Pemprov Sulteng Ajak Pelajar SMA Bijak Bermedia Sosial dengan Meningkatkan Literasi Digital

Pemprov Sulteng mengadakan sosialisasi literasi digital bagi pelajar SMA di Kota Palu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi remaja agar bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial, serta menghindari konten negatif.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Jul 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 20:00 WIB
literasi digital
Ilustrasi literasi digital (ilustrasi: AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mendorong peningkatan literasi digital bagi para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Pemprov Sulteng, Sudaryano R Lamangkona mengatakan, peningkatan literasi digital perlu dilakukan agar para pelajar bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial.

"Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya," kata Sudaryano dalam kegiatan sosialisasi literasi digital di SMAN 7 Palu, dilansir dari Antara, Rabu (10/7/2024).

Ia menekankan bahwa digitalisasi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, termasuk mengubah sikap dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, sosialisasi ini bertujuan memberikan edukasi tentang dunia digital dan bermedia sosial yang cerdas, beretika, dan bijak, terutama bagi remaja.

Ia menambahkan, digitalisasi mampu mengubah cara bersikap, berpikir, dan berperilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa menjadi positif atau negatif tergantung dari setiap individu.

"Dampak digitalisasi saat ini mempercepat proses pertukaran informasi dan komunikasi, serta memberikan akses lebih luas terhadap pengetahuan dan sumber daya melalui internet," ucap Sudaryano.

Sudaryano mengimbau, agar masyarakat, khususnya remaja, dapat menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijak, terutama menghindari konten-konten yang tidak bermanfaat.

"Agar menghindari konten tidak senonoh, perundungan, mengintimidasi, menggunakan kata-kata kasar, membagikan foto korban kecelakaan atau meninggal dunia, sampai pada perbuatan judi yang dilarang oleh negara bahkan agama," tegasnya.

Ia mengatakan bahwa era digitalisasi saat ini juga telah merujuk pada proses mengubah informasi dari bentuk analog menjadi format digital, salah satu contohnya adalah perpustakaan digital.

Dalam kesempatan itu, Sudaryano juga memutarkan audio lagu berjudul Legenda Tawaeli yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital begitu berkembang saat ini dan masyarakat, khususnya para generasi muda, harus bisa beradaptasi dan menggunakan teknologi dengan bijak," ujarnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya