Usia 71 Tahun, Nenek Ini Masih Duduk di Bangku Sekolah Dasar

Tuntutlah ilmu sampai akhir hayat, pepatah ini tampaknya dipegang teguh oleh Loise Tukongole.

oleh Karmin Winarta diperbarui 08 Mar 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 11:30 WIB
Usia 71 Tahun, Nenek Ini Masih Duduk di Bangku Sekolah Dasar
Tuntutlah ilmu sampai akhir hayat, pepatah ini tampaknya dipegang teguh oleh Loise Tukongole.

Citizen6, Jakarta Tuntutlah ilmu sampai akhir hayat, pepatah ini tampaknya dipegang teguh oleh LoiseTukongole. Perempuan dengan 15 anak ini sampai sekarang tercatat sebagai siswa di Sekolah Dasar Tiaty, Baringo county, Kenya.

Seperti tampak dalam foto, perempuan berusia 71 tahun ini pada Rabu, 2 Maret 2016 bersama teman-temannya pulang sekolah bersama siswa lain.

Tentu sangat sulit menemukan orang segigih dia, menuntut ilmu dalam usia renta. Perjuangan Loise sangat mirip dengan apa yang digambarkan dalam film "The First Grader". Dalam waktu dekat ia akan menghadapi ujian untuk memperoleh sertifikat kelulusan Kenya Certificate of Primary Education (KCPE).

“Hidup hanya sekali, dan saya memutuskan mengambil tantangan ini, meskipun keempat belas anak saya tak satupun yang bersekolah, saya tak berkecil hati, “ katanya dengan senyum.

Menurut nenek ini, dengan pendidikan bisa membantu mengubah hidupnya juga orang-orang di sekitarnya agar lebih baik, tidak seperti masa lalu. Selama ini ia membantu para perempuan yang akan melahirkan yang datang ke rumahnya. Biasanya aktivitas itu dilakukan pada hari minggu.

Di kelas, nenek Louise duduk bersama dua siswa laki-laki Kenneth Kulei (15 th) dan Joshua Keris (13 th). Menurut salah satu siswa, nenek Louise selalu rajin dan disiplin. Ketika ada siswa lain yang berisik, ia orang pertama yang berteriak menyuruh teman-temannya untuk diam.

Selama berpuluh-puluh tahun Louise menjadi “bidan” di wilayahnya. Beberapa guru yang mengajar di sekolah tersebut sewaktu lahir dialah yang membantunya. Dia menceritakan pengalamannya sambil tertawa.

Nenek ini sangat peduli pada orang-orang di sekitarnya. Ia merasa terganggu dengan anak-anak remaja yang sudah menikah, padahal mereka masih punya kesempatan belajar. “Itulah salah satu alasan kenapa saya kembali ke sekolah, “kata perempuan yang telah ditinggal mati suaminya pada 2006.

Menurut salah satu gurunya, James Barchiba, Louise adalah pekerja keras dan memiliki semangat tinggi dalam membaca dan menulis. Ia selalu berpakaian rapi dengan baju yang terbuat dari tenun.

Pada jam-jam istirahat, Louise memilih duduk di bawah pohon dan bercerita kepada teman-teman sekelasnya untuk belajar juga adat istiadat dan budaya yang mereka miliki.

Perjuangan yang layak diteladani.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya