Liputan6.com, Jakarta Di era media sosial saat ini, konten bermunculan dengan kecepatan luar biasa. Sebagian besar mungkin berlalu begitu saja tanpa banyak perhatian, namun ada juga yang seketika mencuri perhatian dan berubah menjadi tren viral. Salah satu fenomena terbaru yang tengah menghebohkan dunia maya adalah Italian Brainrot.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Italian Brainrot, atau juga dikenal sebagai AI Italian Animals, merujuk pada serangkaian video, karya seni, dan meme bergaya brainrot yang menggabungkan hewan dengan berbagai objek seperti pesawat, kelapa, atau memberikan ciri-ciri manusiawi, khususnya kaki dan sepatu. Video-videonya biasanya menggunakan suara AI beraksen Italia, dengan narasi kocak yang menghubungkan nama karakter dengan pernyataan-pernyataan absurd tentang agama atau topik acak lainnya.
Seiring waktu, demam Italian Brainrot menyebar luas, melahirkan berbagai versi lokal dari negara lain, termasuk di Indonesia dengan adaptasi seperti Tung Tung Tung Sahur, Boneca Ambalabu. Berikut kisah dibalik tren meme Italian Brainrot yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (27/4/2025)
Apa Itu Italian Brainrot?
Istilah Italian Brainrot berakar dari ekspresi bahasa Inggris "brain rot", yang secara harfiah berarti "pembusukan otak". Dalam konteks dunia maya, istilah ini merujuk pada kondisi mental yang memburuk akibat konsumsi konten daring yang tidak merangsang atau bersifat remeh. Dalam tren ini, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan jenis hiburan absurd dan membingungkan yang mendominasi perhatian banyak pengguna media sosial, khususnya generasi muda.
Konten Italian Brainrot umumnya menampilkan makhluk-makhluk buatan AI yang memiliki penampilan aneh dan tidak masuk akal. Para "monster" ini merupakan gabungan hewan dengan berbagai objek atau ciri-ciri manusia, seperti Tralalero Tralara, seekor hiu dengan tiga kaki dan sepatu sneakers, atau Tung Tung Tung Sahur , tongkat kayu yang membawa tongkat kayu lain. Nama-nama karakter ini tidak memiliki makna logis, dan masing-masing diiringi oleh suara musik atau melodi absurd dengan pengucapan berbahasa Italia melalui teknologi text-to-speech, seringkali memadukan kata-kata tanpa arti yang jelas.
Pada awalnya, makhluk-makhluk ini diciptakan secara individu, namun seiring berjalannya waktu, komunitas kreator memperluas konsep ini dengan membuat "sejarah", "kehidupan", bahkan "pertempuran" antar monster. Akibatnya, tren ini berkembang menjadi semacam semesta cerita mini yang tersebar luas di TikTok, membentuk jaringan karakter yang terus bertambah.
Advertisement
Asal-usul Tren Italian Brainrot
Asal-usul pasti tren Italian Brainrot sulit dilacak, namun diketahui bahwa pada awal Januari 2025, pengguna TikTok bernama @eZburger401 mengunggah video berjudul Tralalero Tralala. Video tersebut menampilkan seekor hiu memakai sepatu Nike, ditemani narasi teks-ke-suara beraksen Italia yang berima kocak seperti: "Tralalero Tralala, Goddamn God and goddamn Allah, I was with my damn kid, shit, playing Fortnite, when at one point my grandma comes in."
Meskipun akun @eZburger401 kemudian diblokir oleh TikTok, potongan suara video ini diadopsi oleh kreator lain, seperti @elchino1246 yang mengunggah ulang konten tersebut pada 8 Januari 2025. Tidak lama kemudian, TikToker @amoamimandy.1a mempopulerkannya lebih luas dengan memposting video "Tralalero Tralala" versi hiu bersepatu Nike biru — video ini berhasil meraih lebih dari 17 juta tayangan dan 1 juta likes hanya dalam tiga bulan.
Popularitas tren ini meledak secara eksponensial di TikTok dalam beberapa bulan berikutnya. Berbagai kreator berlomba membuat gambar hewan aneh bergaya AI, dipadukan dengan narasi suara khas Italia. Pada 14 Maret 2025, akun TikTok @tjantv bahkan mengunggah video berisi peringkat semua karakter Italian Brainrot, yang meraih lebih dari 7 juta penayangan hanya dalam lima hari. Tak lama kemudian, tren ini juga merambah ke YouTube, dengan kanal seperti @nazarsmemes yang mengumpulkan ribuan penonton untuk kompilasi semua karakter Italian Brainrot.
Fenomena ini tidak hanya berhenti di komunitas berbahasa Inggris. Adaptasi lokal muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia yang mengusung formula serupa namun dengan sentuhan budaya lokal.
Kontroversi Tren Meme Italian Brainrot
Di balik popularitasnya yang melesat, tren Italian Brainrot juga menuai berbagai kontroversi dan kritik tajam. Di satu sisi, meme-meme absurd seperti Bombardiro Crocodilo, bum bum bini Guisni, dan Tralellero Trallala mengundang gelak tawa dan kreativitas di kalangan pengguna muda. Namun di sisi lain, tren ini dianggap bermasalah karena mempermainkan stereotip budaya Italia dan berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Beberapa pihak, seperti Joe Carrozzo, konten kreator keturunan Italia-Australia, secara terbuka menyuarakan kekecewaannya terhadap tren ini. Carrozzo mengkritik penggunaan elemen bahasa Italia yang asal-asalan dan penggambaran stereotip yang menurutnya mencoreng citra budaya Italia. “Kami tidak berbicara seperti itu! Ini mengejek bangsa kami dengan meniru bahasa dan budaya secara serampangan,” tegasnya. Bagi banyak orang keturunan Italia, tren ini bukan sekadar lelucon konyol, melainkan bentuk representasi yang menyesatkan dan merendahkan.
Dari sudut pandang akademis, ahli linguistik dan etimologi media sosial, Adam Aleksic (@etymologynerd), mengajak untuk melihat fenomena Italian Brainrot dari kacamata postmodernisme. Menurutnya, tren ini menyoroti kebingungan antara apa yang nyata dan yang palsu di era algoritma dan kecerdasan buatan.
Ketika kita melihat perpaduan yang tidak masuk aka, seperti kepala unta dengan tubuh kulkas, kita dihadapkan pada ketidakpastian tentang apa yang bisa kita percayai di dunia digital. Aleksic berpendapat bahwa melalui absurditas ini, meme-meme brainrot menantang batasan antara realitas dan imajinasi, bahkan menjadi bentuk perlawanan terhadap klasifikasi sosial yang kaku.
Namun, tidak semua refleksi filosofis ini menutup mata terhadap potensi dampak negatifnya. Penelitian yang masih dalam tahap awal, seperti yang dikemukakan oleh Dr. Susanne Schweizer dari UNSW School of Psychology, memperingatkan bahwa konsumsi konten berulang dan kompulsif seperti Italian Brainrot bisa meningkatkan risiko gangguan emosional, terutama bagi individu yang rentan terhadap perilaku adiktif. Konten pendek, acak, dan penuh distraksi ini bisa memperburuk kondisi seperti kelelahan mental, gangguan konsentrasi, hingga mempercepat munculnya gejala pikiran negatif berulang, faktor risiko utama untuk gangguan emosi.
Clinical psychologist Carlos Hidalgo juga menambahkan bahwa konsumsi berlebihan konten seperti ini dapat mempengaruhi struktur otak, mendorong perilaku pasif dalam proses belajar, dan memperparah kesepian di kalangan pengguna muda. Mengingat otak remaja masih dalam tahap perkembangan, paparan berlebihan terhadap tren semacam ini bisa membawa konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan kognitif dan emosional mereka.
Di sisi lain, dari perspektif branding dan pemasaran, fenomena Italian Brainrot juga memicu perdebatan tentang bagaimana merek berinteraksi dengan tren internet. Francesco De Nittis, seorang konsultan pemasaran di Human Centric Group, menyebut tren ini sebagai "pelajaran kilat" tentang cara merebut perhatian Gen Z. Ia menekankan bahwa kekacauan dan absurditas adalah bagian dari daya tariknya — namun memperingatkan bahwa sekadar ikut-ikutan tanpa identitas yang jelas akan membuat brand mudah dilupakan.
“Siapa pun bisa memposting meme pasta, tapi hanya merek dengan suara yang jelas yang mampu mengubah tren ini menjadi koneksi jangka panjang,” kata De Nittis. Contohnya, Ryanair, yang berhasil tetap relevan di TikTok karena tetap otentik terhadap citra mereka — murah, kacau, dan aneh dengan cara yang justru memikat.
Advertisement
Meme Italian Brainrot Paling Populer
Seiring fenomena Italian Brainrot yang terus menyebar luas di TikTok dan platform sosial lainnya, sejumlah karakter absurd berhasil mencuri perhatian dan menjadi ikon dalam tren ini. Berikut adalah beberapa meme brainrot yang paling populer
1. Tralalero Tralala
Salah satu meme Italian Brainrot pertama dan paling ikonik adalah Tralalero Tralala. Meme ini menampilkan suara text-to-speech berbahasa Italia yang berbunyi, "Tralalero Tralala, porco dio e porco Allah," sambil diiringi gambar AI absurd seperti hiu mengenakan sepatu Nike atau wajah kucing pada tubuh ayam. Popularitasnya yang masif bahkan memunculkan remix lagu phonk, memperluas penyebarannya ke berbagai jenis konten lain seperti edit-an anime dan video sepak bola.
2. Bombardiro Crocodilo
Meme Bombardiro Crocodilo menggabungkan konsep satir tentang hewan dan mesin: seekor buaya antropomorfik yang berubah menjadi pesawat pembom militer. Diceritakan dengan suara text-to-speech Italia yang berirama, meme ini mengingatkan pada gaya humor absurd ala Bitcoin Burger dari Prancis. Popularitas Bombardiro melahirkan "keluarga" baru dari karakter brainrot, seperti Bombombini Gusini, dengan format lelucon serupa.
3. Boneca Ambalabu
Meski berasal dari varian Indonesian Brainrot, Boneca Ambalabu mendapat tempat istimewa dalam ekosistem meme absurd ini. Karakter ini merupakan kombinasi katak, ban mobil, dan kaki manusia, menciptakan figur yang sekaligus aneh dan lucu. Diluncurkan oleh TikToker @ofuscabreno, Boneca Ambalabu terus memikat para pengguna, terutama setelah banyak karakter brainrot lain dari Indonesia juga mulai viral.
4. Tung Tung Tung Sahur
Meskipun sering disalahartikan sebagai bagian dari Italian Brainrot, Tung Tung Tung Sahur sejatinya berasal dari Indonesian Brainrot. Karakter ini berbentuk anomali menyerupai genderang ronda malam, terkenal dengan suara ketukan "tung tung tung" yang menyeramkan. Legenda urban menyebut bahwa jika panggilan sahur ini diabaikan, makhluk ini akan menghantui. Tung Sahur dikenal memiliki evolusi dan juga memiliki kisah keluarga, menikah dengan Tralalero Tralala dan menjadi ayah dari Anak Tung Tung Sahur.
5. Brr Brr Patapim
Karakter absurd lain yang melejit adalah Brr Brr Patapim, makhluk brainrot yang disebut-sebut sebagai alter ego Elon Musk, menjabat sebagai "presiden bayangan Amerika." Dengan latar cerita yang penuh teori konspirasi konyol, Brr Brr Patapim memperlihatkan bagaimana narasi brainrot bisa berkembang menjadi lore yang sangat absurd namun menghibur.
6. Garamaraman dan Madudungdung Tak Tuntung Perkuntung
Dari lini Indonesian Brainrot, karakter Garamaraman dan Madudungdung menawarkan salah satu cerita latar paling kompleks. Dahulu manusia biasa, ia dikutuk menjadi makhluk aneh karena obsesinya terhadap lagu "garam dan madu". Dengan kekuatan super seperti Legborne Might (kekuatan kaki luar biasa), Preservative Aura (perlindungan dari kerusakan), dan Head Slam (serangan menghancurkan tanah), karakter ini menjadi lambang kekacauan epik dalam dunia brainrot.
