Fakta Sangar Perompak Somalia yang Bikin Nyali Pelaut Ciut

Robin Hood, seorang pencuri yang memberikan harta curiannya kepada para orang yang tidak mampu, rupanya menjadi inspirasi.

oleh Azwar Anas diperbarui 07 Mar 2016, 12:31 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2016, 12:31 WIB
Perompak Somalia
Punya Sindrom "Robin Hood"

Citizen6 Jakarta - Kamu yang pernah menyaksikan film Captain Phillips mungkin akan langsung mengamini pendapat betapa sangar dan nekatnya perompak Somalia. Film yang dibintangi aktor kawakan Tom Hanks itu memang diangkat dari kisah nyata perompakan Maersk Alabama pada 2009.

Perompak di Somalia ini susah untuk diajak bernegosiasi. Yang mereka mau hanya menjarah dan mendapatkan banyak uang. Berikut fakta sangar yang membuat perompak Somalia begitu ditakuti.

Punya Sindrom Robin Hood

Legenda Inggris Robin Hood, seorang pencuri yang memberikan harta curiannya kepada para orang yang tidak mampu, rupanya menjadi inspirasi kaum perompak di Somalia. Mereka selalu menganggap dirinya benar meski mencuri adalah sebuah kesalahan. Awalnya mereka mengaku sebagai penjaga laut Somalia karena maraknya illegal fishing. Namun lambat laun mereka mulai merampok kapal apa saja yang melintas. Bahkan kapal dari PBB yang membawa bahan makanan bagi penduduk Somalia pun dijarah. Sejak saat itu mereka bisa menghasilkan jutaan dolar dari merampok kapal barang yang memiliki nilai fantastis.

Susah Dibedakan, Antara Perompak dan Nelayan

Perompak Somalia
Punya Sindrom "Robin Hood"

Para angkatan laut dari negara-negara Eropa dan Amerika terkadang susah membedakan mana perompak dan mana nelayan. Masalahnya penampilan mereka tidak ada yang berbeda. Para angkatan laut baru akan tahu apakah mereka perompak atau tidak setelah memeriksa kapalnya. Jika di sana ada AK-47 berarti mereka seorang perompak karena tidak mungkin seorang nelayan membawa senjata.

Tidak Tersentuh Hukum

Perompak Somalia
Punya Sindrom "Robin Hood"

Perompak di Somalia sama sekali tidak tersentuh oleh hukum dari mana saja. Secara internasional wilayah laut yang sering digunakan untuk menjarah itu benar-benar lawless atau tak berhukum. Sementara itu, Somalia sendiri tidak terlalu memperhatikan keadaan lautnya. Negeri ini terlalu sibuk dengan keadaan dalam negeri yang sangat memusingkan karena kemiskinan. Jadi mau terjadi apa-apa di laut mereka tidak akan peduli.

Perompakan Kapal Sudah Menjadi Industri

Perompak Somalia
Punya Sindrom "Robin Hood"

Satu kelompok perompak rata-rata mampu membawa pulang 150 juta dolar per tahun. Atau setiap anggota perompak akan mendapatkan 2 juta dolar per tahun. Keuntungan ini membuat banyak orang di Somalia ingin menjadi perompak. Bahkan menjarah kapal laut menjadi sebuah bisnis paling menguntungkan yang pernah ada. Uang-uang yang mereka dapatkan akan diinvestasikan.

Menjadi Perompak Sangat Mudah Dilakukan

Perompak Somalia
Perompak

Satu hal yang membuat “bisnis” perompakan menjadi sangat maju di Somalia adalah mudahnya jadi perompak. Yang diperlukan hanyalah memiliki senapan, kapal, ataupun perahu boat. Lalu selanjutnya banyak-banyak nongkrong di lautan dan menunggu kapal-kapal pengangkut barang yang melintasi wilayah lautan di Somalia. Perompak hanya perlu mengendarai kapalnya mendekat ke kargo-kargo yang bergerak. Mereka tidak perlu takut jika akan kena serangan balik. Peraturan internasional melarang kapal barang membawa senapan.

(war)

* Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya