Anies Usung Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah ke Tingkat Nasional

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya mengusung program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) jika terpilih nanti menjadi presiden.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Des 2023, 17:56 WIB
Diterbitkan 01 Des 2023, 17:54 WIB
Anies Baswedan
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan dalam acara bertajuk 'Dialog Pers Bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023). (Liputan6.com/Winda Nelfira).

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya mengusung program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) jika terpilih nanti menjadi presiden.

Program BOTI diketahui merupakan salah satu program yang pernah dikerjakan Anies sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Di Jakarta prinsip yang dipegang adalah prinsip keadilan, kesetaraan, semua fasilitas yang disiapkan setara untuk semua. Dari mulai berbicara tentang pembiayaan, di mana Bantuan Operasional Tempat IBadah (BOTI) itu diberikan kepada semua tempat ibadah, semua agama, kemudian juga untuk para pekerja keagamaan di rumah-rumah ibadah," kata Anies di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 30 November 2023.

Anies menambahkan, saat menjadi Gubernur DKI, semua kelompok agama diberikan keleluasaan merayakan hari raya. Oleh karena itu, kebijakan yang sama akan diterapkan bila terpilih sebagai presiden di pilpres 2024.

"Nah ini juga semangat yang akan kami bawa ke tingkat nasional, supaya kerukunan kedamaian itu ditopang dengan rasa keadilan," ucap Anies.

Menurut Anies, negara harus hadir menjamin perlidungan kepada semua pemeluk agama. Sebab, kata dia, warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan.

"Lima tahun di Jakarta kemarin adalah lima tahun yang teduh, damai dan tenang, itu karena kerja-kerja bersama yang luar biasa," kata Anies.

Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga akan membawa program down payment (DP) nol rupiah ke tingkat nasional. Ini akan beriringan dengan visi Anies untuk memberikan kemudahan masyarakat akses rumah.

"Jadi DP nol rupiah itu kan memang bisa saja kita ejewantahkan ke skala nasional. Jadi DP nol rupiah itu memudahkan untuk pengurangan DPnya. Yang biasanya memang berat untuk membayar DP yang besar dinolkan dengan bantuan dari pemerintah. Nanti memang bisa dielaborasi, kita akan masih kaji lagi ke depan," ujar Jubir Timnas AMIN Usamah Abdul Aziz di Rumah Perubahan, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis 30 November 2023.

Kampanye Pemilu Hari Keempat, Anies Dialog soal Demokrasi hingga KKN Bareng PWI

Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan dalam sesi tanya jawab di acara 'Dialog Pers dan Capres Bersama PWI di Kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023). (Foto: Dokumentasi Timnas AMIN).

Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, menghadiri dialog bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Kantor PWI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).

Anies disambut jajaran PWI Pusat. Ada Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, serta Anggota Pengurus PWI Pusat Uni Lubis hingga Ninuk Mardiana Pambudi.

Dia tiba pukul sekira 13.48 WIB. Terlihat pula, Co-Captain Timnas Pemenangan AMIN Sudirman Said dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.

Anies bakal menjawab setidaknya lima pertanyaan rahasia yang dikirimkan PWI Pusat kepada Anies sebelum dialog digelar. Pertanyaan itu berkaitan dengan berbagai isu mulai dari demokrasi sampai korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hendry menyebut, kegiatan bertajuk 'Dialog Pers dan Capres PWI Pusat' salah satu event menuju Hari Pers Nasional (HPN) 2024.

Anies sendiri mengatakan, senang bisa kembali berdiskusi dengan PWI Pusat. Pasalnya, Anies mengaku amat dekat dengan PWI dari lama bahkan saat tinggal di Yogyakarta.

"Hari ini senang sekali bisa kembali ngobrol dengan bapak Ibu sekalian terkait dengan banyak hal," kata Anies.

Pada dialog pertama, Anies membahas ihwal demokrasi di Indonesia. Terutama, terkait kebebasan berekspresi.

"Termasuk dalam UU ITE. Di situ kami melihat ada pasal-pasal yang perlu direvisi sehingga tidak menimbulkan rasa takut di dalam berekspresi," kata Anies.

Contohnya, kata Anies masih banyak warga Indonesia yang menggunakan berbagai istilah saat menyampaikan kritik di media sosiap.

"Selama di sosmed orang masih nyebut kata Indonesia dengan istilah Wakanda dengan istilah Konoha, maka Indonesia masih ada masalah. Kalau kita sudah berani dengan menyebut dengan nama Indonesia maka perasaan takut itu tidak boleh ada," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya