Guru Kimia Gendong Anak Selama Mengajar Untuk Alasan Ini

Zhang Wei, seorang guru di China terpaksa mengajar sambil menggendong anaknya yang lemah karena penyakit leukimia yang dideritanya.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 27 Mei 2015, 14:51 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 14:51 WIB
Guru Kimia Gendong Anak Selama Mengajar Untuk Alasan Ini
Zhang Wei, seorang guru di China terpaksa mengajar sambil menggendong anaknya yang lemah karena penyakit leukimia yang dideritanya.

Citizen6, China Seorang ibu yang berprofesi sebagai guru di China memiliki kisah mengharukan. Pasalnya, hari-harinya dihabiskan untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa sambil membawa anaknya yang menderita leukimia stadium tiga. 

Dilansir stomp.com pada Rabu (27/5/2015), Zhang Wei (32) seorang guru di sekolah menengah di Hanshou, Provinsu Hunan, China terpaksa mengajar sambil menggendong anaknya yang lemah karena penyakit leukimia yang dideritanya. Walaupun terasa sangat lelah tapi Wei tak tega membiarkan anaknya di asuh oleh orang lain.

Zhang Wei saat mengajar kelas kimia sambil menggendong Tutu/stomp.com

Ia pun dituntut bekerja mati-matian agar dapat mengumpulkan uang untuk menutupi tagihan medis untuk perawatan anaknya yang bernama Tutu. Tutu diketahui telah intens menjalani kemoterapi sejak di diagnosis tahun lalu.

Tutu saat duduk di depan kelas/stomp.com

Wei pertama kali melihat bahwa ada sesuatu yang salah dengan anaknya pada bulan Juni tahun lalu. "Dia sering mengalami demam dan kaki yang terasa lemah. Kadang-kadang ia juga tidak bisa berdiri," tutur Wei.

Setelah didiagnosa mengidap leukimia akut lymphobic Tutu telah menjalani 11 program kemoterapi dalam kurun waktu 8 bulan, dengan menghabiskan biaya hingga 300 ribu Yuan atau setara dengan Rp 64 juta.

Zhang Wei saat berbelanja kebutuhan Tutu/stomp.com

Namun, dokter yang menangani Tutu mengatakan bahwa Tutu memiliki bentuk kanker yang sangat agresif, sehingga jika tanpa operasi ia hanya akan bertahan hidup sampai Agustus.

"Tutu tidak memiliki kekuatan untuk bergerak lagi, tapi dia bilang dia akan mencoba untuk bertahan sampai Agustus," lanjut Wei.

Ekspresi sedih Tutu saat berada di kamar/stomp.com

Wei bertekad untuk menjaga Tutu dengan suaminya yang juga seorang guru di sebuah sekolah yang jauh dari rumahnya. Setiap hari ia harus bangun pukul 06.00 pagi dengan membawa Tutu menggunakan sepeda ke sekolah.

Kisah yang mnegharukan bukan, bagaimana menurut Anda?

(ul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya