga platform mereka dengan narasi-narasi pemilu damai," jelas Budi.

Menteri Budi meminta, seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak ragu melaporkan konten hoaks ke situs aduankonten.id milik Kemenkominfo atau bisa juga melakukan aduan ke situs Bawaslu jarimuawasipemilu.bawaslu.go.id.

Ia juga mengajak, masyarakat untuk meninggalkan konten negatif dan beralih ke konten positif. Besar harapanya agar masyarakat tidak gampang tersulut emosi dan tidak melakukan kegiatan yang mengandung unsur SARA.

"Jadi bijak bersuara, bijak bermain media sosial, supaya dapat menjaga Pemilu di 2024 ini menjadi sejuk dan damai. Lalu kalau mau menunjukkan dukungan jangan buat konten yang menjelek-jelekan tapi tampilkan hal positif dari yang didukung. Jangan sampai merendahkan martabat orang lain," tegas Budi.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya