Citizen6, Jakarta - BWF World Championship merupakan salah satu ajang bulu tangkis bergengsi di dunia. Turnamen badminton ini pertama kali diadakan pada tahun 1977 dan masih berlangsung hingga sekarang. Tahun ini, BWF World Championship berlangsung di Jakarta.
Selain diikuti oleh pebulu tangkis tangguh asal Indonesia, pebulut angkis dunia juga ambil bagian di ajang ini. Siapa sangka, bagi beberapa pemain, ajang ini bak momen pulang kampung.
Advertisement
Ya, beberapa pemain bulu tangkis dunia tersebut ternyata masih memiliki ikatan dengan Indonesia. Salah satunya adalah pebulu tangkis asal Belgia, Yuhan Tan.
Advertisement
On another note, my sister @liannetan20 fought her way to the podium today! Super proud and happy, more tomorrow! pic.twitter.com/glygYUitSq
— Yuhan Tan (@Yuhan_Tan) June 26, 2015
Yuhan Tan merupakan pemain bulu tangkis kidal yang lahir pada tanggal 21 April 1987 di Bilzen, Belgia. Pria yang satu ini nyatanya telah menjuarai turnamen Bulu tangkis Belgia sebanyak delapan kali. Hal ini menjadikan Yuhan pebulu tangkis pria paling sukses dalam sejarah olahraga Belgia. Tak hanya itu, Yuhan juga menjadi pemain tunggal putra termuda yang lolos ke Olimpiade 2008 di Beijing.
Meski lahir di Belgia, Yuhan masih sering datang ke Indonesia. Ayahnya yang orang Bandung serta banyaknya keluarga yang masih tinggal di Bandunglah yang membuatnya sering ke Indonesia. Yuhan yang fasih berbahasa Indonesia ini mengaku dikenalkan pada bulu tangkis oleh ayahnya sendiri. Sejak kecil, ia sering bermain dengan ayahnya dan lanjut fokus bermain hingga menjuarai beberapa turnamen.
Menurut Yuhan, di Belgia sangat susah untuk mendapatkan sparing partner. Seringkali ia mesti ke Luxemburg untuk mencari lawan yang seimbang. Meski level pemain di Belgia masih jauh dari pemain Indonesia, namun bagi Yuhan PBSI Belgia memiliki struktur yang cukup bagus.
Kultur masyarakat Belgia yang lebih mementingkan pendidikan jugalah yang membuat bulu tangkis di Belgia tak terlalu populer. Di Belgia, sepak bola lebih populer dibanding badminton.
Meski fokus terhadap bulu tangkis, Yuhan tak melupakan pendidikannya. Saat ini, mahasiswa kedokteran di Universitas Maastricht ini bahkan mesti berpandai-pandai membagi waktu. Sebab, ia pun tengah menjalani koas.
Yuhan sendiri mengakui jika mesti memilih, ia akan memilih menjadi dokter ketimbang pebulu tangkis. Ketertarikannya terhadap bidang kedokteran serta keinginannya mengambil spesialis bedahlah alasannya. Karenanya, sulit baginya untuk tetap berkarier sebagai pebulu tangkis. (sul)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini